Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

The Smart Twins (5)

514 100 26
By ShiaMoer

***

Jungkook menggeleng beberapa kali sambil berkacak pinggang dihadapan Lia. Gadis kecil itu malah makan seperti tidak bersalah, sangat santai dan tidak takut dengan tatapan marah sang ayah. Dahyun yang di dapur sudah tahu apa yang terjadi tersenyum diam-diam, ia melirik Eunha tampak bergaya centil berdiri bersebelahan dengan Jungkook. Melihat wanita tadi basah kuyup membuatnya tak tahan ikut tertawa juga dari dapur ini. Sekarang wanita itu sudah berganti pakaian yang memang selalu ada di rumah ini.

"Kenapa kau melakukan seperti tadi pada bibi Eunha, Jisu?"

Lia mendesah kasar, ia menatap ayahnya tak kalah tajam. Untuk beberapa saat, Jungkook terhenyak dengan tatapan tajam milik putrinya itu. Kenapa mendadak mengingatkannya pada mantan istrinya dulu. Persis dan mirip sekali.

"Ayah masih bertanya lagi, kenapa? Jelas saja jawabannya, karena aku tidak menyukai ayah bersama dia." Tunjuk Lia kasar pada Eunha. Ah baiklah, ia melupakan sikap sopan santun yang selalu diajarkan ibunya. Eunha bereaksi kesal ingin rasanya membalas perbuatan Lia tadi. Tapi ia mencoba menahan di dekat Jungkook.

"Kenapa Jisu, ayah kan sudah berbicara mengenai ini padamu sayang?" suara Jungkook berubah lembut melihat putrinya tampak marah. Mendekat dan mencoba meraih wajah manis itu masih yang terlihat cemberut.

"Aku tidak suka ayah bersama dia. Aku tidak setuju ayah dengan dia. Apapun itu alasannya, aku tidak mau ayah!" Lia berteriak histeris di depan wajah Jungkook. Ia lantas turun dari kursinya dan berlari menaiki tangga masuk ke kamarnya. Bam selalu mengikuti kemanapun Lia pergi, seperti biasa dulu bersama Jisu.

Jungkook menghembuskan nafasnya kasar setelah melihat kepergian putrinya. Eunha mendekat memeluk tubuh Jungkook manja, "sayang biarkan saja dia. Mungkin dia belum bisa menerimaku menjadi calon ibu barunya." Dengan tidak tahu malunya Eunha menyandarkan kepalanya di dada bidang Jungkook. Kali ini Jungkook tidak membalas, ia memikirkan putrinya yang marah padanya.

Malam pun tiba, terlihat Lia merenung di depan jendela kamarnya yang terbuka lebar membiarkan angin malam masuk mendinginkan tubuhnya. Tapi Lia terlihat tidak peduli. Ia masih memikirkan kejadian tadi siang. Hatinya meremas ketika ayahnya mencoba membela wanita seksi itu. Lia tidak mau perjuangannya sia-sia, ia tetap harus melakukan apapun agar ayahnya tidak menikah dengan Eunha. Lia hanya ingin ayahnya bersama ibunya. Harus bersama ibunya! Ibu cantiknya pasti juga mengharapkan ayahnya kembali lagi. Baiklah, jika Jisu tidak mau membantu, Lia bisa juga sendiri membantu mempertemukan kedua orangtuanya.

Pintu kamar terbuka, Lia menoleh ke belakang. Ia melihat ayahnya datang kemudian menutup pintu kamar itu. Lia masih marah pada ayahnya, ia kembali menatap ke depan memandangi langit-langit malam.

"Jisu... apakah kau masih marah pada ayah?"

Lia mendesah kasar. Ia berbalik menatap sang ayah sudah duduk di sisi ranjangnya. "Aku tidak marah pada ayah, hanya saja tidak suka jika melihat ayah bersama wanita itu."

Jungkook meresah pelan. "Kemarilah, mendekatlah putriku."

Lia menurut, ia duduk di pangkuan sang ayah memandangi wajah tampan ayahnya yang sama sekali tidak terlihat tua.

"Apa yang membuatmu tidak menyukai bibi Eunha? Dia cantik, bukan? Bibi Eunha bisa menjadi ibu barumu, Jisu."

Lia menggeleng lemah menatap sayu pada ayahnya. "Tidak ayah, aku tidak mau ibu baru."

Sesaat Jungkook bungkam. Kedua bola mata berlinang itu. Mata bulat serta tatapan putrinya, mengapa mengingatkan Jungkook pada Jihyo. Mantan istrinya yang telah meninggalkannya delapan tahun lalu hanya karena pertengkaran kecil, mereka berpisah begitu saja tanpa ada kabar selanjutnya. Mungkin karena keegoisan masing-masing serta pikiran yang belum dewasa mereka memilih hidup sendiri-sendiri dan membawa satu anak. Jantung Jungkook terasa lebih bernyawa hanya mengingat wajah mantan istrinya itu. Bibirnya menjadi keluh untuk berucap, Jungkook tiba-tiba merasa rindu pada sosok wanita berambut panjang dengan wajah cantik itu. Apa kabar wanita itu? Sudah lama Jungkook tidak bertemu Jihyo.

Jungkook mengedipkan matanya tersadar, lalu menarik kedua ujung bibirnya. "Jisu tidak setuju jika ayah bersama bibi Eunha?"

Lia menggeleng manja, "tidak ayah. Aku tidak mau. Aku tidak ingin ibu baru."

Jungkook tersenyum mengelus surai lembut Lia. Ntah sejak kapan putrinya ini merawat rambut, hingga bisa sampai selembut dan sehalus ini. "Kalau begitu, ayah tidak akan menikah dengannya. Ayah akan menuruti permintaan putri kesayangan ini, apapun itu."

Mendengar hal itu, wajah Lia seketika semringah. "Ayah, kau serius?"

"Tentu saja, Jisu. Kebahagiaanmu yang terpenting untuk ayah."

Lia memeluk leher sang ayah, "ayah aku sayang sekali dengan ayah."

Jungkook merasakan hatinya menghangat. Ia membalas pelukan putri kecilnya itu. Tentu saja Jungkook sangat menyayangi putrinya, keluarganya satu-satunya. Jadi apapun keinginan putrinya, akan ia turuti. Termasuk memutuskan Eunha nanti. Akan Jungkook lakukan. Jungkook tidak mau anaknya nanti tersiksa sementara dirinya sendiri yang bahagia, tapi tidak anaknya. Tapi, benarkah Jungkook bahagia bersama Eunha? Karena selama ini jarang sekali Jungkook merasakan kenyamanan bersama Eunha. Hanya seperti kesenangan sesaat, selainnya Eunha sangat merepotkan, jika jujur saja. Banyak kemauan wanita itu yang harus dituruti, seperti meminta belanja ini atau itu, atau lebih parahnya suka meminja uang jajan yang terlalu keseringan. Bukankah itu sudah menggambarkan Eunha adalah wanita matrek?

Pelukan itu melonggar, Lia menatap mata sang ayah. "Ayah... ayah..." sepertinya Lia tidak berani mengucapkan kata yang ingin ia ucapkan.

"Kenapa, Jisu?" Jungkook mengernyit masih tersenyum.

"Ayah... tidak merindukan ibu?" suara Lia sangat pelan.

"Ibu?"

"Ayah tidak rindu ibu?" ulang Lia menatap ayahnya cemas.

"Jisu...?"

Lia menarik nafasnya panjang. "Ayah, kau tidak mau bertemu ibu? Ayo bertemu ibu, ayah. Aku rindu ibu, ayah."

Jungkook terperangah sesaat. Ini cukup ambigu maksud ucapan putrinya. "Ayah... tidak paham."

"Ayah, ayo bertemu ibu. Ibu Jihyo, ayah tidak merindukan ibu? Dan juga Jisu?"

"A—apa? Se—sebentar..." Jungkook masih cukup bingung memandang lekat putrinya.

Lia menunduk dalam. Jungkook terdiam cukup lama dengan pikirannya terus memperhatikan Lia. Hingga akhirnya Jungkook membelakak tak percaya, ia menyadari sesuatu. Ingatannya mulai mundur perlahan. Setelah pulang dari camping, Jisu –yang dipikir Jungkook- sangat berbeda seperti biasanya. Jisu yang biasa jarang bersikap manja padanya, Jisu yang biasa juga lebih sering bermain bersama Bam, Jisu yang biasa juga akan lebih menghabiskan waktu sendiri daripada mengikutinya bekerja, dan Jisu yang dulu tidak terlalu suka merawat diri. Tapi lihatlah, Jisu yang sekarang. Lebih terawat, manis, sopan, dan manja. Ayah macam apa dia baru menyadari perbedaan kedua putri kembarnya.

"Oh Tuhanku, Lia-ku yang manis."

Jungkook menarik Lia dalam pelukannya. Tanpa sadar menitikkan air matanya. Sudah lama. Sangat lama, bahkan sudah bertahun-tahun ia tidak lagi menggendong tubuh mungil ini yang dulunya sering menangis dalam balutan kain. Jungkook amat sangat merindukan putri kembarnya ini. Beberapa kali ia mengecup lembut kening Lia.

"Kenapa tidak bilang dari dulu, sayang? Mmh?"

Lia menenggelamkan wajahnya ikut terisak menangis. "Hiks... aku rindu sekali dengan ayah, aku takut ayah tidak mau denganku."

"Hei, siapa yang bilang Lia? Tidak, jangan berkata seperti itu. Jisu dan kau adalah putri tersayang ayah. Ayah menyayangi kalian berdua."

Lia menangis di pelukan Jungkook, memeluknya erat. Ayanya ternyata juga menyayangi dirinya. Jungkook merasakan kelegahan di dalam hatinya. Pada akhirnya ia dapat bertemu kembali dengan Lia setelah sekian lamanya. Tapi... tunggu dulu, dimana Jisu?

"Jisu? Dimana dia?"

Lia melongokkan kepalanya lalu menyengir lebar, "Jisu ada bersama ibu."

"Astaga, kalian merencanakan semua ini?" Jungkook mencoel gemas hidung Lia yang sudah memerah.

"Kami sangat merindukan kalian, ayah. Jisu bilang ingin bertemu ibu, dan aku juga ingin bertemu ayah."

Jungkook tersenyum kecil, "apa kau di sana dengan ibu bahagia? Bagaimana kabar ibumu?"

"Ibu semakin cantik, ayah. Dia terlihat bahagia di depanku saja, tapi terlihat murung ketika tidak bersamaku, itu kata paman Taehyung. Dia sepertinya masih memikirkan ayah."

Jungkook mengerjap pelan, "kak Taehyung masih bekerja bersama ibumu?" tanyanya terkejut. Tentu saja, Jungkook cukup akrab dengan Taehyung. Usia mereka memang berjarak beberapa tahun, jadi Jungkook mencoba menghormati Taehyung, walaupun Taehyung menentang karena derajat jabatan mereka jauh berbeda.

Lia mengangguk beberapa kali, "iya ayah. Paman Taehyung masih mengabdi pada ibu." Ujarnya memperlihatkan rentetan gigi kecilnya.

"Dan ibu... ahh... ayo ayah kita bertemu ibu. Aku sangat merindukannya juga. Ayo... ayah..." Lia merengek seraya menarik ujung kaus Jungkook.

Jungkook mendadak salah tingkah. Telinganya memerah tanpa sebab. Hanya berkata seperti itu saja, Jungkook berdebar sendiri dengan memikirkan wajah cantik Jihyo. Sudah lama sekali ia tidak bertatapan mata dengan mata bulat indah itu. Mata bulat yang dulunya membuatnya tertunduk dalam sesaat. Mata bulat yang dulunya tidak bisa membuatnya berkata lagi selain mengatakan 'cinta' setiap permainan panas mereka berlangsung.

Jungkook... merindukan mantan istrinya yang cantik itu. Sedang apa dia?

***

Jihyo memijat pelipisnya. Pusing melanda melihat gaun pengantin di depannya. Ini tidak sesuai dengan ekspetasi-nya. Lengan gaun pengantin itu yang seharusnya diberi sedikit renda, namun malah terlihat norak. Bimbang untuk melepaskan atau tidak.

Pintu ruangan kerjanya terbuka, menampilkan putri canitknya masuk setelah baru pulang sekolah. Tampak wajah Jisu sangat berseri. Tentu saja Jisu berseri hari ini, karena barusan tadi dia berteleponan dengan Lia menyusun sebuah rencana untuk mempertemukan ayah dan ibu mereka. Benar, Jisu menerimanya dan sangat antusias untuk memberitahu ibunya segalanya.

"Lia, sudah pulang, sayang?" seperti kebiasaan mereka, Jihyo dan Jisu akan berpelukan seperti lepas rindu.

"Sudah ibu. Apa ibu sibuk?"

"Hmm... tidak terlalu, Lia. Ada apa sayang? Kau ingin berjalan-jalan ke mall?"

"Bukan ibu. Aku... aku ingin berlibur..."

Jihyo mengernyit bingung, padahal baru kemarin mereka berlibur ke pantai memanjakan mata. Namun, kini anaknya meminta lagi. "Kau ingin kemana, Lia? Keluar negeri? Jepang? Amerika? Atau kemana?"

Jisu menggeleng, bukan itu maksudnya. "Mmhh... berlibur... ke rumah ayah..." suaranya memelan di akhir menyebut 'ayah'.

Jihyo menahan nafas sesaat. Tidak, ia pasti salah dengar. Jihyo tidak yakin barusan putrinya menyebut kata 'ayah' –yang setahu Jihyo, Lia tidak pernah mengetahui ayahnya sendiri- rasanya mustahil.

"Lia...?"

Jisu mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk tidak berani menatap wajah keseriusan dari Jihyo dihadapannya. Sang ibu sudah bersimpuh mensejajarkan tubuhnya.

"Ibu... kau tidak rindu pada ayah?"

Kerongkongan Jihyo terasa tercekat. Ini Lia, bukan? Kenapa Lia bisa menyebut 'ayah'? sementara selama ini ia tidak pernah memperkenalkan seorang pria pada Lia untuk seorang ayah.

"Ibu—tidak mengerti, Lia."

Jisu meremas jemarinya, ia takut-takut menatap mata sang ibu. "Ibu, aku... rindu ayah. Aku ingin bertemu dengan ayah. Ayah Jungkook, dan juga Lia. Ayo bertemu mereka, bu..." sekali tarikan nafas Jisu berucap.

Hampir saja tubuh Jihyo terhuyung jika tidak berpegang pada meja kerjanya. Perkataan Jisu mencernakan otaknya. Ia tidak mampu lagi berkata. Dipandanginya wajah sendu putrinya dengan lamat. Hingga akhirnya otaknya mulai bekerja. Menyadari beberapa hari ini perilaku putrinya tidak sewajar biasanya. Tidak pernah lagi, Jisu mengucapkan 'selamat malam, ibu. Aku menyayangimu,' setiap akan tidur. Tidak ada lagi kecupan tiba-tiba yang biasa Lia lakukan, tidak ada lagi juga perlakuan manis biasa Lia. Sekarang yang ada Lia yang sedikit kasar, pemalas, dan suka berbicara omong kosong. Jantung Jihyo berdetak begitu kencang, ia menyentuh dadanya meremas sedikit betapa menyakitkan dirasakannya.

"Sayangku, Jisu..." Jihyo menangis menarik tubuh kecil Jisu ke pelukannya. Mencium beberapa kali pipi Jisu dan masih menangis. Jihyo mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa ibu sepertinya tidak menyadari perbedaan anak kembarnya. Bertahun-tahun tidak bertemu, sungguh Jihyo amat sangat merindukan Jisu. Tidak terlupakan sama sekali, dan berharap bisa bertemu lagi. Dan sekarang momen yang ditunggunya telah tiba.

Jisu juga menangis merasakan tubuh ibunya bergetar. "Aku menyayangi ibu, maaf aku berbohong ibu."

Dalam pelukan itu, Jihyo menggeleng keras. "Tidak, Jisu. Kau tidak salah. Ibu yang salah tidak bisa membedakan kalian berdua. Ibu juga sangat menyayangimu, Jisu."

Hati Jihyo menghangat merasakan dekapan kecil ini. Tangan kecil memeluknya erat dan menangis di bahunya. Jihyo sampai mengangkat tubuh kecil itu dalam keadaan berpelukan.

Beberapa saat mereka merelai pelukan kerinduan itu. Jisu menatap dalam mata bulat ibunya, tangan kecilnya menghapus air mata sang ibu. "Ibu... ayo bertemu ayah..."

Jihyo terdiam sesaat. Tapi tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya. Hatinya berdegup kencang hanya mendengar kata 'ayah' saja. Perlahan bayangan wajah tampan mantan suaminya itu muncul di pikirannya. Wajah tampan Jungkook yang tersenyum menggoda ketika menggedongnya seperti koala berputar dan menerjangkannya di ranjang dengan sekali hentakan cinta mereka bersatu dengan diiringnya suara yang mengalun indah akan kenikmatan kebersamaan bersama. Oh tidak, Jihyo tidak bisa melupakan setiap momen kebersamaannya bersama Jungkook. Jihyo semakin merindukan Jungkook, sudah sangat lama tidak betatapan muka.

"Memangnya, bagaimana kabar ayamu, Jisu?" Jihyo bertanya dengan malu-malu, jelas saja Jisu menyadari ibunya tengah tersipu.

"Sangat baik, ibu. Ayah semakin tampan, bu. Ayo cepat kita bertemu ayah, bu."

Jihyo pun tidak bisa menahan senyumnya. Beberapa kali ia mengecup pipi gembul Jisu.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

54.1K 2K 14
[ special project 1 ] Kumpulan oneshoot kookv yang telah dibuat oleh beberapa author dengan genre yang berbeda. Yuk intip➡
9.4K 653 37
Hanya Short Story dari beberapa lagu dan member BTS. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para member ya. H...
94.8K 11.6K 33
[M] Keluarga besar Kim dan keluarga besar Park, merupakan musuh bebuyutan sejak tujuh keturunan yang lalu. Tetapi anehnya terjadi hal buruk menimpa m...
83.2K 4.5K 43
Mature Love Story --- Sakiti aku dengan kejujuran, jangan membuatku nyaman dengan kebohongan - Sehun 🥀