Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

A Broken Queen Bag. 3

332 58 9
By ShiaMoer

-

"Dahulu saat terbentuknya kerajaan ini, lycans bekerja untuk klan vampir. Menjaga perbatasan di siang hari dan bekerja di malam hari. Namun mereka melakukan pemberontakan saat Raja Jeon kedua berkuasa."

"Apa yang terjadi pada mereka?"

"Semua lycans di buang ke luar perbatasan. Anda lihat pegunungan berkabut itu, Yang Mulia Ratu?"

"Ya, sepertinya saya pernah melihatnya dari atas menara."

"Di sanalah mereka tinggal."

"Apakah mereka berbahaya?"

"Sangat berbahaya. Mereka telah mendeklarasikan diri sebagai musuh terbesar kaum vampir. Untuk itulah Raja Jeon kedua membuat benteng tinggi mengelilingi wilayah kerajaan Darkworld."

***

Jihyo menatap ke sekelilingnya. Rumah Hades sebenarnya tak jauh dari istana, hanya saja ia harus melewati hutan pinus yang lebat untuk menuju ke rumah yang lebih mirip museum itu. Semua wilayah darkworld termasuk hutan pinus sekalipun berada dalam benteng kokoh yang di bangun raja sebelumnya, tetep saja wanita yang bergelar Yang Mulia Ratu itu was-was. Terlebih dengan menghilangnya dua tentara vampir yang selalu menemaninya kemanapun di luar dan di dalam istana. Perasaannya semakin berkecamuk dan malang sekali karena mungkin hari akan segera beranjak senja dan langit tak tampak seterang ketika ia mengetuk pintu rumah Hades. Memang tak ada matahari yang bersinar terang layaknya wilayah di permukaan bumi, tapi awan mendung dan kabut yang selalu menyelimuti wilayah ini memudarkan terangnya sinar matahari hingga yang tersisa hanyalah cahaya redup sebagai pertanda siang datang, dan kegelapan malam tanpa bintang sebagai pertanda matahari telah pergi beristirahat.

Jihyo menelusuri jalan kecil di sepanjang pinggir hutan. Ekor gaunnya beberapa kali tersangkut semak belukar di beberapa tempat yang membuatnya kesal setengah mati.

Wanita itu menajamkan pendengarannya ketika sebuah firasat aneh menyerangnya dengan tiba-tiba. Kedua kelopak matanya mengatup erat selagi ia berkonsentrasi dengan pendengarannya.

Suara derap langkah seseorang. Ah tunggu... bukan seseorang, tapi banyak sekali derap langkah yang ia dengar, bahkan nyaris hampir berlari kedengarannya. Seperti sekelompok barikade yang tengah berlari dalam langkah yang sama.

Jihyo membuka kelopak matanya ketika suara itu terdengar semakin mendekat dan mendekat ke arahnya. Tanpa pikir panjang wanita itu bersembunyi di balik rerimbunan pohon pinus dan semak belukar yang sempat merobekkan ujung gaun warna marun yang ia kenakan.
Pikirannya berkonsentrasi penuh, tatapan matanya menelusuri setiap jengkal sisi hutan menembus kegelapan sementara derap langkah itu semakin mendekat ke arahnya.

"Tunggu..." suara menggelar menginterupsi dan menghentikan derap langkah itu tepat ketika mereka berjarak beberapa langkah dari persembunyian sang Ratu.

"Aku mencium bau vampir, newborn baby."

Jihyo begidik ngeri, suaranya begitu menggegar seakan menusuk-nusuk ulu hatinya ketika satu persatu kata di ucapkan oleh makhluk itu. Wanita itu tahu persis bahwa mereka bukanlah kaumnya, indera penciumannya sangat tajam hingga rasanya tak mungkin ia salah mengenali sekutunya. Hanya saja aroma ini, sangat aneh. Perpaduan antara aroma darah singa gunung yang lezat dan anjing basah yang menjijikkan.

"Tak ada waktu untuk memeriksa, Tuan. Sebaiknya kita segera membantu pasukan di istana."

Suara bisik-bisik hanya terdengar seperti dengungan lebah itu bercampur dengan dengusan-dengusan kasar menginterupsi. Tampak sekali bahwa ada yang tengah marah besar dalam kelompok itu.

"Kita pergi, cepat." Bersamaan dengan perintah itu, perlahan derap langkah kaki itu terdengar semakin menjauh dari tempat persembunyian sang Ratu.

Jihyo menjatuhkan tubuhnya di atas tanah yang basah seakan kaki kokohnya tak mampu lagi menahan berat tubuhnya. Ia sunguh sungguh ketakutan. Tak pernah sebelumnya ia merasa setakut ini. Tak ada seseorang yang berada di sampingnya, dan hutan telah benar-benar gelap sekarang, hanya ada sinar rembulan yang temaram sebagai sumber cahaya satu-satunya di tempat ini.

Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Ia benar-benar lupa jalan pulang ke istana. Semuanya terlihat sangat asing dan baru ketika Jihyo melangkah pertama kali memasuki hutan ketika ia datang berkunjung ke rumah Hades bersama para pengawalnya. Namun aneh, karena setiap jengkal tanah yang ia lewati terlihat hampir sama hingga ia sekakan berjalan di tempat. Suasananya, jumlah pohon, semak-semak belukar di pinggir jalan setapak ini, sangat mirip dan membingungkan. Wanita itu terhenyak dan menyadari satu hal penting bahwa tempat ini lebih mirip seperti labirin tak berujung.

Pikirannya melayang-layang entah kemana. Suaminya pasti sangat khawatir saat ini. Tapi tidakkah Jungkook mengerahkan semua tentara vampirnya untuk mencari istri yang sangat dicintai ini? Kenapa Jihyo tak menemukan satu pun aroma yang sama dengannya, sekutunya.

Tak terasa bulir-bulir air mata meluncur dengan indahnya melewati kedua sudut kelopak matanya. Demi Tuhan yang tak pernah ia sebutkan namanya, ia benar-benar sangat ketakutan. Tak pernah ia pergi sejauh ini. Ia begitu nyaman berada dalam lingkungan istana bahkan keluar kamar pun sangat jarang sekali ia lakukan. Tapi apapun yang tengah terjadi padanya, ia tak akan menyerah semudah ini. Maka dengan mengumpulkan segenap nyali dan kekuatannya yang tersisa, sang Ratu mulai berlari menelusuri rerimbunan semak.

Entah sudah berapa lama wanita itu berlari, diringi dengan beberapa suara yang tertangkap oleh indera pendengarannya. Beberapa makhluk mengaum dengan keras, suara desisan, dengungan seperti kumpulan lebah, dan beberapa suara teriakan perempuan. Perasaannya semakin berkecamuk dan akhirnya ia memilih untuk kembali ke rumah Hades.

Namun betapa terkejutnya sang Ratu karena keadaan rumah yang sangat indah itu telah hancur berantakan. Seakan sebuah batu asteroid meluluh lantahkan tempat yang lebih mirip seperti museum itu.

Tapi Jihyo menyadari satu hal, ia tak sendiri di tempat ini. Suara hembusan nafas menerpa pori-pori kulit lehernya dan ia tahu bahwa ia tak akan selamat kali ini.

Sesosok manusia serigala dengan taring-taring panjangnya mengaum ke arah sang Ratu. Mata mereka berwarna merah dan kilatan amarah yang ada di dalam tatapannya membuat Jihyo bergidik ngeri. Makhluk itu begitu mengerikan, tak seperti serigala jadi-jadian yang pernah ia dengar dari Jungkook, tapi makhluk ini yang berdiri di depannya, yang seakan telah bersiap untuk menerjangnya ini terlihat jauh lebih menakutkan.

Brukk!

Jihyo memejamkan matanya ketika sesuatu yang keras dan padat menghantam tubuhnya.

***

Jihyo merasakan gaun satin yang ia gunakan telah basah kuyup sekarang, dan tepat ketika ia menggerakkan sedikit kepalanya, berapa tulang lehernya ikut bergerak dengan suara 'kreeek' yang tak ingin ia dengar.

"Arghhh.." wanita itu menggeram dengan kedua alis yang berkerut. Rasa nyeri menyelimuti sekujur tubuh hingga masuk ke dalam tulang-tulangnya. Suara 'kreek' masih setia terdengar saat ia menggerakkan satu persatu anggota tubuhnya yang lain. Darah vampir yang mengalir melalui pembuluh darahnya memperbaiki organ-organ tubuhnya yang rusak akibat hantaman tubuh makhluk itu secara brutal.

"Kau sudah bangun?" Seorang pria meletakkan sebuah rusa yang telah mati tak jauh dari tempat sang ratu berbaring.

Jihyo memilih untuk menghiraukannya dan mencerna setiap kejadian secara berurutan. Bukankah kemarin malam ia tengah berada di depan rumah Hades yang hancur dan dan terbakar, lalu makhluk mengerikan itu menyerangnya.

Dan sekarang ia berada di tepi sebuah sungai tak jauh dari gunung berkabut yang maksud Hades dalam ceritanya mengenai lycans.

Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Sungguh Jihyo tak tahu jawabannya.

"Jadi kau lah sang Ratu yang merupakan vampir baru yang dikatakan semua orang?"

"Sudah jelas bukan?" Jihyo memutar kedua bola matanya dan menyentuh tiara miliknya. Setidaknya mahkota itu masih bertengger manis di atas kepalanya. Karena jujur saja, wanita itu lebih memilih kehilangan kepalanya daripada kehilangan mahkota legendaris ini.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Jihyo kepada pria yang berdiri di belakangnya.

Sungguh tak ada yang aneh dari penampilan pria berambut pirang itu. Pakaian yang ia kenakan mungkin tak terlihat semewah yang biasa dipakai sang Raja, suaminya, Jeon Jungkook. Namun ia terlihat seperti Jihyo juga. Tubuh keduanya sama, berbentuk mirip manusia, hanya perbedaan jenis kelamin dan warna bola mata yang membedakan mereka berdua. Pria ini memiliki warna mata yang sangat indah, seakan Jihyo dapat melihat keindahan batu bulan pada irish matanya yang berwarna saphire, menyejukkan dan menenangkan seperti keindahan lautan blue ocean.

Sang Ratu terkesiap. Ia mengenal sosok itu.

"Taehyung..." gumamnya pelan, namun ekspresi terkejut menyambangi wajah pria tampan berambut pirang itu.

Perlahan ia menghampiri Jihyo dan duduk disampingnya. Ditatapnya lekat-lekat sosok indah itu dari ujung gaun satinnya yang sobek hingga mahkota berkilauan yang ia kenakan. Sungguh wanita ini tak memiliki cela sedikitpun. Indah dan mempesona. Warna matanya semerah darah namun kini ia menatap dirinya dengan sebuah kerlingan yang terlihat sangat sayu. Beberapa kali pria itu mengerjapkan kelopak matanya. Memastikan wanita itu bukanlah orang lain melainkan sosok yang sangat ia kenal.

"Taehyung kau tak mengingatku?"

Jantung pria yang di panggil Taehyung itu bergemuruh. Ia sangat yakin bahwa wanita yang duduk di sampingnya ini dapat mendengar dengan jelas suara detakannya yang berpacu dengan deru nafasnya yang pendek-pendek. Ada sebuah rasa yang telah lama disimpan pria itu erat-erat dalam ruang hatinya yang terdalam, dan kini perasaan itu mengaung-ngaung ingin keluar dari tempat persembunyiannya. Ia sangat merindukan sosok indah itu.

"Jihyo...?"

"Apakah ini adalah kau?"

"Taehyung, kau bercanda? Kau tak mengingatku sama sekali?"

"Tampar aku."

Plak!

Jihyo menampar pipi kiri Taehyung tanpa di minta dua kali, tanpa sadar bahwa ia telah mengerahkan segenap kekuatan pada telapak tangannya.

"Argh!"

"Maaf..." wanita itu membelai lembut bekas tamparan yang masih memerah itu sambil menyunggingkan senyumannya. Walaupun ia tak tahu persis apa yang sedang di rasakannya saat ini, namun ia cukup senang mendengar suara detak jantung cepat milik pria di sampingnya ini. Rasanya sangat menyenangkan.

"Bagaimana kau bisa mengingatku?"

"Kau pikir dengan menjadi vampir lalu aku akan kehilangan semua memori manusiaku?"

Jihyo menempelkan kedua telapak tangganya untuk membingkai wajah tampan makhluk berjuluk lycans itu, dan ia mulai memejamkan matanya. Diputarkannya roll film itu melalui pikirannya, dan Jihyo ingin Taehyung mengetahui apa yang tak di ketahui siapapun di dunia ini.

Wanita itu mengingat segalanya. Ia ingat bagaimana pertemuan pertama mereka di perpustakaan kampus empat tahun silam. Ketika Taehyung berlarian menerobos hujan dan menyelamatkannya yang kala itu hampir saja tertabrak ketika dengan bodohnya ia menyebrang sambil melamun. Ketika pria itu menyatakan cintanya di atas Namsan Tower saat full moon dua tahun silam, dan semua kenangan-kenangan lain yang tak terhitung jumlahnya, Jihyo mengingat semuanya dengan sangat sempurna. Terlebih bayang-bayang kesedihan amat sangat yang terpancar dari raut wajah pria tampan itu ketika ia secara sepihak memutuskan tali kasih mereka karena sebuah perjanjian bodoh dengan kaum vampir yang di buat oleh adik kandungnya.

"Aku tak menyangka kau akan mengingat semuanya, tapi sangat aneh sekali, kau bahkan dapat mengingat memori manusiamu."

"Sampai sekarang akupun tak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi." Jihyo menurunkan kedua telapak tangannya dan beranjak dari posisi duduknya menuju ke bibir sungai.

"Apakah suamimu tahu?"

"Tidak, aku hanya membagi memori yang ingin kubagi dengannya." Kedua lensa mata wanita itu menerawang jauh menuju hulu sungai dimana Gunung yang selalu tertutupi kabut itu berada.

"Apa yang kau pikirkan? Apakah kau merasa terganggu? Apa kau tak mempercayaiku lagi?" Taehyung berdiri di samping wanita itu mengikuti arah pandangannya.

"Tidak, mungkin kedengarannya aneh, tapi entah mengapa hatiku mempercayaimu Taehyung."

Pria itu berjongkok dan mengambil beberapa batu kecil dan melemparkannya ke sungai.

"Taehyung, aku merindukanmu. Aku mengkhawatirkanmu setiap saat karena bayang-bayangmu selalu berkelebat dan mendatangiku setiap malam. Aku sangat takut ketika Hades berkata bahwa kau adalah lycans." Jihyo tak sanggup lagi meneruskan kata-katanya. Ada sebuah tekanan yang menohok tenggorokkanya hingga ia tak dapat menyuarakan apa yang ingin ia ucapkan. Bibirnya kelu dan butiran air mata kembali tumpah membasahi kedua pipinya yang tak lagi merah merona, sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan untuk Jungkook namun dilakukannya untuk seorang Kim Taehyung .

Hening di antara mereka berdua saat Taehyung menatap dalam-dalam melalui manik mata blue ocean-nya sosok wanita yang selalu ia cintai, walaupun takdir telah memisahkan mereka dalam kedua bentuk lain yang bertolak belakang. Tapi demi apapun, rasa di dalam hatinya tak pernah berubah untuk wanita yang kini berstatus Ratu vampir itu.

Maka diraihnya jari jemari Jihyo dan menariknya lembut ke dalam pelukannya.

Mereka tak saling bicara. Hanya suara gemercik air sungai yang terdengar dan sapuan lembut dari angin pagi yang menusuk pori-pori kulit. Sekuat tenaga Jihyo menahan hasrat akan rasa dahaga yang kini serasa membakar seluruh kerongkongannya hingga mengacaukan pusat syarafnya. Bagaimanapun Taehyung adalah lycans, darahnya akan lebih nikmat daripada milik singa gunung yang selalu wanita itu minum setiap hari. Rasa dahaga itu semakin menjadi-jadi dan menuntut sedangkan hati kecil wanita itu dan rengkuhan lengannya pada punggung Taehyung yang hangat seakan tak ingin melepaskan pelukan mereka. Ia sangat menyukai suara degup jantung Taehyung yang mengalun cepat namun dalam gerakan yang tertatur bak sebuah musik indah yang telah lama tak Jihyo dengar dalam hidupnya.

"Aku rindu sekali padamu."

"Maafkan aku karena telah meninggalkanmu Taehyung."

"Aku mengerti."

Taehyung melepaskan rengkuhannya dan membingkai wajah cantik Jihyo menggunakan kedua telapak tangannya. Sungguh perempuan yang dulu sangat ia cintai ini tampak berbeda, jauh berbeda dari Jihyo yang di kenalnya dahulu. Tak ada lagi irish mata cokelat yang menatapnya sayu atau rona merah di kedua sisi pipinya yang ia tunjukkan ketika ia sedang tersipu malu.

Ya semuanya telah berbeda sekarang, begitupun dengan dirinya. Menerima kenyataan bahwa ia terlahir kembali sebagai seorang lycans sudah cukup membuat Taehyung terpukul pada awalnya. Dan kini ia harus melihat Jihyo dalam sosok vampir seperti menjatuhkan sebuah gada besar di atas punggungnya.

"Kenapa?"

"Kau dan bayi dalam kandunganmu pasti lapar bukan? Aku tahu darah rusa memang tidak selezat singa gunung."

"Tidak apa-apa, aku suka darah rusa kok."

Wanita itu menghampiri rusa mati yang telah tergeletak tak jauh dari tempatnya semula berdiri. Rasanya tak cukup enak dan hambar, namun terserahlah. Rasa dahaganya jauh lebih penting dari apapun.

"Bagaimana kau tahu semua tentangku, Taehyung? Maksudku semuanya."

"Kami selalu memata-matai kerajaan kalian dan tahu semua yang terjadi di sana."

Ada sebuah raut kesedihan yang terpancar oleh wajah tampan Taehyung yang berhasil tertangkap oleh sang Ratu. Dan ia mengerti kenapa pria yang sedang berjalan di sisinya ini melakukan hal itu.

Jihyo bukanlah Ratu yang tak tahu apa-apa dan harus belajar dari Hades untuk mengetahui tentang semuanya. Ia tahu bahwa lycans masih berada dalam satu klan dengan werewolf, dan ia juga tahu persis bahwa kaum serigala hanya menyukai satu 'betina' selama hidupnya.
Sungguh Jihyo bukanlah perempuan egois yang hanya ingin dicintai. Namun jika Taehyung yang mencintainya, maka ia telah dapat melihat banyaknya halang rintang yang menunggu mereka di depan. Andai saja ia dapat menolak takdir yang digariskan pada mereka, andaikan ia dan Taehyung dapat hidup bersama sebagai manusia normal, ia akan melakukan semuanya jika memang itu mungkin. Namun semuanya sudah terlambat bagi mereka berdua.

"Taehyung maafkan aku. Harusnya aku menolak dengan keras ketika Jungkook mengubahku menjadi seperti ini. Sungguh aku tak menginginkan semua ini, Taehyung."

"Aku tahu, kau tak perlu meminta maaf karena kita sama-sama tak memiliki kuasa untuk menolak takdir kita berdua." Perkataan Taehyung terdengar seperti sebuah ucapan yang sok bijak. Namun hanya inilah yang dapat diperbuat oleh pria itu sekarang. Berusaha menerima kenyataan.

Wanita itu menunduk. Jika saja perasaannya sepeka dahulu, mungkin saat ini airmata telah berlinangan membasahi kedua sisi wajahnya. Namun ia berbeda. Ia sama sekali tak merasakan sakit yang hanya dapat di rasakan manusia.

"Apapun itu aku tetap mencintaimu Jihyo."

***

"Jihyo sayang. Aku sangat mengkhawatirkanmu." Jungkook yang mendapati istrinya masuk ke gerbang istana seorang diri langsung menghampirinya dengan menggunakan kemampuan teleportasi yang dimilikinya.

"Apakah kau terluka?"

"Tidak. Hanya saja gaun baruku." Jihyo menunjukkan ekor gaun satin yang ia kenakan telah sobek di beberapa bagian.

Jungkook terkekeh pelan dan mengecup singkat bibir merah milik istrinya, kemudian memeluk tubuh Jihyo dan membawanya masuk ke dalam kamar mereka dalam satu kali kedipan mata.

"Aku minta maaf tidak menjemputmu sesegera mungkin." Jungkook membersihkan tubuh istrinya dengan handuk basah dengan mengelap seluruh permukaan kulit bersihnya.

"Ada kekacauan di istana kemarin malam, dan banyak tentara tewas, mereka membakarnya."

Ada ekspresi kesedihan luar biasa yang ditangkap Jihyo di kedua irish keemasan milik Jungkook. Wanita itu menggigit bibir bawahnya karena sesungguhnya ia telah mengetahui semuanya tanpa Jungkook repot-repot untuk menceritakan kejadian yang menimpa kerajaan mereka semalam. Namun tak mungkin Jihyo mengatakan yang sebenarnya. Tentang pertemuannya dengan Taehyung yang pasti akan langsung membuat Jungkook marah besar. Sungguh ia tak ingin perseteruan dua klan ini bertambah sengit karena hal ini. Dan satu hal yang paling penting, ia tak ingin membahayakan nyawa Taehyung .

Bertemu dengan pria yang selama ini ia rindukan rasanya seperti seseorang memberikan hadiah terindah dan terbaik untuknya. Bagaimana mungkin Jihyo dapat menyaksikan Taehyung tersiksa karena hubungan mereka serta kenyataan bahwa Jihyo mengingat seluruh memori manusianya. Ia tak akan mampu bertahan.

Mungkin seharusnya mereka berdua tak bertemu kembali. Dan memulai semuanya dari awal dengan Jihyo yang tetap menyimpan memori manusia hanya untuknya seorang. Lalu menjaganya rapat-rapat dan tak membiarkan satu orang pun tahu akan kebenarannya. Andai saja ia dapat mengendalikan takdir. Oleh karenanya ia tak memiliki kuasa sama sekali menolak takdir. Kenyataan bahwa ia telah diubah menjadi vampir. Benar-benar mengejutkan. Namun satu hal yang lebih menyakitkan adalah bertemu Taehyung dalam sosok lycans dan tak dapat hidup berdampingan bersama pria itu selamanya.

"Sayang?" Jungkook menyentuh punggung tangan Jihyo ketika dilihatnya kedua bola mata istrinya itu menatap lurus, namun hanya ada kekosongan di sana.

"Hmm?"

"Apa yang kau pikirkan? Kau terlihat aneh, apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik. Hanya sedang berfikir."

"Apa?" Jungkook nampak tak sabar karena sesungguhnya ia tengah menentukan waktu yang tepat untuk bertanya kepada Jihyo. Mereka tak pernah berpisah untuk waktu yang lama. Dan semalaman adalah waktu yang terhitung sangat lama untuk Jungkook.

"Ketika aku keluar dari rumah Hades, kedua pengawalku sudah tidak ada. Dan ketika aku kembali untuk meminta bantuan Hades, rumahnya telah hancur dan terbakar. Lalu sebuah benda berat menghantamku dan kurasa aku pingsan setelahnya."

"Mereka ternyata telah berani menyerang istriku, berengsek!" sebuah desisan terdengar dari bibir Jungkook yang membuat rasa penasaran Jihyo makin menjadi-jadi. Sebenarnya apa yang membuat para lycans itu berkhianat saat pemerintahan Yang Mulia Jeon kedua.

"Siapa mereka?"

"Lycans."

"Aku belum pernah mendengarnya, mereka itu apa?"

"Kau tidak perlu tahu sayang, tak ada yang harus kau khawatirkan sekarang, kau sudah aman." Jungkook merengkuh kedua pundak Jihyo dan meyakinkan istrinya bahwa ia akan baik-baik saja. Walaupun kenyataannya berkata lain. Karena tak ada yang tahu bahwa sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang buruk. Dan Jihyo sudah mengetahuinya sejak awal. Tentang Serentetan kejadian itu, walaupun ia tak tahu menahu mengenai motif yang sebenarnya.

Semuanya memang berawal ketika Jungkook mengubahnya menjadi bentuk yang sangat tak diinginkannya. Menjadi vampir dan hidup selamanya serta terhindar dari penuaan? Apakah itu terdengar seperti sebuah lelucon? Bagi Jihyo itu terdengar seperti sebuah omong kosong. Dan melihat betapa Jungkook sangat menginginkannya membuat wanita itu putus asa dan menyadari bahwa ia tak akan bisa lolos dari cengkraman raja vampir itu. Namun ia tak sebodoh itu. Tentang ingatan-ingatan manusianya yang masih tergambar jelas yang tak ia bagikan kepada siapapun, dapat menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuknya.

Ia tak akan membaginya untuk siapapun dan akan tetap menyimpannya sebagai rahasia terdalamnya bersama Taehyung . Tak ada yang tahu kemana takdir akan membawanya. Namun harapan untuk keluar dari kehidupan immortal ini masih sangat besar. Karena di balik keputusasaan selalu ada secercah harapan.

Ingin rasanya Jihyo menghabiskan waktu sebagai makhluk lemah dan ringkih bernama manusia. Karena justru setiap momen yang ia lewati akan terasa lebih bermakna karena kita tak tahu kapan semuanya akan berakhir. Sebuah gambaran indah terlukis dalam memorinya ketika dibayangkannya ia dan Taehyung duduk di beranda rumah kayu mereka dikelilingi oleh putra-putri mereka dengan senyum secerah mentari pagi. Lalu kemudian menua bersama hingga ajal memisahkan. Bukankah itu sangat indah dan ideal?

"Apa yang kau pikirkan?" Jungkook menatap istrinya menyelidik. Sejujurnya ia sungguh frustasi dibuatnya. Entah kenapa dari semua vampir yang berada di seluruh alam semesta ini, justru ia tak dapat membaca pikiran istrinya sendiri. Tak pelak kadang Jungkook sangat khawatir ketika Jihyo bersikap aneh seperti yang ia lakukan saat ini. Istrinya itu tak pernah sekosong ini.

"Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Kau bisa menceritakan semuanya padaku."

"Tidak ada yang mengangguku, sungguh." wanita itu buru-buru memeluk tubuh suaminya dan menenggelamkan tubuhnya di dada bidang Jungkook. Ia tak ingin Jungkook berprasangka yang tidak-tidak ataupun menduga-duga apa yang terjadi kepadanya pagi ini. Jihyo hanya ingin melindungi Taehyung.

"Sungguh?"

"Sebenarnya ada satu yang mengganjal"

"Tentang apa?"

"Tentang bayi yang ada di dalam kandunganku."

"Ada apa?" Jungkook melepas perlahan tautan mereka dan menatap istrinya cemas. Jika sesuatu terjadi pada Jihyo dan bayi mereka, ia bersumpah tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Aku hanya merasa aneh." Jihyo mengedarkan pandangannya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kandunganku tidak sebesar ini kemarin, tapi kenapa sekarang menjadi sedikit lebih menonjol?"

Jungkook tersenyum. Vampir baru seperti Jihyo mungkin belum mengerti beberapa hal dasar.

"Kita berbeda dengan manusia, sayang. Vampir bertumbuh beberapa kali lebih cepat," kali ini dielusnya pelan kepala sang istri.

"Berapa lama dia akan lahir?"

"Hmm... mungkin sekitar tiga bulan."

"Apa?"

"Kenapa kau terkejut seperti itu?"

"Ti—tidak apa-apa."

"Baiklah karena kau baik-baik saja, aku akan keluar menemui para dewan."

"Iya."

Jungkook mengecup singkat puncak kepala istrinya dan menghilang dalam satu kedipan mata. Jihyo nampaknya telah terbiasa dengan kemampuan teleportasi yang dimiliki suaminya. Ia tak terkejut lagi dan cenderung menghiraukannya. Karena ada hal yang lebih urgent yang harus ia pikirkan saat ini.

***

"Sebaiknya permasalahan ini harus segera di selesaikan, Yang Mulia." Seorang pria berjambang putih dengan kulit putih pucat berdiri di antara deretan bangku yang dikhususkan untuk rapat dewan kehormatan. Deretan bangku yang tampak melingkar itu telah terisi penuh karena sang Raja Vampir telah hadir di tempat itu.

"Bagaimana menurutmu, Tuan Seungcheol?" Jungkook beralih menatap pria paruh baya yang duduk tepat di sampingnya. Penasehat sekaligus sosok yang sangat ia percaya.

"Sebagian besar dewan mengajukan usulan gencatan senjata dengan para lycans, Yang Mulia. Banyak korban dari pihak kita yang berjatuhan karena serangan tiba-tiba itu. Dan sebaiknya kita kumpulkan terlebih dahulu kekuatan yang ada."

Jungkook mengangguk paham

"Tapi saya yakin mereka tak akan menyetujuinya," seru salah seorang di antara mereka.

"Ya benar, Yang Mulia. Sejujurnya saya ingin mengatakan bahwa kenapa kita tak berdamai saja dengan mereka? Hidup berdampingan seperti ratusan tahun yang lalu. Saya yakin mereka tak akan meminta yang aneh-aneh dan sebagai gantinya mereka akan menjadi budak kita," sebuah saran lebih baik di lontarkan oleh Jimin yang tak lain adalah sepupu Jungkook.

"Tidak bisa!"

"Kenapa tidak bisa?"

"Mereka berbeda dengan kita." Suara menggelegar sang Raja terdengar hingga langit-langit ruangan pun ikut memantulkan suaranya.

"Mereka hanyalah sekumpulan anjing menjijikkan. Dan kita adalah klan yang memiliki kedudukan jauh lebih tinggi dari mereka. Sampai kapanpun aku tak akan mengkhianati keputusan ayahku dan tidak akan pernah sudi hidup berdampingan dengan mereka."

"Aku berbicara sebagai sepupumu di sini. Kita tak perlu hidup berdampingan, karena kaum lycans hidup di luar perbatasan. Kita hanya perlu membuat perjanjian perdamaian agar kedua belah pihak tidak terlibat peperangan lagi." Jimin masih mempertahankan argumennya.

"Aku tidak perlu nasehatmu sepupuku ataupun nasihat kalian semua. Aku ingin memastikan bahwa tidak ada lagi satupun lycans di dunia ini. Dan kalian harus mengikuti apa yang kuperintahkan!" suara Jungkook terdengar semakin keras hingga lampu-lampu kristal yang terpasang di langit-langit ruang sidang ikut bergetar karenanya. Ada sebuah kilatan mengerikan dalam irish keemasan yang dimilikinya. Kilatan tak biasa, namun sebenarnya ada sebuah kekhawatiran dan ketakutan di sana.

Tidak! Ia tidak takut akan para lycans yang menurutnya hanya sekumpulan sampah yang harus dimusnahkan. Namun ia sangat takut akan kehilangan Jihyo dan juga bayi dalam kandungan istrinya itu. Karena fakta bahwa Taehyung, pria yang pernah dicintai istrinya itu ada dalam kelompok mereka membuatnya khawatir.

Dan semuanya semakin membingungkan ketika ia tak dapat membaca apa yang dipikirkan wanita itu. Tentang alasan kenapa Jihyo melamun sepanjang hari setelah menghilangnya wanita itu sepanjang malam. Apakah mungkin mereka telah bertemu secara diam-diam? Pertanyaan yang paling mengundang tanya tanya besar ialah, apakah Jihyo masih mengingat memori manusianya? Melihat bagaimana istrinya membagi pikirannya tempo hari tak pelak membuat sang Raja cemas. Bagaimana jika ingatan itu semakin jelas, dan Jihyo akan benar-benar mengingat segalanya.

Oh... tidak! Jihyo!

Jungkook berhasil mendarat sempurna di dalam kamar mereka menggunakan kemampuan teleportasi yang dimilikinya. Disusurinya segala penjuru ruangan dan tak menemukan sosok cantik sang istri di sana. Seingatnya Jihyo masih duduk manis di atas tempat tidurnya dan hendak mengganti gaun satinnya yang sobek dengan gaun yang baru. Namun tak tampak kehadiran Jihyo di sana.

"Jihyo?"

"Sayang?"

"Kau dimana?"

"Kau sedang mandi?"

Tak ada sahutan. Hanya bunyi keran kamar mandi yang terbuka di sana. Gaun satin putih yang kotor berada di atas wastafel yang menandakan bahwa Jihyo telah mengganti pakaiannya. Namun kemana wanita itu?

"Dimana istriku?" Jungkook memilih bertanya pada kedua orang penjaga pintu yang ditempatkan di luar kamar mereka.

Mereka berdua tampak saling bertatapan satu sama lain dan Jungkook dengan kekuatan membaca pikirannya telah dapat menebak situasi yang terjadi. Kedua pengawal itu tidak tahu dan tidak becus menjaga istrinya.

"Apakah kalian ini bodoh?! Menjaga satu orang vampir baru pun tak bisa??"

"Cepat cari istriku!! Kerahkan semua orang terbaik!!"

"Siap, Yang Mulia." Mereka melesat berlari bagai kecepatan cahaya sementara ada yang menarik perhatian pria bertatus Raja klan vampir itu. Ia menghampiri jendela besar yang telah terbuka sedikit hingga tirai-tiranya nampak bergoyang pelan searah dengan hembusan angin.

Ia menggeram tertahankan. Tangannya mengepal sempurna. Irish mata miliknya yang semula berwarna keemasan telah berubah semerah darah dengan kilatan amarah tak tergambarkan di sana.

"Damn!!!"

Semua yang dikhawatirkan Jungkook kini benar-benar menjadi kenyataan. Jihyo telah mengetahui segalanya dan ia dengan mudahnya tertipu akting polos yang ditunjukkan istrinya itu. Benar. Ataukah selama ini ia telah tertipu mentah-mentah oleh wanita yang telah dicintainya itu?

"Salan..!" Jungkook meninju meja kayu yang ada di hadapannya hingga hancur. Rasa kesalnya sudah tak tertahankan lagi.

'Aku akan menangkap kalian berdua.' Geramnya dalam hati.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

13.5K 1.7K 26
Bahasa : Baku Start : 26 June 2021 Finish : 25 July 2021 Cover by : @i_vennie2 [Alur cepat, Belum Revisi] Hidup ini begitu banyak cobaan, berbagai k...
45.8K 6.1K 32
𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐫𝐞𝐚🦄 ●𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐦𝐚𝐮 𝐭�...
6.8K 963 39
Sebuah cerita tentang 8 orang laki laki yang sama sama belajar apa arti sebuah keluarga dan kesetiakawanan. Bahwa terkadang keluarga bukan cuma orang...
48.7K 5.8K 52
mencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan ra...