Just Junghyo✔

Por ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... Mais

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

The blind woman I love (3)

498 77 13
Por ShiaMoer

.

.

Masih dihari yang sama, di sore hari ini, Jungkook yang akan menaiki anak tangga ke lantai dua rumahnya, lagi-lagi ia mendengar ada suara pecahan yang membuat keributan di dalam mansion mewahnya itu. Dengan sedikit berlari ia menaiki anak tangga dan langsung mendapatkan Jihyo yang sedang menggigiti jari telunjuknya ketakutan.

"Apa yang kau lakukan?!" Suara Jungkook seketika menggema memenuhi ruangan mewah tersebut.

Jihyo yang berniat kabur pun mengurung niatnya dan kembali berlari ke arah kamarnya.

"Pergi!! Pergi!!!" Teriakan Jihyo begitu ketakutan sambil menahan pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Jungkook yang sedikit terpengaruh alkohol merasakan pusing di kepalanya. "Jihyo... buka pintunya! Biarkan aku masuk." Mintanya sambil memijat kecil pelipisnya merasakan pusing.

"TIDAK! PERGI DARI SANA, PERGI!!" Teriak Jihyo sambil memegang dadanya merasakan jantungnya yang seakan ingin meledak benar-benar ketakutan. Andai ia bisa melihat, ia pasti bisa mengetahui bahwa di dalam kamar itu ada sebuah jendela untuknya melarikan diri.

"Oh ayolah... temani pria kesepian ini... Jihyo..." Panggil Jungkook terus menerus sambil memukul-mukul kecil pintu kamar bercat putih itu dengan tangannya yang terkepal. Matanya telah sayu-sayu yang diakibatkan sebotol wine berkelas.

Jihyo memejamkan matanya dan berdoa pada Tuhan agar ia selalu dilindungi dari bahaya apa saja yang akan diciptakan oleh pria kejam yang telah membelinya dengan harga mahal.

Terlalu lama menunggu, Jungkook pun merasa kesal. Apa susahnya untuk membuka pintu? Pikirnya.

BRAK!!!

Dengan satu tendangan yang sangat kuat, terbukalah pintu bercat putih itu dan nampak lah sosok Jihyo yang kakinya sudah bergetar memegangi dadanya.

"Sudah ku bilang, kan? Buka pintunya."

Jihyo tak tahu, bahwa saat ini pria dihadapannya itu sedang memperhatikan tiap lekuk tubuhnya yang begitu menggoda dengan sorotan mata yang begitu tajam juga sayu-sayu.

"Berhenti! Jangan mendekat, berhenti di situ." Rasa takut pada diri Jihyo semakin menjadi-jadi saat ia mendengar derap langkah besar Jungkook yang berjalan ke arahnya.

"Berhenti!!! AKU BILANG BERHENTI DI SITUU!!!" Andai wanita itu bisa melihat, sudah pasti ia akan bergidik ngeri saat melihat senyuman miring Jungkook yang diikuti dengan jilatan basah pada bibirnya sendiri.

Jungkook terdiam di tempatnya berdiri, diam dan sangat tenang sampai membuat Jihyo mengira bahwa pria itu sudah keluar dari dalam kamar tersebut. Tapi saat wanita itu akan berlari keluar kamar, tangan kekarnya menangkap pinggang ramping Jihyo dan memeluknya begitu erat dari belakang.

"LEPAS, LEPASKAN AKU!!!" Jihyo mencoba memberontak yang justru membuat rengkuhan Jungkook semakin menguat pada pinggangnya.

"Mau kemana, hmm...?" Suara tegas Jungkook kini telah berubah menjadi serak. Ia menjilat basah dan menggigit kecil daun telinga Jihyo hingga membuat wanita itu menggeliat kegelian.

"KURANG AJAR!! LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU!"

Jungkook tak memedulikan rontakan Jihyo, ia justru menciumi ceruk leher wanita itu dan menyesapnya kuat-kuat hingga tercipta tanda merah di sana.

"Aaahhh..." Satu desahan mencelos dari mulut wanita buta itu. Dalam hidupnya, untuk pertama kalinya ia mendesah karena merasakan sensasi yang amat asing seperti ini.

"Ju—Junghhkook..." Desahan Jihyo semakin menjadi-jadi saat kedua gundukan payudaranya yang besar dan kenyal diremasi oleh tangan besar Jungkook sambil terus menjilati leher jenjangnya yang amat mulus.

Kedua tangan Jihyo pun terangkat ke atas dan memasukan jemarinya kerambut lebat Jungkook dan meremasi sensual di sana.

"Ti—tidak..." Jihyo ingin gila rasanya saat merasakan ada sesuatu yang besar dan mengeras di bawah sana. Dan dengan sengajanya Jungkook menggesek-gesekan penisnya yang sudah sangat menegang itu pada bokong montok Jihyo.

Cukup sudah bermain-mainnya. Gairah Jungkook sudah memuncak sampai diubun-ubun tak bisa lagi menahan untuk tidak mencicipi barang beliannya yang mahal itu. Entah kapan, tapi kini di tubuh Jihyo hanya tersisa bra mini juga dalaman. Dengan entengnya Jungkook mengangkat tubuh wanita itu dan menjatuhkannya di atas ranjang.

Seketika kesadaran Jihyo kembali bangkit, ia sesegera mungkin mundur pada kepala ranjang dan menekuk kakinya menutupi tubuhnya yang sudah hampir telanjang. Wanita itu menggigiti kuku jarinya dan merasakan tubuhnya yang sudah bergetar hebat sangat ketakutan. Ia menutup kedua telinganya saat mendegar besi ikat pinggang yang sudah berbunyi dan terjatuh di atas lantai.

Jungkook yang sudah dipenuhi napsu, sudah tak bisa lagi mengontrol dirinya. Ia naik ke atas ranjang, dan menarik satu kaki Jihyo dengan kasar hingga terbaringlah wanita itu.

"TIDAK... JANGAN!! JANGAANN!! KUMOHON... KUMOHON!!" pecah sudah tangis Jihyo.

"Kenapa tidak? Mulai saat ini, kaulah barang pemuasku," cicitan Jungkook sambil menunjukan senyuman laknatnya yang bercampur napsu buas.

"Kumohon... kumohoonn..." Jihyo menggeleng beberapa kali sambil meremasi sprei putih dengan begitu kuat.

Jungkook menarik dalaman putih Jihyo dan merobek bra yang Jihyo kenakan. Saat ini tubuh Jihyo sudah tak ada lagi yang menutupi. Terpampanglah tubuh indah yang begitu molek di depan mata Jungkook.

"Jungkook... Tuan Jungkook... jangan... kumohonn!!" Rintihan lemah dari bibir Jihyo saat memohon dengan air matanya yang terus mengalir tanpa henti. Hidupnya telah lama menderita karena kebutaan yang ia alami membuatnya selalu diremehkan semua orang, dan kini akan semakin hancur ketika satusatunya harta berharga yang ia miliki harus direnggut paksa oleh pria yang sama sekali tak ia cintai.

Jungkook menahan dan mencekal kedua tangan wanita itu di atas kepala dengan satu tangannya. "Diamlah sayangku... ini akan sangat nikmat, percayalah..." ia mencecap dan menyesap puting susu Jihyo dengan rakus dan membuat tanda merah pada gundukan kenyal tersebut.

"Aahh~ " Jihyo kembali mendesah saat Jungkook menggesek-gesekan kejantannya yang begitu kekar pada ujung kemaluannya yang masih sangat sempit. "Please... please... ja—jangan..." rintihannya sambil memejamkan kedua matanya dan terus menggelengkan kepalanya tanpa henti.

Namun apalah daya, napsu sudah diujung tanduk, juga tenaga Jihyo yang tak seberapa membuat ia tak sanggup untuk memberontak juga melawan. "Aahhh... mmhhh... Ju—junghhhkook... kumohon, hentikan ini... hentikann..." Walau mulutnya berucap hentikan dan jangan, tetapi tubuhnya berkhianat. Sungguh, gesekan-gesekan benda keras itu membuat sekujur tubuh Jihyo menegang merasakan gelora nikmat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Nikmat? Huh? Haruskah aku masukan sekarang?" Goda Jungkook dengan seringai setannya.

"Ja—jangan!!! OOUHHH.... GOD!! AAHHH!!!" Jeritan Jihyo begitu histeris saat Jungkook yang seketika memasuki lubang nikmatnya dengan kuat dan langsung merobeki selaput keperawanannya hingga mengeluarkan darah perawan yang segar.

"Ouhh..." Jungkook memejamkan matanya. Ia menikmati kenikmatan duniawi yang tiada tara itu saat batangnya yang menegang dihimpit oleh otot-otot lubang nikmat Jihyo yang masih begitu sempit. Benar-benar sempit!

Tangisan Jihyo semakin menjadi-jadi saat hentakan demi hentakan yang Jungkook lakukan semakin kuat memasuk keluarkan kejantanannya pada inti tubuh Jihyo. "Aahhh... ayo sayang, nikmatilah... resapi kenikmatan ini..." Jungkook yang semakin menggila mulai melumat rakus bibir Jihyo yang sudah seperti ikan kekurangan oksigen.

Suara-suara hentakan pinggul yang lihai begitu ribut dan beriringan dengan tangisan Jihyo yang histeris. Kedua tangannya meremasi rambut lebat Jungkook yang justru membuat pria itu semakin bersemangat untuk menggoyangkan pinggulnya.

"Aaahhh... sshhhh... ayo sayang, terus... teruss... desahkan terus namaku... aaasshhh... oouuhhhh..."

Tak bisa Jihyo pungkiri, rasa sakit yang tadi ia rasakan, kini berganti oleh gelayar nikmat yang membuat dirinya seakan melayang-layang di udara. Tak ada lagi tangisan, kini hanya ada suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari bibir seksi Jihyo.

Cukup lama Jungkook membuat tubuh wanita itu tak berdaya di bawah kendalinya. Hingga akhirnya ia membasahi rahim Jihyo dengan air nikmatnya dan menjatuhkan tubuh besarnya di atas tubuh wanita buta yang sudah ia renggut mahkota berharganya dengan paksa.

"Lubangmu begitu sempit dan nikmat." puji Jungkook dan kembali menyesap juga meremasi payudara Jihyo dengan bebas, karena wanita itu sedang lemah tak berdaya seakan-akan saraf diseluruh tubuhnya telah terputus.

Isak tangisnya kembali terjadi saat Jungkook telah pergi dari dalam kamar itu dan meninggalkannya yang sudah seperti pelacur murahan. Tak ada lagi yang berharga pada dirinya. Satu-satunya harta terindah yang ia miliki, kini telah hilang.

"Ibu..maafkan aku. Aku tak bisa menjaga diriku sendiri." Ujarnya seorang diri dan memanggil ibunya yang telah tiada. Hanya ada isak tangis juga air mata yang mengalir deras tanpa henti, dan rasa marah Jihyo terhadap Tuhan yang seperti tak adil kepada dirinya. Stres dan frustasi yang kini Jihyo rasakan. Matanya yang buta hanya bisa menatap lurus dan kosong ke satu arah sambil memegangi tubuhnya yang telah kotor, kotor bagai lumpur pecek diluaran sana yang dinjak-injaki oleh kaki orang.

***

Di siang terik seperti ini, Jungkook baru bangkit dari alam tidurnya. Setelah merenggut keperawanan Jihyo, semalam ia tidur dengan sangat nyenyak setelah bertahun-tahun lamanya tidak merasakan himpitan otot-otot lubang nikmat yang begitu sempit seperti milik Jihyo.

Ia duduk dipinggiran ranjang dan menghadap keluar jendela sambil meregangkan tubuhnya yang seksi. Baru saja ia akan berdiri menuju kamar mandi, ponselnya di atas nakas terdekat berdering dan menampilkan nama Mingyu pada layar.

"Hm?" hanya sebuah deheman berat yang keluar dari mulut Jungkook.

"Jalan Myeongdong. Rakitan dan serbuk nikmat."

Jungkook sangat paham apa yang dimaksud oleh Mingyu. Ada yang ingin membeli rakitan senjata ilegalnya juga sabu-sabu produksinya sendiri. Setelah itu ia memutuskan lebih dulu panggilan mereka dan segera pergi kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sebelum bersenang-senang di hari ini.

***

Jungkook menghentikan mobilnya dan segera turun di jalan yang Mingyu beritahu sebelumnya. Dengan gagahnya ia berjalan untuk mengecek dan memakai kaca mata hitam yang mengkilap serta kaus yang warnanya senada dengan kaca matanya.

Terus berjalan sambil memasukan satu tangannya kedalam jeans biru yang ia kenakan, seketika nalurinya sebagai perenggut nyawa manusia tanpa seijin Tuhan pun mengatakan jika ada yang memantaunya dari atas gedung. Telinganya pun tak bisa dibohongi. Daun telinganya berdenyut bagai kelinci yang memiliki pendengaran tajam. Sepanjang hidupnya ia selalu ditemani oleh suara itu, suara peluru yang dimasukan kedalam pistol dan siap untuk diluncurkan.

Bagai dewa maut, Jungkook mengangkat kepalanya dan melihat tajam ke atas dengan ekspresi wajahnya yang mendatar. Ia bahkan mengangkat tangannya dan memberi hormat sapaan dua jari pada orang itu, orang misterius dengan penutup wajah yang hanya menyiskan kedua matanya saja. Cukup lama mereka berpandangan dengan jarak yang begitu jauh, karena pria itu sedang berada di atas gedung tertinggi.

"Kawan baru? Sungguh menarik."

Jika orang lain akan lari untuk bersembunyi karena nyawanya sedang terancam, Jungkook justru melepas kaca matanya dan berlari memasuki gedung tinggi yang kosong tersebut. Puluhan tangga ia lewati dengan cara berlari tanpa henti. Tak ada sedikit pun napas pria dengan julukan The Devil itu yang terdengar tersengal. Ia terus berlari dan menuju pada puncak gedung.

Sampai...

"Di sini kau rupanya..." senyum sinis Jungkook setelah mendapati pria yang ingin menembaknya tadi di atas gedung tertinggi.

"Lama tak jumpa. Tak ada yang berubah darimu." Sinis pria itu sambil membuka penutup wajahnya dan langsung menunjukan bekas luka robekan belati pada pipinya.

"Bekas luka yang indah." Puji Jungkook, karena bekas luka tersebut adalah hasil karya tangannya sendiri pada 5 tahun yang lalu.

"Ya, indah bukan? Ini adalah kenang-kenangan termanis setelah kau membunuh mati kedua orang tuaku dengan cara yang sangat cantik." Begitu jelas nada suara pria tersebut yang sudah tersulut emosi juga dendam besar pada Jungkook.

Jungkook melihat ada sebuah kursi kayu tua, dan ia duduk di atasnya sambil memangku satu kakinya begitu santai. "Ingin mengulang kisah lalu? Hmm?" Tanyanya tanpa melihat wajah pria tersebut dan justru membakar sebatang rokok.

"Bisa kita mulai? Aku tahu kau tak suka mengulur waktu." Pria itu pun tak mau melihat wajah dingin Jungkook yang sudah menatapinya dengan sangat tajam. Ia meniup pistolnya dan langsung mengarahkan mulut pistolnya pada kepala Jungkook dari jarak yang tak begitu jauh.

"Lakukan." Suruh Jungkook sambil menyesap kembali rokoknya. Pria itu masih terus menodongkan pistolnya tanpa menembak.

"Apa yang kau tunggu? Lakukan, aku menunggu." Jungkook justru merentangkan kedua tangannya seakan pasrah jika ia akan mati di tangan pria yang seumuran dengannya itu.

"Ayolah Chan, jangan malu-malu padaku." Kekehan kejam tersirat pada bibir Jungkook.

Saat pria itu, Chan, akan menarik pelatuknya, secepat kilat Jungkook berdiri dan langsung melempar kursi kayu tua yang ia duduki tadi pada kepala Chan. Chan terjatuh ke belakang dan pistolnya terlepas dari genggaman tangannya.

"AHH!! SIALAN!!" Maki Chan saat pistolnya ditendang menjauh dan tangannya diinjaki oleh kaki Jungkook sampai tulangnya terasa akan patah.

"Tak ada yang berubah, kau tetap lemah dan tak berguna." Sinis Jungkook dan semakin menekan kuat injakannya pada tangan Chan.

Chan tak habis akal, ia mengeluarkan belati dari belakang celanya dan langsung menanamkan belatinya pada kaki Jungkook hingga mengeluarkan banyak darah.

"Keparat!!" Jungkook melepaskan injakannya dan menunduk melihat keadaan kakinya yang telah mengeluarkan darah segar.

"Bagaimana? Nikmat?" Chan mengeluarkan tawa kecil, ia berdiri mengelapi darah Jungkook yang menempel pada belatianya dengan dua jarinya.

Bukan Jungkook, jika tusukan belati tadi bisa membuatnya lemah. Ia ikut berdiri dan tertawa dengan lantang mengejek pria yang ada dihadapannya itu. "Hanya itu?" Pupil mata Jungkook seketika berubah menjadi sangat tajam, lekuk bibirnya pun terbentuk dengan sangat sinis.

"Bagaimana dengan ini?" Jungkook berlari dengan kencang, ia menendang rahang tegas Chan dengan kakinya yang tidak terluka hingga membuat pria itu kembali terjatuh. Jangan salahkan Jungkook, jika siang ini jiwa iblisnya keluar dan akan mencabut nyawa seseorang tanpa kehendak sang pencipta.

"Kau terlalu lambat." Tandas Jungkook yang sudah memegangi kepala Chan dan menghantamnya pada lantai.

"LEPASKAN!" Teriak Chan saat darah mulai mengalir di wajahnya.

Chan terus berteriak, dan Jungkook pun terus menghantam tengkorak kepala pria itu pada lantai. Berulang-ulang kali, lagi, lagi, dan lagi. Sampai pada akhirnya pria itu tak lagi bersuara, tewas.

Tewas dengan wajahnya yang hancur, juga tengkorak kepalanya yang terbuka dan menunjukan otaknya yang segar. Masih belum puas, Jungkook menarik tubuh Chan dan... Oh, sungguh! Haruskah ia melakukannya? Jungkook menjatuhkan tubuh Chan yang sudah tak bernyawa itu ke dasar gedung.

"Wow! Seperti bubur bayi," ia kembali terkekeh bahagia saat melihat tubuh Chan yang sudah tak lagi berbentuk tubuh manusia. Hancur menjadi potongan-potongan kecil daging bagai bubur bayi.

"Satu keluarga yang tak berguna." Sinisnya. Ia memakai lagi kaca mata hitam miliknya, dan segera turun dari atas gedung tersebut dengan sangat santai dan perasaan yang girang.

***

"Sebuah mayat dengan tubuh yang hancur. Apa kau yang mempertemukannya dengan Tuhan?"

Jungkook dan Mingyu sedang duduk bersama di meja makan untuk menikmati makan malam di mansion mewah milik Jungkook.

"Bukan aku, sisi lain pada diriku yang melakukannya."

Mingyu mengulas senyum manis dan segera meneguk segelas air putih. "Ya, sisi iblismu."

Kekehan kecil terlontar dari bibir Jungkook saat mendengar ucapan Mingyu. Sahabatnya itu sangat tahu tentang dirinya, bahkan sisi gelap bagian terdalam pada diri Jungkook pun sudah sangat Mingyu ketahui.

Jungkook menusuk sepotong daging dan memakannya. "Anggur anda, Tuan Jungkook."

Pelayan wanita yang bekerja pada Jungkook datang dan menuangi segelas wine pada gelas kaca di hadapan Jungkook juga Mingyu.

"Bagaimana dengan si buta itu?" Jungkook bertanya pada pelayannya, seharian ini ia sama sekali belum melihat sosok Jihyo setelah percintaan panas mereka kemarin.

"Nona Jihyo sedang berada di kamarnya. Dia belum memakan apapun seharian ini." Jelas pelayan itu sambil menundukan kepalanya memberi hormat.

"Bawakan dia makan malam. Jangan sampai dia mati dan membusuk di dalam."

Mingyu yang mendengar ucapan Jungkook pun sedikit heran. "Tak biasanya kau sangat kejam pada seorang wanita." Ujarnya lalu mencicipi anggur di gelasnya.

"Itu karena dia sangat memberontak dan tak sopan padaku."

Ya, Mingyu tahu, bahwa Jungkook sangat tak suka jika dirinya direndahkan. Sepanjang hidupnya, ia selalu dihormati dan semua orang pun tunduk padanya. Beruntunglah si wanita buta itu, jika Jungkook belum juga membunuhnya. Mingyu membatin.

Saat pelayan wanita tadi ingin membawa makanan pada Jihyo, Mingyu bersuara, "Nayeon?" Panggilnya membuat si pelayan yang bernama Nayeon itu menghentikan langkahnya.

"Ya, Tuan Mingyu?"

"Berikan nampan itu padaku, biar aku yang mengantarnya."

Seketika Jungkook menghentikan kunyahan di mulutnya dan menatapi Mingyu dengan alis yang terpaut.

"Kenapa? Aku hanya ingin mengantarkan makanan untuknya," jelas Mingyu sambil menyengir lebar. Sebenarnya ia sangat penasaran dengan wanita buta yang sangat berani itu, wanita yang bisa meludahi wajah tampan Jungkook dengan entengnya.

"Hanya mengantar, tidak menusuk. Dia milikku." Tekan Jungkook membuat Mingyu tertawa.

Begitulah Jungkook, apa yang menjadi miliknya tak bisa disentuh oleh sembarang orang, sekalipun orang itu adalah Mingyu, sahabatnya.

"Ya ya ya... tenanglah, dia milikmu, wanitamu."

Deg...

'Wanitamu...' Jungkook mengulang perkataan Mingyu dalam hatinya.

Ada desiran aneh yang Jungkook rasakan saat Mingyu mengatakan itu. Entahlah, mungkin hanya perasaannya saja.

Tok tok tok...

"Nona Jihyo, permisi... bolehkah pria tampan ini masuk ke dalam?" Tak ada balasan, Mingyu pun membuka pintu besar itu dan segera masuk.

"Berhenti! Jangan dekati aku. Jangan, jangan lagi."

Mingyu menautkan kedua alisnya bingung, Jihyo terlihat begitu ketakutan dan tertekan. Bahkan wanita itu sedang menutupi tubuhnya dengan selimut tebal dan menangis di ujung ranjang sampai matanya membengkak.

"Tidak tidak. Aku tidak akan menyakitimu." Mingyu meletakan nampan berisi penuh makanan lezat yang ia bawa tadi di atas nakas.

"Tolong... kumohon jangan lagi."

Mingyu semakin heran. Ia memberanikan dirinya untuk mendekati Jihyo. "Hei..."

Dengan lembut, pria tinggi itu memegang bahu kecil dan rapuh Jihyo. "Aku tidak akan menyakitimu... tenanglah, okay?"

Dengan trauma yang Jungkook berikan, Jihyo menjadi sangat ketakutan. Ia bahkan menepisi kasar tangan Mingyu dari bahunya. Mingyu yang mengerti akan ketakutan Jihyo pun hanya tersenyum memahami. Ia ikut duduk di samping wanita itu, dan memandangi wajah cantik Jihyo yang begitu pucat.

"Aku Mingyu, sahabat Jungkook. Kau tak apa? Wajahmu begitu pucat."

Jihyo menjawab dengan gelengan kecil.

"Cantik." Puji Mingyu dengan senyum kagum saat melihat kecantikan Jihyo yang sangat alami.

Mingyu kembali berdiri dari atas ranjang, "baiklah, habiskan makan malammu. Setelah itu beristirahatlah dengan cukup, kau akan semakin cantik jika tak ada kantung mata yang hitam seperti ini." Ujar Mingyu halus, dan di iringi dengan usapan lembut pada puncak kepala Jihyo.

"Aku akan keluar." Harusnya Jihyo bisa melihat, karena saat ini Mingyu sedang memberinya senyum yang begitu manis dan hangat.

"Iya." Jawab Jihyo akhirnya saat Mingyu telah keluar dari dalam kamar itu.

"Cihh..." desisan sinis juga senyum miring terukir pada bibir Jungkook saat melihat perlakuan manis yang Mingyu berikan pada wanitanya, Jihyo.

***

TBC...

Continuar a ler

Também vai Gostar

726K 34.7K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
9.4K 654 37
Hanya Short Story dari beberapa lagu dan member BTS. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para member ya. H...
241K 21.7K 37
'Take my hands now, you're the cause of my euphoria'-JK 'I need you, and i know you'll come...For me'-PCY Menceritakan kisah Dokter bedah menikah den...
45.7K 6.1K 32
𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐫𝐞𝐚🦄 ●𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐦𝐚𝐮 𝐭�...