Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

The blind woman I love (8) - END -

714 80 18
By ShiaMoer

.

.

Seminggu telah berlalu dimana terakhir kalinya Jungkook dan Jihyo bertemu, pertemuan yang membuat Jungkook merasakan bahwa Jihyo bukan lah lagi wanitanya yang dulu, Jihyo telah menjadi sosok wanita yang benar-benar jauh berbeda. Ia bahkan bisa menggunakan senjata api seperti seorang pria.

Selama seminggu ini Jungkook hanya tetap berada di mansionnya berharap agar Jihyo kembali lagi agar mereka bisa bertemu, namun sosok itu tak juga kunjung muncul. Luka tembak pada bahu Jungkook pun telah pulih dengan baik, itu hanya luka kecil baginya yang pernah terkena peluru beracun mematikan.

***

Di sebuah rumah besar dengan design eropa bercat putih yang begitu mewah, seorang pria berjas hitam pekat duduk santai sambil memangku satu kakinya dan memegang segelas wine mahal ditangannya.

Mata pria tinggi dengan rambut pirang itu memperhatikan wanita yang ada di depannya, yang baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambut indahnya yang masih basah.

"Bagaimana dengan bahumu?" Suaranya pun cukup berat dan tegas.

"Sudah pulih dengan baik." Jawab wanita yang masih mengenakan handuk putih melilit tubuhnya dan sibuk mengeringkan rambutnya.

Wanita itu meletakan handuk kecil yang ia pakai, lalu mengambil sebatang rokok untuknya hisap. Saat tangannya ingin meraih pematik api, pria yang ada didepannya sudah lebih dulu menyalakan pematik api dan menjulurkannya pada wanita tersebut.

"Biar aku." Wanita cantik itu sedikit menolak.

"Ssstt... tidak Jihyo, biar aku."

Park Jihyo. Ya, wanita tersebut adalalah Jihyo.

Jihyo tersenyum memicing dan langsung membakar ujung rokoknya dengan pematik yang dipegang oleh pria di hadapannya.

Wanita cantik itu mengangkat dan menaruh kedua kakinya di atas meja kaca yang menghalang jarak antara ia dan pria di depannya. Dengan lincahnya Jihyo bermain asap dengan bibirnya yang seksi dan membuat pria di depannya merasa terhibur.

"Tidak salah aku merebutmu dari si iblis itu." Cicit pria tersebut, lalu meneguk sekali wine pada gelas kaca cantik yang ia pegang. "Kau begitu menggoda dan sangat berani, tidak tahu sopan. Sungguh aku menyukainya." Lanjut pria tadi dan membuat Jihyo menarik ujung bibirnya sinis.

"Selama enam bulan ini kau sudah sangat mengajarkanku banyak hal. Perubahanku benar-benar drastis, tidak ada lagi Jihyo lemah yang seenaknya ditindas oleh orang atau pria manapun. Jihyo menjulurkan tangannya, lalu mengambil gelas berisi wine dari pria didepannya tanpa permisi.

Pria itu terkekeh. Dirinya begitu terpesona pada Jihyo yang berani dan tidak tahu sopan itu. Sejenak tak ada percakapan di antara Jihyo dan pria yang dihadapannya.

Jihyo asik menikmati rokoknya, dan pria itu yang tak henti-hentinya menatapi Jihyo dengan tatapan terpesonanya.

"Taehyung..." Jihyo memanggil nama pria itu.

Taehyung masih belum sadar, dan matanya masih saja terus memperhatikan Jihyo dengan amat intens. "Bagaimana dengan rencana besok malam?"

Barulah pria itu sadar karena pertanyaan yang Jihyo lontarkan. Pria itu, Taehyung, ia sedikit berdeham dan memperbaiki posisi duduknya, lalu menumpukan kedua tangannya. Jihyo menggeleng kecil melihat tingkah Taehyung yang sangat tampak bahwa pria itu benar-benar sedang jatuh terpesona padanya.

"Besok malam?" Taehyung mengumpulkan semua kesadarannya dan langsung memulai percakapan di antara mereka. "Seperti yang sudah kita bahas, kau dandanlah secantik dan semempesona mungkin. Di gedung itu sudah ku siapkan tiga bom yang akan meledak setelah kau berhasil membuat mereka semua keracunan akan kecantikanmu."

Jihyo meneguk habis wine yang ada di gelas kaca tadi tanpa tersisa dan terus mendengarkan ucapan Taehyung, si pria kaya raya yang masih belum puas akan kekayaan yang ia miliki dan sangat berambisi akan semua yang di miliki oleh Jungkook, Jeon Jungkook yang mendapatkan julukan The Devil tersebut.

"Lalu? Kau pikir pria iblis itu akan dengan mudahnya mati? Caramu amatlah pasaran." Tekan Jihyo membuat Taehyung terkekeh geli atas ucapan Jihyo barusan.

"Dengarkanlah dulu sampai aku selesai, baru kau bisa berprotes sesuka hatimu."

Jihyo memutar bola matanya jenuh dan bosan. "Kau akan keluar dari dalam gedung itu 5 menit sebelum aku meledakannya. Dan jika itu gagal, selama semua orang berada di dalam, di mobil pria iblis itu akan kita pasang bom yang akan meledakannya sampai menjadi serpihan bangkai."

"Bagaimana jika itu masih tetap gagal?" Jihyo tahu bagaimana pria penuh kuasa bernama Jungkook itu. Pria itu pantas disebut sebagai dewa maut yang dengan mudahnya menghindari kematian dan memberikan kematian pada orang lain.

Taehyung tersenyum dan mengunci kontak mata di antara mereka. "Kau yang akan membunuhnya dengan tanganmu sendiri. Aku tahu dia tidak akan melukaimu, karena kau sangat berharga baginya." Tutur Taehyung membuat Jihyo merasakan sesuatu di dalam hatinya, sesuatu yang belum bisa dijelaskan.

Jihyo berdiri, wanita itu berdiri dan langsung melangkah cantik mendekati Taehyung yang sedang duduk bersandar pada sofa. Senyuman wanita itu sungguh berbeda dari dahulu, tak ada lagi senyum ceria yang menggambarkan kepribadiannya. Hanya ada sebuah senyuman licik dan sadis pada bibir cantik Jihyo yang indah.

"Jadikan aku Ratumu, dan aku akan menjadi milikmu seutuhnya." Jihyo berdiri dan jalan berlenggang.

Taehyung menghisap bibir bawahnya yang basah akibat ciuman panas tadi dengan mata yang terus memperhatikan tubuh seksi Jihyo yang sedang berjalan menjauh.

"Bunuh iblis itu, ambil semua harta kekayaannya, rebut lautan emas berliannya, ambil alih seluruh kekuasaanya, dan kau akan menjadi Ratuku selamanya." Ujar Taehyung seorang diri dengan senyum memicing dibibirnya.

Taehyung, pria tampan yang memiliki harta berlimpah, begitu tertarik pada Jungkook yang amat dikenali seluruh umat di negeri itu. Terkenal akan kekejamannya, kekuasaannya, dan julukan iblisnya yang sangat melekat didirinya. Terlebih 10 tahun belakangan ini, nama seorang Jeon Jungkook sangatlah terkenal sampai kemana-mana, namanya begitu diagungkan dan tak ada yang berani menyebutnya dengan sembarang. Sosok yang sangat dihormati dan ditakuti, itulah dirinya, seorang Jeon Jungkook yang memiliki aura gelap mematikan bagai jurang maut.

***

Ke esokan malamnya, sesuai rencana sadis yang sudah dibahas oleh Jihyo juga Taehyung, malam ini rencana besar mereka itu akan dilaksanakan. Rencana untuk membunuh seorang pria dengan julukan iblisnya yang terkenal akan kekuasaan juga lautan emas dan gudang berliannya, Jeon Jungkook.

Di sebuah gedung mewah berlapis kaca, tepat di lantai 10 bangunan itu, malam ini akan diadakan sebuah pesta untuk perkumpulan orang-orang kaya ternama yang memiliki kehormatan besar. Mustahil jika tak ada seorang Jungkook di dalam situ. Bahkan dia lah sang bintang utamanya. Di mana ada perkumpulan umat Billionaire, di situ pula ada sosok Jungkook yang menjadi tamu undangan terhormat.

Dengan stelan kemeja hitam dan warna jas yang senada, Jungkook mulai memasuki ruangan yang telah dipenuhi oleh umat-umat Billionaire tersebut. Derap langkah kaki pria itu yang dibungkus oleh sepatu hitam mengkilap super mahal, mulai berjalan di atas karpet merah dan menghujani seluruh sudut di ruangan itu dengan auranya yang mencekam juga syarat akan kekuasaan.

Cincin bermata berlian di jemarinya begitu silau menarik semua mata untuk memandanginya. Aroma parfumnya yang memabukan membuat semua orang begitu hafal akan kehadirannya. Dengan sorot mata yang tajam seakan bisa melucuti siapapun hanya dengan tatapannya, begitu menjadi ciri khas dirinya yang tak bisa dielak oleh siapapun jika pria bertubuh tinggi tegap itu sangat memukau hati seluruh kaum hawa.

Ketukan sepatu mahalnya pada lantai seakan-akan ada sosok iblis jahat yang sedang mencari mangsanya untuk dibuang kedalam jurang maut. Begitu kuat dan mencekamnya, sampai membungkam semua mulut juga mata untuk hanya melihat ke arahnya saja.

Di ujung sana, tepat di depan sebuah meja kaca yang terisi dengan beraneka macam minuman alkohol kelas tinggi yang mahal, telah tersedia sebuah sofa khusus untuk pria itu. Sang tamu undangan terhormat malam ini.

Jungkook mulai duduk dengan santai, lalu memangku satu kakinya sambil menatapi ke seluruh ruangan. Matanya sedang mencari seseorang. Bukan, bukan Jihyo yang dicarinya. Tapi Mingyu, sahabatnya yang sudah beberapa bulan ini tidak pernah dijumpainya.

Dan di sana. Di sebuah sofa berwarna hitam, tampaklah sosok Mingyu yang sedang menikmati segelas alkohol dingin di tangannya. Sudah Jungkook tebak, tidak mungkin jika tak ada Mingyu di pesta malam ini.

Tampak Mingyu pun sudah melihat sosok Jungkook. Tidak mungkin juga jika Mingyu tidak hafal dengan aura mencekam Jungkook sahabatnya itu. Semua orang, semua mata, semua pandangan, begitu memperhatikan Jungkook dengan tatapan penuh kagum juga was-was jika mata mereka tertangkap oleh sorotan tajam mata pria kekar tersebut.

Sepuluh menit sudah berlalu, Jungkook pun telah menikmati pesta glamor malam ini. Dirinya sudah meminum beberapa gelas alkohol mahal dengan ditemani oleh banyak orang-orang ternama. Dentumin musik khas ala spanyol membuat semua orang di dalam begitu menikmati pesta malam minggu ini dengan puas. Tak ada kekacauan, tak ada keributan. Pesta berjalan dengan begitu mulus.

Sampai... semua mata kembali terpaku oleh hadirnya sesosok wanita yang begitu cantik dan seksi saat memasuki ruangan mewah tersebut. Gaun merah yang melekat di tubuh ramping wanita itu, juga lipstik merah terang yang melapisi bibir wanita tersebut semakin menambah kesan betapa mahalnya wanita itu.

Jihyo, wanita itu hadir dan membuat semua makhluk yang bernafas di ruangan tersebut begitu terpukul akan pesona dirinya yang sanggup membuat pria mana pun untuk tunduk di bawah telapak kakinya.

Langkah Jihyo terus berlanjut. Kontak mata antara dirinya dan Jungkook terhubung begitu kuat. Jungkook tak kaget dengan kemunculan Jihyo, hatinya pun telah mengatakan jika malam ini ia akan bertemu sesosok wanita yang amat di cintainya, juga akan terjadi sesuatu yang cukup menguras tenaga.

Dengan sorot mata masing-masing yang begitu tajam, Jihyo melangkah dengan seksi menuju di mana posisi Jungkook berpijak. Senyum cantik licik terus terukir pada bibir wanita itu.

"Kau bukan Jihyo-ku" lirih Jungkook dalam hatinya sambil terus menatap tajam bagai belati tepat pada kedua mata Jihyo yang begitu indah, namun tersirat sesuatu yang tidak Jungkook ketahui.

"Jihyo?"

Berbeda dengan Jungkook yang sama sekali tidak merasa kaget, Mingyu begitu dibuat bingung akan munculnya sosok Jihyo malam ini. Wanita itu Jihyo, tapi seperti bukan dirinya.

Sesuai dugaan semua orang, Jihyo pun berhenti tepat di depan Jungkook yang sedang duduk sambil memegang gelas kaca cantik berisikan alkohol.

"Maaf membuatmu menunggu lama." Bibir cantik itu mulai bertipu muslihat. Dengan senyum ularnya, Jihyo mulai duduk di atas pangkuan Jungkook sambil melingkar di leher tegas pria itu dengan kedua tangannya yang gemulai.

Bagai Raja iblis kejam yang sedang memangku Ratu ularnya yang licik, kedua manusia itu begitu memukau semua mata yang menyaksikan mereka. Sangat sempurna. Mingyu pun sampai ingin rasanya ia mengeluarkan bola matanya untuk melihat lebih jelas dua manusia yang amat sempurna itu. Menakjubkan. Aura kejam penuh kuasa berpadu dengan pesona yang luar biasa tidak wajarnya, benar-benar tidak manusiawi.

"Merindukanku? Hmm?" Jihyo mengelusi rahang kokoh Jungkook dengan halus, lalu mengecup bibir seksi Jungkook dengan godaan yang menggila.

Jungkook tersenyum tipis. Entah siapa wanita ini sebenarnya, tapi hadirnya selalu membawa gelora yang sama pada hati Jungkook. Gelora dan rasa yang tidak pernah berubah dari awal pria itu membelinya dari perdagangan manusia.

"Sangat. Sangat merindukan Jihyo-ku, Jihyo-ku yang dulu." Jawab Jungkook dengan suaranya yang berat sambil mengecup bahu Jihyo yang putih dan mulus.

Jihyo terkekeh begitu geli. Seperti dugaannya, Jungkook memang sangat merindukan kehadirannya. Tak ada satu orang pun yang berani untuk mengganggu momen antara Jungkook dan Jihyo. Semuanya seakan hanyalah kuman yang siap dibasmi jika mencari gara-gara. Begitupun Mingyu, dirinya hanya bisa meliriki kedua orang itu sambil terus meneguk alkohol dingin ditangannya.

"Harusnya kau menulis sejarah hidupmu terlebih dahulu sebelum ke pesta malam ini." Ujar Jihyo di depan wajah Jungkook, lalu melumat bibir pria itu tanpa permisi. Dilumatnya secara bergantian bibir atas juga bawah milik Jungkook dengan lembut.

Jungkook membiarkan Jihyo bermain seorang diri. Ia menutup matanya sambil menikmati tiap lumatan juga kecupan pada bibirnya. Sampai pada saat musik telah berganti.

"Aku akan kembali." Jihyo berdiri dari pangkuan Jungkook, dan segera pergi dari dalam ruangan tersebut.

Tak ingin kembali kehilangan jejak, Jungkook pun ikut berdiri dan mengikuti Jihyo dari belakang. Mingyu yang melihat seperti ada pergerakan yang aneh, akhirnya ia pun ikut berdiri dan mengikuti kedua orang itu. Jihyo berlari terburu-buru masuk ke dalam lift, lalu menelepon Taehyung yang sedang menunggunya di bawah, di halaman gedung mewah tersebut.

"Ledakan sekarang!" Suruhnya pada Taehyung, dan seketika...

Duar!!

Meledaklah tiga buah bom secara bersamaan yang sudah terpasang didalam ruangan pesta tadi. Target Jihyo juga Taehyung hanya seorang Jeon Jungkook, tapi mereka tidak segan-segan untuk membunuh yang lainnya hanya untuk memastikan kalau pria itu akan mati di dalam ruangan pesta itu

Saat telah tiba di bawah, segera mungkin Jihyo ingin masuk ke dalam mobilnya yang diberikan oleh Taehyung. Namun saat ia akan membuka pintu mobilnya untuk masuk, sebuah tangan kekar menahan begitu kuat pergelangan tangan Jihyo.

"Jadi ini rencanamu? Kau ingin membunuh kami semua yang ada di dalam? Hah? Oh tidak, hanya aku yang ingin kau bunuh. Benar begitu?" Jungkook tidak tahan lagi dengan sikap Jihyo yang sekarang. Ia berbicara dengan sedikit membentak dan mencengkram begitu kuat tangan wanita cantik tersebut.

Benar dugaan Jihyo, rencana awal dirinya bersama Taehyung masih meleset. Semua orang di dalam ruangan pesta tadi telah mati, tapi tidak dengan Jungkook. Oh tidak, bukan hanya Jungkook. Ada Mingyu yang muncul dari belakang Jungkook sambil memandangi Jihyo dengan tidak percaya.

"Lepaskan aku!" Dengan sekali hentakan yang kuat, Jihyo berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Jungkook. Ia pun segera masuk ke dalam mobilnya dan langsung pergi dari sana.

Taehyung yang melihat sosok Jungkook bersama Mingyu, ia telah lebih dulu pergi dan merasa terancam.

Jungkook dan Mingyu saling melihat, lalu mengangguk bersama dan segera masuk ke dalam mobil milik Mingyu.

Meleset. Rencana kedua pun telah meleset, karena Jungkook sudah tahu jika di mobilnya sudah dipasangi bom yang siap meledak bersama dirinya. Dari mana pria itu bisa tahu? Hanya dari logikanya. Jika di dalam ruangan tadi yang terdapat banyak orang Jihyo dan Taehyung masih nekat untuk memasang peledak hingga menewaskan semua orang, bagaimana tidak dengan mobilnya, yang hanya akan ia naiki seorang diri.

Kali ini Jungkook yang menyetir. Mingyu sudah menyiapkan mentalnya dan menerima dengan lapang dada jika malam ini dirinya akan mati karena cara mengemudi Jungkook yang seperti ingin menuju neraka, mengerikan.

"Tuan mesum, tolonglah mengerti." Mingyu memejamkan matanya dan memegang jantungnya yang seperti ingin jatuh dari peradaban.

"AKU BELUM MENIKAH, KEPARAT. AJAKLAH AKU MATI, TAPI DENGAN CARA YANG TERHORMAT." Teriak Mingyu yang sudah ketakutan dengan cara mengemudi Jungkook.

Lama tak berjumpa dan bercakap, Mingyu masih tetap sama. Ia memang layak menjadi sahabat Jungkook, begitu baik dan tak pernah memendam benci dalam hatinya. Diam-diam Jungkook ingin tertawa rasanya melihat ekspresi wajah Mingyu yang begitu ketakutan sampai menarik napasnya berulang-ulang kali.

Kembali fokus ke permasalahan. Jihyo yang kesal pada Taehyung begitu mengutuk pria bodoh itu. Harusnya ia tahu, kalau rencana Taehyung adalah rencana ingusan tidak berguna jika untuk membunuh seorang iblis.

Sambil mengemudi dengan laju, Jihyo menelepon Taehyung yang juga telah kebingungan karena mereka sedang diikuti oleh manusia dengan keberuntungan dewa mautnya.

"Lihat? Rencana kacangmu itu memang tidak berguna. Berhenti di situ, bodoh!" Kesalnya pada Taehyung.

"Kenapa memarahiku? Jika rencanaku gagal, sekarang adalah giliranmu untuk membunuhnya langsung dengan tanganmu sendiri."

"Setelah dia, kau yang akan kuhabisi dengan tanganku sendiri." Putus Jihyo lalu menutup panggilan mereka. Jungkook yang terus menginjak penuh gas mobil Mingyu karena sedang mengejar mobil Jihyo yang sedang berada di depan mereka, seketika dirinya harus menginjak rem mobil itu dengan begitu mendadak karena Jihyo pun telah berhenti dengan seketika di tengah jalan raya yang cukup sepi.

Mobil Taehyung yang berada di depan mobil milik Jihyo pun telah berhenti. Ketiga mobil sport mewah tersebut telah berhenti dengan bersamaan, dan mereka semua pun keluar dengan bersama pula. Jangan tanyakan bagaimana aura dan suasana dilokasi itu saat ini. Mingyu sampai bingung di mana dirinya sekarang. Angin malam dengan cuaca yang mendung, ditambah aura penuh kuasa yang dimiliki oleh Jungkook dan aura kelicikan Jihyo benar-benar sangat terasa.

Jihyo berjalan dengan langkah cantik juga gemulai menuju Jungkook sambil menodongkan pistolnya dan siap untuk menarik pelatuk. Sedangkan Jungkook? Pria itu justru ikut maju dan membentangkan kedua tangannya seakan siap untuk mati ditangan wanita yang amat ia cintai. Ya, ia telah sadar akan perasaan cintanya pada Jihyo yang begitu dalam.

"Jungkook!" Panggil Mingyu untuk menyadarkan sahabatnya itu. Dan dari mereka semua, Taehyung adalah orang yang sangat bahagia melihat adegan drama malam ini.

"Tembak. Tembak aku!" Suruh Jungkook saat ia dan Jihyo telah berhadapan dengan sangat dekat. Bahkan ujung pistol Jihyo pun telah mendarat pada dada lebar Jungkook yang kekar.

"Aku tahu kau marah dan benci padaku. Aku tahu kau—"

"Ssstt..." Jihyo menghentikan ucapan Jungkook dengan menyentuh bibir pria itu dengan ujung pistolnya yang berisi penuh peluru. "Ucapkan kalimat terakhir yang ingin kau katakan, sebelum kisahmu berakhir mlam ini."

Hening sesaat. Sampai...

"Aku mencintaimu."

Jihyo menaikan satu alisnya. "Katakan, katakan sekali lagi!" Suruhnya pada Jungkook yang masih terus memasang wajah datar begitu pasrah jika dirinya harus mati ditangan wanitanya.

"Aku mencintai. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu!" Ulangnya sebanyak tiga kali, dan langsung membuat Jihyo tersenyum.

"Bagimana kalau..." Jihyo berjalan memutari tubuh tinggi Jungkook, lalu kembali berhenti di tempatnya semula berdiri. "Aku pun mencintaimu. Sangat, sangat mencintaimu!"

Sekarang giliran Jungkook yang menaikan satu alisnya sambil terkekeh. "Licik. Lalu bagaimana dengannya?" Jungkook menunjuk Taehyung dengan matanya, Taehyung yang masih berdiri tak bisa mendengar percakapan mereka sedari tadi. Jihyo menyerahkan pistolnya pada tangan Jungkook. "Lakukan hobimu sayang..." ujarnya, lalu berjinjit memegang pipi pria itu dengan kedua tangannya dan mengecup lama bibir Jungkook dengan lembut. Dengan satu tangannya Jungkook merengkuh pinggang seksi Jihyo, dan dengan tangannya yang memegang pistol.

Dorr!!

Jungkook melepaskan satu peluru pada dada Taehyung tanpa melihat karena bibirnya yang masih dikecup penuh rasa cinta oleh Jihyo.

Dorr!!

Tembakan kedua pada kepala Taehyung dan membuat pria serakah yang bodoh itu tewas, mati di tempatnya berdiri.

Jungkook membuang pistol di tangannya, lalu memeluk pinggang wanitanya dengan erat. Mereka berciuman dan saling memeluk di tengah jalan raya itu dengan penuh rasa rindu yang mendalam.

Dan menghiraukan Mingyu yang sudah menggigiti kukunya iri. Tak ada yang menduga jika akhirnya akan seperti ini. Ternyata Jihyo sendiri sudah merencanakan ini semua kemarin malam, ia mengikuti kata hatinya kalau ia pun sangat mencintai si mesum itu, ia mencintai pria yang mendapati julukan iblis itu, ia mencintai Jungkook yang telah menyelamatkannya dari perdagangan manusia. Sangat. Sangat mencintai pria mesumnya, Tuan Jeon Jungkook, The Devil.

"Aku Ratumu sekarang."

"Selamanya, baby!"

***

4 bulan kemudian...

Jihyo begitu asik melihat pemandangan malam di kota Seoul yang begitu memanjakan matanya. Sampai ia tak sadar jika ada Jungkook yang sudah berdiri sedari tadi di belakangnya dan terus mengukir senyum bahagia melihat istrinya itu yang telah kembali menjadi sosok Jihyo yang dulu. Jihyo yang ceria dan keras kepala, ciri khas wanita itu yang mampu memikat hati seorang Jungkook.

Jungkook mendekati Jihyo, lalu memeluknya hangat dari belakang dan menaruh dagunya pada pundak kecil istrinya. "Belum mengantuk? Hmm?" Tanya Jungkook begitu halus sambil mengecup leher mulus Jihyo dengan lembut.

Jihyo berbalik dan mengalungkan kedua lengannya pada leher suaminya tercinta. "Bagimana aku bisa tidur, kau begitu asik dengan laptopmu dan belum memijat kakiku." Ujarnya dengan begitu manja.

Jungkook yang merasa gemas langsung menggigiti bibir bawah Jihyo dengan pelan. Ia mengelusi perut rata Jihyo dengan tangan besarnya. "Semenjak ada dia kau menjadi begitu manja sekarang ya.. berani menyuruh-nyuruhku." Ujarnya membuat Jihyo tertawa kecil dan langsung berjinjit memeluk erat leher prianya seperti sangat takut akan sebuah kehilangan.

Setelah malam di mana Jungkook menembak mati Taehyung dan kembali bertemu dengan Jihyo, satu minggu kemudian mereka pun melangsungkan pernikahan mereka dengan amat sederhana. Bahkan hanya ada Mingyu bersama Yugyeom yang menjadi tamu terhormat bagi mereka.

Dan sekarang, sepasang suami istri yang baru menikah itu sedang merasakan kebahagiaan yang begitu lengkap. Di mana Jihyo saat ini tengah mengandung dengan usia yang baru menginjak tujuh minggu. Dan kehamilan Jihyo ini membuat Jungkook harus lebih memperhatikan istrinya yang keras kepala itu. Jihyo menjadi begitu manja dan selalu meminta yang aneh-aneh, mau sesibuk atau selelah apapun pria itu, ia harus tetap menyempatkan waktunya untuk memijat kaki istrinya. Benar-benar manja.

Jungkook begitu bahagia, tidak pernah sekalipun ia membayangkan jika hidupnya akan menjadi sebahagia saat ini. Pertemuannya dengan wanita buta yang ia beli dalam perdagangan manusia saat itu, ternyata adalah sumber kebahagiaannya.

Dengan terus tersenyum, Jungkook menyelipkan rambut-rambut halus Jihyo yang menutupi wajahnya, lalu mengecup pangkal hidung istrinya dengan begitu mesra. "Siapa kau ini? hmm? Seenaknya kau hadir dalam hidupku dan merubah segalanya menjadi sebuah kebahagiaan."

Jihyo menyipitkan matanya dan memandangi wajah suaminya dengan serius. "Wanita buta yang kau jadikan budak pemuas nafsumu." Mendengar tuturan Jihyo yang mengungkit kisah lalu mereka, Jungkook pun menunduk lemas tak berani memandang wajah istrinya.

"Maafkan aku!" Ungkapnya masih dengan tertunduk sambil mengingat kembali masa-masa di mana ia memperlakukan wanita itu dengan buruk.

Jihyo tertawa. Ia tertawa dan memeluk pinggang Jungkook dengan erat. "Rasakan karmamu. Sekarang kau yang menjadi budak cintaku, hahaha..." Jihyo menertawai suaminya yang akhirnya pun ikut tertawa.

"Aku rela menjadi budak cintamu seumur hi—"

Dorr!! Dorr!!

Dua buah peluru memecahkan kaca kamar sepasang suami itu dengan tiba-tiba. Jungkook dan Jihyo melepaskan pelukan mereka, lalu mengecek siapa yang berani memulai permainan lebih dulu dari mereka.

Jungkook dan Jihyo, mereka meraih pistol mereka masing-masing yang terisi penuh oleh peluru, lalu mengarahkan ke arah bawah luar jendela kamar mereka dengan tatapan mata yang sudah menajam dan mengeluarkan aura mencekam juga licik mereka berdua.

"MINGYU?!" Kaget Jungkook bersamaan Jihyo.

"Hai? Boleh aku menumpang makan malam dan tidur bersama dengan kalian? Menjadi bujangan begitu membosankan." Dan dengan senyum lebarnya tanpa bersalah dia melangkah riang bak anak kecil masuk ke dalam mansion itu.

***

Jungkook dan Mingyu sedang asik mengobrol di meja makan sambil menunggu Jihyo yang selesai memasak untuk sarapan pagi mereka.

"Sampai kapan kau terus seperti ini? Cepatlah menikah biar kau sedikir terurus. Pria macam apa kau ini, selalu membuang-buang sperma dengan sia-sia." Sombong Jungkook karena telah memiliki istri dan berhasil mencetak anak dalam waktu singkat.

Mingyu menggaruk kepalanya yang gatal. "Menikah dan mencetak anak itu sangatlah mudah bagiku. Tapi..."

"Tapi?" Tanya Jungkook dan Jihyo bersamaan.

"Wanita mana dan wanita siapa yang mau kuajak menikah dan mencetak anak bersama? Sudah tahu aku ini pria single yang amat tampan." Puji Mingyu disela mirisnya nasib.

"Ya sudah. Seumur hidup kau bermain saja dengan sabun." Suruh Jungkook benar-benar membuat Mingyu menggeleng sambil mengelus dadanya terasa perih.

"Sebenarnya aku menunggumu. Dulu kukira kau memiliki perasaan yang sama padaku. Padahal aku sudah siap menjadi pendamping hidupmu seumur hidup, dan sudah siap jika selalu ditusuk dari belakang." Mingyu begitu santai mengucap perkataannya sambil bermain ponsel, dan membuat Jungkook melotot sempurna.

Tuk!

"Awh..."

Jungkook melempar sendok ke kening Mingyu dengan memasang ekspresi tak suka seperti ingin marah.

"Kenapa baru kau katakan sekarang? Hah kau ini. Padahal aku pun siap untuk selalu menusuk-nusukmu dari belakang."

Hening. Hanya terdengar suara minyak panas di atas kompor.

Jihyo menghentikan aktivitasnya dan berbalik memandangi wajah kedua pria itu secara bergantian. Tidak, lebih tepatnya mereka bertiga saling memandangi wajah masing-masing dengan bergantian.

"HAHAHAHA..."

Tawa ketiga orang itu memenuhi ruangan. Tawa bahagia yang hangat. Memiliki seorang istri, seorang sahabat, dan seorang anak yang tidak lama lagi akan lahir kedunia ini membuat Jungkook sungguh benar-benar bahagia.

Tuan Jeon Jungkook, si The Devil yang bahagia.

***

END...

Continue Reading

You'll Also Like

241K 21.7K 37
'Take my hands now, you're the cause of my euphoria'-JK 'I need you, and i know you'll come...For me'-PCY Menceritakan kisah Dokter bedah menikah den...
48.6K 5.8K 52
mencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan ra...
42K 4.8K 24
Jisoo memakai topeng kepalsuan demi mewujudkan mimpinya melihat Kim bersaudara hancur.. Peak Rank #1 Jisoo (12-1-2023) #2 liskook (2-1-2023) #2 vsoo...
94.8K 11.6K 33
[M] Keluarga besar Kim dan keluarga besar Park, merupakan musuh bebuyutan sejak tujuh keturunan yang lalu. Tetapi anehnya terjadi hal buruk menimpa m...