Just Junghyo✔

Galing kay ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... Higit pa

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Misunderstanding

1.2K 79 45
Galing kay ShiaMoer

Cerita terinspirasi dari bagian sebuah novel.

.

"Cepat, Jihyo! Kelas akan di mulai. Waktu akan habis, kau tidak bisa hanya menjadi patung terus!"

Tubuh molek Jihyo terdorong ke depan, cukup kuat dihentakkan oleh Eunha. Hal ini cukup mengaggetkan Jihyo menatap horror Eunha.

"Aku tidak mau terlambat masuk ke kelas Pak Byun hanya karena menunggumu bergerak saja." Kali ini Rose pun ikut mendorong punggung Jihyo.

Jihyo mendengus kasar, "iya sabar. Aku mengerti. Kalian tak perlu mendorong ku. Aku bisa berjalan tahu!"

"Cepat, sebelum kak Taehyung pergi. Kau lihat dia seperti sudah bersiap-siap meninggalkan kantin. Jangan biarkan kesempatan ini sia-sia, Jihyo. Ungkapkan semuanya." Ujar Eunha menatap ke dalam kantin.

Jihyo dan Rose pun melakukan hal sama. Mereka bertiga berdiri di luar kantin memandangi sekelompok pria yang duduk di pojok kiri kantin yang cukup ramai ini. Mata mereka terus memandangi kumpulan Taehyung -kakak senior mereka yang cukup populer di kampus ini- terlihat asik bergurau dengan temannya.

Jihyo memejamkan matanya. Dadanya berdebar kencang. Ia rasa tangannya mulai bergetar ketika keringat dingin di tubuhnya begitu terasa.

"Ayo, Jihyo! Kau pasti bisa!"

Itulah kalimat terakhir Rose, setelah Jihyo memantapkan langkahnya memasuki kantin ramai itu menuju tempat Taehyung berkumpul.

Derap langkah Jihyo yang awalnya cepat perlahan memelan ketika ia hampir sampai pada tujuan. Nafasnya sedikit sesak ketika menyadari langkahnya sebentar lagi sampai di meja Taehyung.

Kehadiran Jihyo di tengah-tengah meja pojok ini mengheningkan mereka yang sedari tadi asik mengobrol.

Jihyo meneguk ludahnya susah payah memandangi sosok pria tampan pemilik suara husky itu. Dia tersenyum pada Jihyo.

Kepala Jihyo menunduk, tangannya semakin gemetar. Jari-jarinya bermain di depan. "Ka-kak... Taehyung... "

"Kenapa, Jihyo?" Taehyung masih memperlihatkan senyum manisnya.

"Kau sudah makan siang, Jihyo? Kalau belum, pesan saja nanti aku yang bayar."

Jihyo menggeleng keras. Ia harus menyelesaikan ini semua sebelum jantungnya mulai meloncat keluar.

"Bukan itu! Kak Taehyung!"

Taehyung masih saja tersenyum yang mana membuat para gadis yang tak sengaja melihatnya malah tersipu malu.

"Lalu apa, Ji-"

"Aku hamil, kak!"

Hening.

Ucapan Jihyo yang cukup keras mengheningkan suasana kantin di bagian kiri yang tak sengaja mendengarnya.

Di bagian meja Taehyung tampak semua orang terkejut. Mereka diam seketika tak bersuara menoleh pada Taehyung. Si pria husky itu sudah menggeram marah, rahangnya menegas, tatapan matanya berubah tajam yang kian nya tadi begitu lembut. Tak disangka tangan Taehyung sudah terkepal kuat.

Taehyung lantas berdiri, "siapa orangnya, Jihyo?" Suaranya terdengar rendah namun tersirat menahan emosi.

Jihyo membulat melihat reaksi Taehyung. Dia menundukkan kepala.

Brak!

"Jawab Jihyo!!! Siapa orangnya!!" Taehyung menggebrak kuat meja itu. Teman-teman nya pun hanya bisa diam melihat Taehyung takut.

"Ka-kak Tae--"

"Siapa, Jihyo!"

Jihyo tersentak mengangkat kepalanya, "Jungkook, kak..."

"Brengsek!!"

Tanpa mendengar respon Jihyo lagi, Taehyung seperti kalang kabut melangkah kakinya dengan lebar menuju kantin sebelah kanan.

Matanya seperti menyala api. Di tubuhnya seperti terlihat ada kobaran api membara. Taehyung jelas terlihat marah. Dan lihat... Ia bisa melihat si Jeon bungsu itu tengah duduk mesra bersama gadis lain sementara adiknya baru saja mengaku dihamili oleh pria brengsek yang tak tahu malu itu.

"Kak Taehyung, tunggu! Tidak! Kakak!" Jihyo berusaha menggapai tangan Taehyung sebelum sesuatu yang tidak mengenakan terjadi. Dia gelagapan karena langkah Taehyung lebih mendekat pada tempat Jungkook.

Taehyung menggeram marah, ia mengepalkan tangannya kuat, hingga kemudian dengan kuat melayangkan tinjuan ke wajah tampan Jungkook.

Bugh!

"Brengsek! Sialan kau!"

Jungkook terjatuh begitu saja. Dia terkejut memandang Taehyung sambil memegang pipinya yang memanas. Dengan tatapan bingungnya, bertanya dalam hati kenapa Taehyung memukulnya tiba-tiba.

Seluruh kantin sontak terkejut memandang ke arah perkelahian.

"Jungkook?!" Jihyo terlambat, Jungkook sudah ambruk di lantai.

"Sialan, bangun kau!" Taehyung mencengkram kerah baju Jungkook kuat.

"Apa-apaan ini maksudmu? Kenapa kau memukulku?" Tanya Jungkook menahan perih di sudut bibirnya.

"Jangan berpura bodoh, Jeon Jungkook!" Taehyung menarik kerah baju Jungkook hingga pria itu berdiri berhadapan dengannya.

"Apanya, aku tidak mengerti." Jungkook menghentakkan tangan Taehyung dari kerah bajunya.

"Tidak mengerti maksudmu? Kau menghamili Jihyo!! Dan sekarang kau sedang bermesraan dengan gadis lain! Brengsek kau Jeon!"

Inilah yang Jihyo takutkan. Semua orang menonton mereka. Dan Jihyo merasakan debaran jantungnya semakin kalut melihat wajah Jungkook yang menatapnya terkejut dengan mata membesar padanya.

"Apa? Hamil? Bagaimana bisa? Aku selalu memakai pengaman."

Rasanya rahang Taehyung terjatuh seketika, "apa kau bilang?" Suaranya merendah bertanya pada Jungkook.

"Aku selalu memakai pengaman ketika bercinta dengan Jihyo."

Taehyung memejamkan matanya, dia memutar matanya pada Jihyo yang berdiri di sebelahnya dengan kaku.

Kepala Jihyo menggeleng cepat dengan bola mata besar. "Tidak. Ini bukan seperti yang kakak bayangkan. Ini salah paham, kak."

Taehyung mengabaikan Jihyo, dia kembali menatap Jungkook dengan bengis. "Selesaikan kelasmu, setelah itu bawa keluargamu menemui keluargaku. Kau harus bertanggung jawab, Jeon Jungkook."

Jihyo menahan nafas sesaat. Kejadian ini seperti mengalir begitu saja. Ini tak terpikirkan olehnya sama sekali. Bagaimana bisa ini menjadi kacau? Ya Tuhan, Jihyo bingung sekarang.

Seketika Jihyo menyesal menerima tantangan permainan Truth or Dare dari kedua teman bodohnya itu.

Sementara Eunha dan Rose yang sedari tadi hanya menjadi penonton saling pandang dengan terkejut. Mereka tidak bisa membantu sama sekali. Hanya berdoa, semoga Jihyo baik-baik saja.

***

Pertemuan keluarga Jeon dan Park ternyata sungguh berlangsung. Selama kedua keluarga itu berbincang, Jihyo berusaha menjelaskan bahwa semua ini salah paham. Tidak ada yang beneran hamil, ini semua hanya permainan kekanakan saja.

Walaupun Jihyo mengakui sering melakukan seks bersama Jungkook, tapi mereka selalu memakai pengaman atau melakukan di saat Jihyo sedang tidak subur.

Dan jujur, hubungan mereka berdua tidak sekedar hanya tetangga saja yang penasaran melakukan seks dan tanpa sengaja mereka ketagihan melakukan seks.

Sekarang Jihyo sudah berhadapan dengan Jungkook, mereka berdua diberi waktu berbicara. Ini adalah kesempatan Jihyo memberitahu semuanya sebelum terlambat.

"Jungkook, dengarkan aku baik-baik." Jihyo menatap dalam mata Jungkook.

"Ada apa, Jihyo? Kenapa wajahmu terlihat tegang, sebentar lagi kau akan menjadi Nyonya Jeon, berbahagia lah." Jungkook terlihat berbicara datar.

"Sialan, ini bukan tentang bahagia yang kau inginkan."

"Hei, berhenti mengumpat. Tidak baik, nanti anakku mendengarnya," Ujar Jungkook kemudian meletakkan tangan di perut rata Jihyo. "Jangan mendengarkan ibumu, ayah sayang padamu."

Jihyo menggeram pelan, "Jungkook... tidak ada bayi di sini, oke? Kau salah paham."

Jungkook mengernyit, "salah paham apa?"

"Aku tidak hamil, Jungkook. Ini cuman salah paham. Aku bermain Truth or Dare bersama Rose dan Eunha. Lalu aku memilih Dare, mereka menantangku untuk mengakui hamil di depan kak Taehyung dan bilang itu anakmu. Jadi semua ini adalah kebohongan." Ungkap Jihyo dengan wajah mulai memerah. Dia merasa malu mengakui semuanya di depan Jungkook.

Tatapan datar masih bertahan di wajah Jungkook. Dia hanya menampilkan sedikit kerutan di dahinya.

"Kurasa kau terlalu tegang, Jihyo. Sehingga mengatakan hal itu. Ah, tapi apa mungkin karena kau tidak mau menikah denganku? Bagaimana pun aku harus bertanggung jawab." Jungkook mengelus perut rata Jihyo lagi, "ini anakku, Jihyo. Aku tetap akan menikahimu."

Jihyo tercengang, "ya Tuhan..."

Jungkook malah mengecup bibir Jihyo, "aku tidak mau menerima penolakan. Pernikahan kita dua hari lagi, jauhkan pikiran negatifmu, Jihyo. Agar anak kita tetap sehat."

Lalu kemudian Jungkook membuka baju Jihyo sesampai di atas perut, memberikannya akses luas mengecupi perut Jihyo yang masih rata beberapa kali dengan senyum bahagianya.

Dan Jihyo tidak bisa melakukan apa-apa lagi.

***

"Kak Taehyung, tunggu!"

Taehyung berhenti melihat Jihyo yang berlari menuruni anak-anak tangga.

"Jangan berlari, Jihyo! Kau bisa jatuh, aku tidak mau calon keponakan ku celaka."

Jihyo berdesis, apalagi ini, Tuhan.

"Kak, aku ingin menjelaskan semuanya. Ini salah paham, kak."

"Apanya?" Taehyung bertanya cuek. Dia sudah siap dengan pakaiannya kasual nya untuk pergi ke kampus. Taehyung adalah mahasiswa akhir yang sibuk skripsi.

"Tentang kehamilan ini. Ini salah paham, kak. Aku tidak hamil, sungguh."

Taehyung menggeram kesal, "kenapa kau bilang begitu? Apa si Jeon itu tidak mau bertanggung jawab, hah?!"

Jihyo gelagapan, "apa? Bu-bukan itu, kak."

"Jangan membelanya Jihyo. Dia pantas bertanggung jawab. Besok kalian sudah menikah, jadi tetap jaga dirimu baik-baik dan juga calon keponakanku."

"Tapi, kak-"

"Oi Jungkook sialan, cepat bawa adikku memeriksa kandungannya," Taehyung memotong ucapan Jihyo dan mengalihkan perhatiannya pada pintu rumah.

Rupanya kebetulan sekali Jungkook datang sudah rapih dengan wajah berseri.

"Ayo, Jihyo. Kita harus ke rumah sakit memeriksa kandunganmu." Jungkook mendekat merengkug pinggang Jihyo.

"Tidak. Buat apa kita ke rumah sakit. Tidak ada bayi di sini. Aku tidak hamil, sungguh."

Sayang sekali kedua pria tampan itu hanya memandang Jihyo datar. Seolah tak mendengar ucapan Jihyo malahan.

"Kalau begitu, aku pergi. Jaga adikku Jeon."

"Hm." Jungkook membalas enggan, pasalnya ia tak suka dengan Taehyung semenjak insiden memukulnya tiba-tiba di kantin kemarin.

"Lepas, aku tidak hamil, Jungkook!"

"Jalan sendiri atau ku gendong?" Ancam Jungkook.

"Ya Tuhan... Kenapa bisa seperti ini, sih!" Gerutu Jihyo kesal.

Pada akhirnya Jihyo memilih menghentakkan kakinya berjalan keluar, di belakang Jungkook tersenyum geli.

***

"Jadi, dokter... Bagaimana kandungan kekasih saya?"

Jihyo mendelik pada Jungkook yang berdiri memandang sang dokter penuh binar. Sejak kapan pula ia resmi berpacaran dengan partner seks-nya ini.

Dan mustahil rasanya si dokter menjawab kabar baik. Ia hanya menurut saja ketika tadi disuruh dibaringkan di tempat tidur lalu perutnya diberikan gel yang dingin. Sekarang Jihyo hanya memutar bola matanya malas melirik perutnya masih terbuka membiarkan si dokter mengarahkan sebuah alat di atas perutnya.

"Kandungan kekasih anda sangat baik. Dia terlihat sangat sehat. Lihat, ini adalah janinnya, bisa dengarkan detak jantungnya."

Apa?! Jihyo terpelongo di tempat tidur itu.

Ternyata... Dia hamil sungguhan.

Belum lagi suara detak jantung calon bayinya terdengar begitu kuat.

Jihyo tersadar dari kebodohannya ketika Jungkook menggenggam tangannya erat dan mengecupnya beberapa kali.

"Su--sudah be--berapa lama, dokter?" Rasanya Jihyo ingin memukul mulutnya yang tiba-tiba terbata.

"Sudah tiga minggu, kuharapkan kau tetap menjaga kesehatanmu. Dan perhatikan terus pola makananmu mulai saat ini."

Jihyo temanggung. Dia pun tak dapat berkomentar sama sekali selama selesai pemeriksaan.

Ya Tuhan... Aku hamil. Aku sungguh dihamili Jungkook.

***

Keluarga Jeon dan Park begitu bahagia ketika Jungkook membagikan hasil USG janin di perut Jihyo. Walaupun masih sebesar biji kacang, tapi mereka sangat antusias dan hampir menangis tidak percaya.

"Lihat Taehyung, adikmu saja sudah bisa membuat anak, kau kapan membuatnya juga?" Nyonya Park menunjukkan hasil USG di depan muka Taehyung.

"Itu mudah ibu, tinggal memakai telunjuk aku bisa menghamili satu gadis." Hanya itu balasan cuek Taehyung.

Jihyo dibuat kesal, "tidak bisa begitu, kakak. Kau seolah membuat perempuan itu gampangan. Ku sumpahi kau tergila dengan satu gadis yang sulit kau taklukkan."

Mendengar hal itu, bukan hanya Taehyung yang bergidik, melainkan Yoongi juga selalu kakak Jungkook pun merinding. Sumpah itu seolah doa.

"Tidak baik bersumpah ketika hamil, Jihyo." Jungkook yang sedari tadi mengelus perut Jihyo sambil tersenyum sendiri pun angkat bicara.

Jihyo mendengus pelan, "berhentilah mengusap perutku. Ponselmu bergetar terus, Lisa mencarimu, bodoh."

"Jihyo, jangan pernah mengumpat lagi!" Kesal Jungkook.

Jihyo berdecak melipat tangannya di dada. Ia membuang muka ke arah lain, merasa sedang marah pada Jungkook.

"Ey... Kau cemburu?" Kalimat itu terlontar dari Taehyung dengan seringainya.

Wajah Jihyo seketika memerah menatap tajam Taehyung. Dia merasa Jungkook pun menatapnya dari samping.

"Apa? Tidak. Aku tidak peduli," elak Jihyo. "Jangan memandangku, aku tidak cemburu. Angkat teleponmu."

Jungkook hendak mengambil ponselnya yang sedari tadi bergetar di meja, tapi kemudian Yoongi duluan mengambilnya dan menjawab telepon si empu.

"Halo, ini Yoongi. Maaf sekali, Jungkook sedang sibuk mengelus perut calon istrinya. Dia tidak bisa memegang ponselnya, karena kedua tangannya terpakai. Selain di perut Jihyo, satu lagi di pinggang Jihyo. Baik, aku tutup."

"Kak Yoongi!" Wajah Jihyo semakin memerah pekat. Oh tidak! Barusan apa yang dilakukan pria pekerja itu, sih?!

"Wah, kau hebat kak Yoongi. Antara bodoh dan polos." Ujar Jihyo seakan ingin memukul wajah datar Yoongi. Mengapa dua Jeon ini menyebalkan sekali, sih?

"Jihyo! Tidak sopan!" Tegur Tuan Park pada anak bungsunya itu.

"Kalian seperti tidak menganggap kami ada, ya..." Nyonya Jeon bersuara dengan datar dengan senyum kecil di bibirnya.

"Jungkook, kau tidak boleh berhubungan dengan gadis lain. Besok kau sudah menikah dengan Jihyo," Ujar kepala keluarga Jeon tersebut.

"Lalu, kenapa kita masih duduk di sini ya, bukankah seharusnya kita harus menyebar undangan." Ujar Nyonya Park bingung.

Dan setelah itu, kedua keluarga itu malah terburu-buru keluar rumah kediaman Jeon itu karena ingin menyebarkan undangan sebelum matahari berganti menjadi bulan.

"Siapa yang berhungan dengan gadis lain, sih?" Jungkook bergumam namun masih dapat di dengar Jihyo dan kedua kakak lainnya.

"Ya kau. Bukankah kau berkencan dengan Lisa, kalian kemarin baru saja duduk bermesraan di kantin." Sepertinya Jihyo sedang menahan kecemburuannya. Ntahlah, dia pun merasa menjadi sangat sensitif.

"Tidak. Dia yang datang padaku. Aku hanya duduk saja, tidak ada pegang-pegang."

"Tapi, kalian sangat dekat! Duduk berdua tidak ada jarak, bahkan se sentimeter pun tidak terlihat."

Yoongi dan Taehyung yang duduk berhadapan dengan kedua pasangan itu hanya diam dengan mulut terbuka. Mereka berpikir, Jihyo hebat bisa sedetail itu.

"Tapi kami tidak melakukan apapun. Ada Mingyu dan Yugyeom juga di sana." Jungkook masih mengelak.

Jihyo menatap sengit, "kenapa kau tidak menghindar?! Apa bokongmu perlu ku tampar dulu?"

Bukannya membalas perkataan sengit Jihyo, Jungkook malah mendusel semakin mendekat dengan kerliangan nakalnya. "Ah sayang, aku lebih senangnya menampar bokongmu ketika kita melakukan seks di kamar."

Perkataan vulgar Jungkook berhasil memerahkan wajah serta telinga Jihyo. Belum lagi wajah Jungkook terbilang sangat dekat, ia bisa merasakan harum nafas Jungkook mengenai wajahnya.

"Ehem! Jauhkan tanganmu itu Jungkook dari adikku!" Taehyung bersuara lantang.

Jungkook memandang Taehyung datar, "buat apa? Aku juga sudah sering menjelajahi jariku di setiap inci tubuh Jihyo."

"Jungkook!!" Wajah Jihyo sangat panas.

"Hentikan bod--ah... Sayang maksudku."

Jihyo hanya bisa mengumpat dalam hati ketika tatapan mata Jungkook berubah tajam. Dia menjadi menduduk takut.

"Kurasa aku harus pergi. Ada kencan," Yoongi duluan bangkit dan pergi.

"Ah aku juga. Aku jadi bergairah mendengar ucapanmu Jungkook. Rasanya juga ingin menampar bokong seorang gadis. Sepertinya malam ini aku tidak ingin pulang, sampai jumpa besok." Taehyung pun ikut pergi dengan langkah riang.

Jihyo tercengang mendengar tuturan kakaknya yang tanpa basa-basi itu.

"Nah sekarang tinggal kita berdua. Ayo melakukan seks, Jihyo!" Jungkook berkata riang, siap mengangkat tubuh Jihyo ala bride style.

Jihyo melotot, tubuhnya pun terasa terbang. Sampai dia tersadar sudah berada di kamar Jungkook. Perlahan pria bergigi kelinci itu dengan seringai seksinya merebahkan tubuh Jihyo di atas ranjangnya.

"Ju--Jungkook, tu--tunggu..." Jihyo merona melihat Jungkook sudah bertelanjang di hadapannya tanpa menggunakan sehela benang pun. Melihat penis besar pria itu sudah menegang mengacung ke depan membuat Jihyo menelan ludahnya susah payah.

"Kenapa, sayang." Perlahan Jungkook menindih tubuh Jihyo, tapi tak sampai menekan.

"Ka--kau yakin... hhhaah..." Jihyo tersentak ketika Jungkook membuka seluruh pakakainnya.

"Iya, tidak ada keraguan setiap bercinta denganmu." Suara Jungkook terdengar pelan namun seksi di telinga Jihyo.

"Ta--tapi..."

"Hari ini, esok, dan hari kemudian, aku pasti bahagia bercinta denganmu, Jihyo."

Pakaian Jihyo sudah terbuka semua. Mereka sama-sama telanjang sekarang. Jungkook menatap Jihyo penuh damba, matanya sudah penuh gairah. Jari-jari panjang Jungkook menyingkirkan anak rambut Jihyo yang menutup wajah cantik wanita itu.

"Jangan meragukanku. Ketika mendengar kau hamil, aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku. Aku senang sekali akan menjadi ayah. Apalagi ibunya adalah kau." Perlahan Jungkook menggeser kedua kaki Jihyo agar melebar dengan kakinya yang sudah di tengah.

"Aku sudah menantikan ini, sangat. Aku sangat bahagia, Jihyo."

Jihyo menggigit bibir bawahnya pelan, "hhh... a--apahhh ssshhh... kau mencintaahhhiikuuhh eemh... Jungghh aahh..." Dia mendesah tak tahan ketika Jungkook menciumi lehernya dan memberikan kissmark.

"Sangat. Dan sudah lama. Kau milikku, sayang." Berpindah Jungkook menelusuri bagian payudara besar Jihyo.

"Sshhh... aahhh... be--benarkahhh aah..." Tubuh Jihyo membusung ke depan ketika Jungkook melintirkan putingnya menggunakan lidah pria itu. Jungkook tahu saja memainkan area sensitif nya.

"Eemh... iya sayang. Aku tidak bisa membohongimu. Kau tahu itu."

Jungkook semakin bergairah dengan geraman serta desahan seksi Jihyo. Dia sengaja menggoda Jihyo dengan lidahnya terlebih dahulu. Dan kini sudah berada cukup lama di payudara besar Jihyo, Jungkook merasakan Jihyo sebentar lagi akan meledak.

"Aahhh... Junghhhh..."

Dan kemudian Jihyo berhasil pelepasan  duluan. Dia terengah dengan menatap gairah Jungkook.

"Aku masih di payudaramu, Jihyo. Lidahku bahkan belum di klitorismu, sudah orgasme duluan, eh?" Jungkook menyeringai nakal.

Jihyo menahan malunya, "aku merasa menjadi sangat sensitif. Cepatlah lakukan." Ujarnya sedikit merenggut.

"Hn."

Lidah Jungkook pun perlahan menyusuri setiap inci tubuh Jihyo. Turun menuju pusar, menjilatinya tanpa memedulikan Jihyo sudah bergetar keenakan. Kemudian dia turun lagi menuju vagina yang sudah basah itu.

"Kau mencintaiku, kan Jihyo." Sebelum membenamkan kepalanya di daerah selatan Jihyo, Jungkook sempat bertanya.

"Aahh... Iyaahhh... a--aku mencintaimu... sshhh... Junghhhkookkk..." Jihyo menggila saat merasakan lidah Jungkook sudah bermain menggoyangkan klitorisnya. Sungguh ia merasakan sangat nikmat, perutnya terasa tergelitik.

"Aaahhhh... iyaaahhh di situuuhh... Junghhh... iniihhh enaakkk..."

Jihyo semakin melebarkan kedua kakinya membiarkan  Jungkook menguasai vagiannya. Pria itu tanpa henti menjilati dan mengemut miliknya tanpa rasa jijik. Dan ketika ia hampir meledak, Jungkook mempercepat tempo lidahnya dan sehabis itu tubuhnya bergetar mengeluarkan cairan orgasme keduanya. Dia sudah pelepasan kedua kalinya, semantara Jungkook belum sama sekali.

Jihyo mengatur nafasnya yang tersengal, ia melirik ke bawah melihat Jungkook masih membersihkan cairannya dengan mulut pria itu. Sungguh, ini membuatnya tersenyum lebar.

"Jungkook, kemarilah..."

Jungkook mengangkat kepalanya, "hm?" Dia bergerak ke atas memandang wajah lelah Jihyo di bawahnya. Belum sampai intinya, wanitanya sudah lelah saja.

"Lelah, sayang?"

Jihyo menggeleng. Dia menekan tengkuk Jungkook lalu memberikan ciuman intens, bibirnya melumat bibir pria itu dengan dalam. Tentu saja Jungkook membalasnya dengan senang hati.

"Ingat, bibir ini milikku. Hanya aku yang boleh sentuh." Peringat Jihyo yang dibalas kekehan kecil Jungkook. Ternyata wanita kecilnya sudah protektif saja.

Jihyo meletakkan satu tangannya di kepala Jungkook, "dari ujung rambut ini..." Lalu, kakinya menggesek lembut kaki Jungkook di bawah, menghasilkan getaran di tubuh Jungkook yang ingin sekali langsung menerkam wanitanya ini sekarang juga. "Sampai ujung kaki ini... ini milikku. Milik Jihyo, mutlak!" Tekannya menjadi posesif.

Jungkook terkekeh dibuatnya, "hm... aku memang milikmu sayang. Kau juga milikku, apapun terjadi kau tetap milikku." Ujar Jungkook kemudian memberikan ciuman hangat pada calon istrinya itu.

Jihyo mengeluarkan lidahnya sengaja menggoda Jungkook, seakan paham pun kedua pasangan ini bermain lidah dari luar sambil tertawa membiarkan beberapa benang saliva mereka berjatuhan di dada Jihyo.

"Aku sudah tak tahan memasukimu."

Jungkook kembali turun menuju perut rata Jihyo, "aku janji akan mengeluarkannya di luar." Lalu dia mengecul sekilas perut Jihyo.

Jihyo tersenyum atas Jungkook yang paham tanpa dijelaskan.

Lalu kemudian Jungkook mengarahkan penisnya depan vagina Jihyo. Perlahan tapi pasti dia memasukinya, hingga benar-benar seutuhnya masuk.

"Aahh..." Jihyo mendesah nikmat ketika dirinya sudah dipenuhi milik Jungkook.

Jungkook pun mulai menggoyangkan tubuhnya pelan. Dia tersenyum melihat wajah bergairah Jihyo begitu pun desahan nikmat sang wanita menyebut namanya.

Melakukan in-out terus sampai dirinya akan meledak, Jungkook mempercepatkan gerakannya, dia harus mencapai kepuasan juga. Hingga tusukan ketujuh, Jungkook segera mengeluarkan penisnya yang mengacung dan mengeluarkan semua spermanya di atas perut Jihyo.

"Aahhh... demi Tuhan, kau sangat nikmat, Jihyo..."

Jihyo merona di tengah dirinya dilanda kabut gairah. Ia mendesah juga ikutan mencapai pelepasan ketiganya.

Jungkook mengatur nafasnya sesaat memperhatikan wajah Jihyo yang tampak berkilau karena keringat wanita itu.

"Lihat, selain cantik, kau sangat seksi sayang." Jungkook menunduk memberikan lumatan dalam pada bibir tebal Jihyo sebagai candunya. Sedikit keras hingga menimbulkan decakan kuat.

Jihyo tertawa kemudian memberikan tatapan menggoda untuk Jungkook. Dia merasa sangat bahagia melalukan seks bersama Jungkook dengan adanya cinta di keduanya.

"Padahal sebenarnya, ini cuman kesalahpahaman," Jihyo tertawa geli mengingat permainan kekanakan yang dilakukannya bersama kedua sahabatnya. Namun, siapa sangka hasilnya benar-benar menakjubkan.

"Ah... persetan kesalahpahaman, yang terpenting kita telah menjadi satu." Ujar Jungkook sembari memasukkan kembali penis berairnya ke liang sempit Jihyo. Dia terus mengguncang tubuh Jihyo menikmati desahan demi desahan yang dikeluarkan Jihyo. Sungguh nikmat hingga dia enggan untuk berhenti.

***

END...

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

260K 20.5K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
83.2K 4.5K 43
Mature Love Story --- Sakiti aku dengan kejujuran, jangan membuatku nyaman dengan kebohongan - Sehun 🥀
980K 59.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
8K 1.3K 25
❝Taehyung ... mari kita berhenti untuk tidak saling menyakiti satu sama lain lagi. Aku akan meninggalkanmu dan melupakan segala tentang kita yang per...