NAVYA || TERBIT

By admla_

6.4M 574K 70.1K

•DILARANG PLAGIAT DALAM HAL APAPUN! •NAVYA telah terbit di penerbit Galaxy Media. •Temukan novel Navya di TBO... More

PROLOG
BAB 01: NAVYA
BAB 02: NAVYA
BAB 03: NAVYA
BAB 04: NAVYA
BAB 05: NAVYA
BAB 06: NAVYA
BAB 07: NAVYA
BAB 08: NAVYA
ROOM CHAT
BAB 09: NAVYA
VISUAL NAVYA
BAB 10: NAVYA
BAB 11: NAVYA
BAB 12: NAVYA
BAB 13: NAVYA
BAB 14: NAVYA
BAB 15: NAVYA
BAB 16: NAVYA
BAB 17: NAVYA
BAB:18 NAVYA
BAB 19: NAVYA
BAB 20: NAVYA
BAB 21: NAVYA
BAB 22: NAVYA
BAB 23: NAVYA
BAB 24: NAVYA
BAB 25: NAVYA
BAB 26: NAVYA
BAB 28: NAVYA (RC)
BAB 29: NAVYA
BAB 30:NAVYA
BAB 31: NAVYA
BAB 32: NAVYA
BAB 33: NAVYA
BAB 34: NAVYA
BAB 35: NAVYA
BAB 36: NAVYA
BAB 37: NAVYA
BAB 38: NAVYA
BAB 39: NAVYA
BAB 40: NAVYA
BAB 41: NAVYA
BAB 42: NAVYA
BAB 43: NAVYA
BAB 44: NAVYA
BAB 45: NAVYA
BAB 46: NAVYA
BAB 47: NAVYA
BAB 48: NAVYA
BAB 49: NAVYA
BAB 50: NAVYA
BAB 51: NAVYA
BAB 52: NAVYA
BAB 53: NAVYA
BAB 54: NAVYA
BAB 56: NAVYA
BAB 55: NAVYA
BAB 57: NAVYA
BAB 58: NAVYA
BAB 60: NAVYA
BAB 61: NAVYA
BAB 62: NAVYA
BAB 63: NAVYA
BAB 64: NAVYA
BAB 65: NAVYA
BAB 66: NAVYA
BAB 67: NAVYA
BAB 68: NAVYA
NEW STORY!
VOTE COVER
BANNER PO NAVYA

BAB 59: NAVYA

68.9K 6.7K 890
By admla_

Happy reading!
.
.
.

07.30 AM

Pagi ini Samuel sibuk menemani istrinya yang sudah sadar sejak pukul enam pagi tadi. Pria itu langsung menyuapi Navya makan, memberikan vitamin dan buah untuk Navya. Terakhir Samuel membersihkan tubuh Navya dengan cara mengelapnya menggunakan handuk basah.

Samuel mengambil sisir di dalam tas yang berisikan barang-barang Navya dan calon anak mereka. Samuel mendekati Navya. "Aku sisirin sini rambut kamu," ucap Samuel lembut.

Navya mengangguk pelan dan melepaskan iketan rambutnya. "Kamu kapan pulang? Bukannya kemarin bilang baru hari ini ya pulang?" tanya Navya.

"Aku percepat sayang, dari sana aku udah feeling nggak enak tentang kamu, makanya aku suruh yang lain ambil alih tugas kantor," sahut Samuel dengan menyisirkan rambut istrinya yang panjang.

Navya mengangguk paham, ia mendongakkan kepalanya ke atas. "Kamu tau pelakunya yang buat aku kecebur kolam?" ujar Navya. Dia takut kalau nanti suaminya akan marah ketika tau pelaku yang membuat dirinya celaka.

Samuel menggelengkan kepalanya, pria itu memang belum mengetahui siapa pelakunya. Ponselnya mati dan mungkin sekarang sudah ada kabar tentang pelaku dari abang iparnya. "Emang siapa?" tanya Samuel.

"Kak Silla," jawab Navya.

Samuel terdiam sejenak, dia tersenyum tipis. "Udah aku duga, dari awal aku yakin kalo Silla ada bikin rencana jahat buat kamu," kata Samuel yang tengah menahan amarah kepada kakak iparnya.

Navya mengangguk pelan. "Aku nggak habis pikir aja sama dia, tega banget ngelakuin itu ke aku. Dua kali Sam dia hampir buat kita kehilangan baby," kecewa Navya kepada sikap sang kakak kepada dirinya.

Samuel berdeham pelan. "Dia nggak akan pernah kapok kalo belum dapet pelajaran sayang," ucap Samuel dengan mengikat rambut Navya.

"Kamu benar, tapi ya kamu tau sendiri kak Silla gimana," seru Navya.

Pria itu tersenyum tipis. "Tenang aja, aku udah ada rencana buat bikin dia kapok, dan mungkin setelah itu dia nggak akan ganggu kita lagi," kata Samuel.

Navya menatap Samuel. "kamu mau bunuh dia?" tebak Navta yang seakan-akan tau isi pikiran Samuel.

Samuel mengangguk pelan. "Tapi sebelum dia menyusul geng lontenya, aku akan buat dia nyesel dan bertekuk lutut sama kamu," kata Samuel.

"Kalo menurut aku jangan. Kamu penjarain dia aja, bagaimana pun dia tetap kakak aku dan dia juga berhak punya kesempatan untuk berubah," ucap Navya yang tak mungkin membiarkan sang kakak dibunuh oleh suaminya.

Walaupun dalam lubuk Navya sangat kecewa kepada kakaknya, tapi dia juga masih menyayangi Silla sebagai kakaknya.

Samuel membuang nafasnya dengan kasar melihat tingkah istrinya. "Aku ikut apa kata kamu aja, kalo emang dia mau di penjara, yaudah." Navya tersenyum.

"Makasih."

Samuel tersenyum simpul. "Nanti Mila sama yang lain kesini, nanti aku mau keluar, gapapa kamu sama mereka sebentar?" ucap Samuel dengan mengelus pipi Navya.

"Jangan lama-lama ya," ujar Navya dengan mengeluarkan puppy eyes.

Pria itu mengangguk dan mengecup singkat bibir istrinya. "Of course."

Navya menatap Samuel dengan dalam, ia melilit ujung kaos suami nya itu. "Samuel," cicit Navya.

"Kenapa hm?" Tanya Samuel.

"Pinggang Navya sakit," adu Navya dengan lirih.

Samuel mengelus rambut Navya. "Sabar ya? Kamu harus banyak gerak juga sayang, katanya biar cepet pecah ketuban kamu," ucap Samuel lembut.

Navya merentangkan tangannya. "Peluk," rengek Navya.

"Mode manja nih? Hahaha," goda Samuel dengan menyolek pipi Navya.

Mata Navya yang sudah mulai berkaca-kaca pun membuat Samuel tertawa, pria itu memeluk tubuh Navya dengan erat. "Tahan sebentar lagi, penantian kita selama ini akan tercapai, I'm always here for you," sambung Samuel lembut dengan memijatin pinggang istrinya.

Navya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Samuel, ia memejamkan matanya dan merasakan pijatan Samuel yang membuat dirinya nyaman dan lumayan enakan pinggangnya.

Melihat istrinya yang terus merasakan sakit membuat Samuel tidak tega dengan Navya. Pria itu mengecup pucuk kepala istrinya dengan lembut. "Kamu gak mau caesar aja?" celetuk Samuel.

Navya menggelengkan kepalanya. "Nggak mau, aku pengen rasain melahirkan secara normal," ucap Navya pelan.

"Tapi aku nggak bisa liat kamu kesakitan, caesar aja ya?" kata Samuel dengan membujuk sang istri.

Navya mendongakan kepalanya, pandangan keduanya saling bertemu. Ia melihat raut wajah Samuel yang sangat khawatir kepada dirinya. "Gapapa, udah jadi resiko menjadi seorang Ibu merasakan sakit disaat mau melahirkan, kamu jangan khawatir ya?" tutur Navya lembut.

Samuel menghela napas panjang. Pria itu mengangguk pelan. "Aku bakal disamping kamu terus, semangat ya?" Wanita itu tersenyum tipis.

Ditempat lain Letta dan Farhan sedang bersiap-siap akan menjenguk sahabat mereka. Namun, sebelum jalan Letta akan memberikan asi terlebih dahulu kepada anaknya. Farhan menutup resleting tas keperluan Jena, mereka membawa tas yang isinya hanya keperluan anak itu.

Farhan melirik kearah istrinya. "Udah tidur?" tanya Farhan dengan suara pelan.

"Belum, dia masih belum ngantuk kayaknya," jawab Letta.

Farhan menatap anaknya, pria itu mengelus kepala Jena dengan lembut. "Anak papa kok nggak mau tidur? Jena mau main ya?" kata Farhan dengan mengajak anaknya bicara.

"Sayang bobo yuk? Kamu belum bobo lagi dari subuh," ucap Letta.

Mendengar hal itu membuat Farhan kasian dengan istrinya. Hampir setiap hari Letta kebangun, dan itu karna tangisan anak mereka yang sedang rewel. "Maaf ya, karna anak kita kamu jadi kurang tidur kayak gini," celetuk Farhan.

Letta tersenyum tipis. "Gapapa, udah resiko kok. Dibawa santai aja, Jena juga masih bayi dan wajar dia rewel terus," ucap Letta lembut. Farhan hanya tersenyum, walaupun dia tau sebenarnya Letta sangat capek.

Cup

Farhan mencium kening Letta sekilas. "Gue sayang kalian," celetuk Farhan.

"Me too." Keduanya sama-sama tersenyum.

Sejak keributan berapa bulan yang lalu, hubungan mereka menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan sejak kejadian itu Farhan sangat memanjakan istrinya, dan pria itu juga selalu stay bye disamping Letta. Takut ada apa-apa, dan dia bisa gerak dengan cepat membantu istrinya.

🍂🍂🍂🍂🍂

Siang ini dalam ruang rawat Navya sangat ramai karna kedatangan para sahabat Navya dan Samuel. Mila memeluk Navya dengan erat. "Semangat Nay, kita semua bakal selalu ada di dekat lo kok," ucap Mila dengan memberikan semangat kepada sahabatnya.

Mereka mengangguk setuju dengan ucapan Mila. Navya tersenyum simpul. "Terimakasih ya semua," kata Navya dengan pelan.

Mila menghampiri Samuel. "Jadi, siapa yang buat Navya masuk ke kolam kolam renang? Biar gue maki-maki dia sekarang," geram Mila yang tak terima ada yang melukai sahabatnya.

"Iya woy, pengen gue jambak dia, kagak punya hati nurani banget," timpal Vana.

"Sih Silla pelakunya, tuh kakaknya Navya yang selalu bikin ulah," celetuk Regal yang sejak tadi menyimak saja.

Mila menatap Samuel. "Benar?" Samuel mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Anjing tuh lonte, awas aja kalo ketemu gue," marah Mila kepada Silla.

"Emang anjing sih, dia kek punya penyakit iri hati banget sama Navya," ceplos Letta yang sejak tadi diam.

Farhan menyentil mulut Letta. "Jangan ngomong kasar deket Jena sayang," tegur Farhan.

"Lupa hehehehe," kekeh Letta dengan mengelus kepala Jena yang sedang tertidur.

Pintu ruangan Navya terbuka dan menampilkan Sean dan Megan yang baru saja datang. Bastian? Bian? Zach? Mereka sudah ada di lokasi yang di suruh oleh Samuel tadi.

Megan menghampiri Samuel. "Ayo, tuh lonte udah siap dibantai," bisik Megan.

Pria itu mengangguk pelan dan menatap Navya. "Aku keluar sebentar ya, kalo ada apa-apa ke Mila atau nggak yang lain dulu ya?" ucap Samuel lembut.

Navya tersenyum. "Iya, jangan lama," kata wanita itu.

Cup

Samuel mengecup bibir Navya. "Sure." Yang lain mendengus kesal, walaupun keadaan kayak gini pasangan yang satu itu terus saja membuat mereka iri.

"Gini ya kalo emang udah cinta sama pasangan? Sampe di rumah sakit pun masih bisa ngebucin," kata Regal yang capek melihat kebucinan Samuel dan Navya.

Mila menggeplak kepala Regal. "Iri ya? Makanya jangan suka mainin cewe, kan jadi di persulit jodohnya," ejek Mila.

Regal mengelus dadanya. "Udah tobat anjir gue, udah kagak jadi fuckboy," kata Regal.

Gadis itu berdecih. "Alah bohong, kemarin aja lo baru dinner sama dua cewe ye," sinis Mila.

"Lah, itu sih Babas ya. Gue cuman nemenin aja, gue masih stay halal nih," ujar Regal yang membuat Mila ingin memuntah mendengar ujaran pria itu barusan.

Megan menarik Regal. "Gosip mulu anjing, noh Samuel udah jalan," ucap Megan dengan menarik Regal.

"DADAH MILA SAYANG, NANTI KITA LANJUT LAGI YA!" teriak Regal dengan mengedipkan sebelah mata.

Sean menatap Regal dengan tatapan membunuh. "Mau jadi target selanjutnya setelah Silla, lo?" sinis Sean yang tak suka ada yang memanggil kekasihnya dengan sebutan 'sayang' kecuali dia.

Regal hanya cengengesan. "Bercanda bro," kata Regal.

Sedangkan Mila langsung merasa geli, gadis itu menghampiri Navya yang sedang mengobrol dengan Letta. "Eh Lett, ngelahirin sakit nggak sih?" tanya Mila yang penasaran.

Vana dan Clara menatap kearah Letta. "Iya dah? Gue penasaran anjir," timpal Clara.

Letta mengangguk pelan. "Sakit, banget malah. Soalnya itu kan antara hidup dan mati kalian," jelas Letta.

"Tapi tenang aja, pas denger malaikat kecil kalian nangis itu rasa sakitnya hilang dan di gantikan rasa terharu," sambung Letta.

Mereka mengangguk paham, Navya menatap Jena yang sedang tidur. "Lucu banget ya," kata Navya yang membayangkan jika nanti anaknya sudah lahir akan selucu anak Farhan dan Letta.

"Anak lo sama samuel juga lucu pasti," ucap Mila.

🍂🍂🍂

Di markas utama Devil's Angel, Silla yang sudah ditangkap oleh Sean dan Megan tadi pagi dan dibawa ke markas karna suruhan dari Samuel. Bastian yang sejak tadi sangat bosan mendengar teriakan Silla yang membuatnya kesal.

Begitu pun dengan Bian dan Zach, mereka bertiga sangat malas berurusan dengan wanita seperti itu.

Bastian menghampiri Silla dan langsung mengambil lakban hitam lalu menempelkan di mulut Silla. "Sumpah lo lebih bacot daripada Mila, diam sebentar nggak bisa apa anjing," kesal Bastian.

"Tau tuh, orang cuman di iket bukan perkosa ye" timpal Zach.

"Brisik anjing, mulut lo gue jahit lama-lama ya. Sebacot-bacotnya cewe, gak sebacot lo anjir, titisan apa sih? Mercon?" sarkas Bian yang kesal dengan teriakan Silla.

Silla menatap mereka dengan tajam, ia terus memberontak agar ikatan talinya itu terlepas.

Brakkk

Mereka semua yang ada di ruang bawah tanah terlonjak kaget melihat Samuel yang datang dengan aura yang dingin dan menusuk, apalagi tatapan yang sangat tajam seperti samurainya.

Ketujuh pria disana menelan ludahnya dengan kasar karna tau, jika leader mereka sudah emosi yang memuncak.

Samuel berjalan menghampiri Silla dengan tatapan membunuh, pria itu berjongkok dihadapan kakak iparnya itu. "Hai, bitch," sapa Samuel dengan tajam.

Silla menatap Samuel, ia mencoba untuk ngomong tapi susah.

Samuel mencengkram kuat dagu Silla. "Kok nggak ngomong? Mana nih mulut sampah yang sering hina istri gue, hm?" ujar Samuel dingin.

"Oh, udah bisu ya? Apa gimana?" sambung Samuel dengan membuka lakban mulut Silla dengan kasar.

Silla meringis kesakitan dan menatap tajam Samuel. "BANGSAT LO!" teriak Silla.

Plakk

Tamparan kencang mendarat di pipi Silla. "LO YANG BANGSAT!" balas Samuel menggunakan nada tinggi yang membuat para sahabatnya terkejut.

Pria itu menarik rambut Silla dengan kuat. "Maksud lo apa dorong Navya ke kolam renang? Lo tau perbuatan lo itu bisa buat Navya keguguran, bangsat!" sambung Samuel dengan tajam.

Cih, Silla berdecih sinis. "Peduli apa gue? Mau dia mati juga nggak peduli sih."

Samuel menghempaskan Silla. "LO UDAH GAGAL JADI SEORANG KAKAK BUAT ADEK-ADEK LO! LO NGGAK PEDULI SAMA APA YANG TERJADI SAMA NAVYA, TAPI ADEK LO? DIA MASIH MIKIRIN LO, ANJING!" bentak Samuel tajam.

"Lo tau? GUE KALO BUKAN KARNA NAVYA YANG NGELARANG BUNUH LO UDAH DARI LAMA GUE BUNUH ORANG KAYAK LO!" sambung Samuel dengan menunjuk wajah Silla.

Emosi Samuel memuncak. Perlakuan yang Silla lakukan sudah diluar batas, dan dia sudah tidak tahan dengan sikap kakak iparnya yang keterlaluan kepada istrinya.

Silla terdiam mendengar ucapan Samuel. Apa dia tidak salah dengar? Navya melarang Samuel untuk tidak membunuhnya?

"Lo bohong! Navya nggak mungkin bilang kayak gitu ke lo, dia aja udah benci sama gue!" ucap Silla yang tidak percaya.

Samuel tertawa kencang mendengar ucapan kakak iparnya yang tidak percaya apa yang dia katakan. "Sekarang lo tanya temen-temen gue yang ada disini, yang jadi saksi seberapa baiknya Navya ke lo, dan seberapa sabarnya dia ngadepin sikap lo!" tegas Samuel.

Silla melirik kearah teman-temannya Samuel untuk meminta penjelasan kepada mereka.

Para sahabat Samuel mengangguk.

"Dia baik banget kalo lo tau. Gue denger sendiri, kalo Navya selalu melarang Samuel untuk membunuh lo. Dia masih anggap lo sebagai kakak kandungnya, walaupun lo udah jahat sama dia," ucap Regal membuat Silla bungkam.

"Sebenarnya apa yang buat lo bisa melakukan ini? Kenapa sampe segitunya lo benci sama Navya?" tanya Samuel pelan.

Ia ingin mencoba untuk menetralkan kembali emosinya, bagaimana pun Silla adalah kakak ipar dia juga. Dan bagian dari keluarga, walaupun tingkah gadis itu sudah diluar batas.

Silla menundukkan kepalanya dan tidak menjawab pertanyaan Samuel. "Bunuh gue sekarang," celetuk Silla.

"Gue nggak akan bunuh lo! Karna Navya sendiri yang minta gue buat nggak bunuh lo!" tegas Samuel.

Silla meneteskan airmatanya yang membuat Samuel dkk terbingung dengan dia. "M--maaf."

Samuel menaikan sebelah alisnya. Kalo diliat dari raut wajah dan suaranya Silla tampak seperti menyesal. "Kenapa minta maaf?" tanya Samuel datar.

"Gue tau perbuatan gue ini salah besar banget, bahkan gue udah buat Navya celaka kedua kali hanya karna rasa iri dan nggak suka sama dia. Gue juga nggak tau kenapa gue bisa kayak gini, padahal dulu gue adalah orang yang selalu melindungi adik-adik gue ketika papa dan mama berantem. Ketika Navya sedih, nangis gue selalu ada buat dia. Entah kenapa, setelah perpisahan orang tua gue ngerasa hidup gue berantakan dan ada rasa benci sama papa gue, sampe akhirnya Navya jadi pelampiasan gue," lirih Silla.

"Gue buruk jadi kakak, gue udah nyakitin hati adik gue yang masih baik sama gue. Bahkan gue sering hina dia, caci maki dia aja masih mau baik dan lindungin gue." Gadis itu mengeluarkan isakan kecil.

Silla menatap kearah Samuel dan teman-temannya yang kini diam saja. "Lo kalo mau bunuh gue silakan, gue ihklas," kata Silla.

Samuel menatap manik mata Silla. Dia tau sebenarnya Silla baik, hanya saja dia berubah karna faktor keluarga dan lingkungan dia yang sangat toxic banget. "Gue udah bilang, gue nggak akan bunuh lo karna permintaan Navya."

"Faktor lo yang berubah gini karna perpisahan orang tua?" tebak Regal.

Silla mengangguk pelan. "Iya. Dulu gue masih smp pas mereka bercerai, tau kan pemikiran anak umur segitu pas tau keluarganya hancur karna orang ketiga kayak gimana?" Mereka mengangguk paham. Terlebih, Megan dan Bastian.

"Selain gue udah jahat sama adik gue sendiri, gue juga sadar pergaulan gue udah toxic banget. Bahkan kuliah aja sampe berantakan banget, dan itu cuman karna rasa iri gue ke Navya yang di sayang banget sama mama."

Samuel membuang nafasnya dengan kasar. "Apapun alasannya, lo udah salah banget disini. Mungkin gue akan kasih lo hukuman, hukuman di rumah sakit mental untuk memperbaiki mental lo yang agak berantakan." Silla hanya bisa mengangguk pelan saja dan menuruti perkataan adik iparnya saja.

Samuel membuka ikatan tali Silla. "Lo harus minta maaf sama Navya, dan mengakui semuanya ke keluarga lo apa yang udah lo lakuin," sambung Samuel.

Silla mengangguk pelan. "Iya, gue akan mengakui semuanya. Makasih, makasih buat lo sama Navya yang udah baik sama gue dan kasih kesempatan untuk gue berubah. Gue berharap lo sama adik gue bisa bahagia selalu ya? Buat dia bahagia terus," kata Silla lembut.

Samuel mengangguk pelan. "Ya."

Silla menatap Samuel dengan dalam, dia tersenyum kepada adik iparnya.

Ting

Sean merogoh ponselnya dan melihat ada notif pesan dari kekasihnya itu.

Ratu Julid💗
SEAN!!!
SURUH SAMUEL KE RUMAH SAKIT, NAVYA KONTRAKSI BESAR!

Bola Sean terbelalak lalu menatap kearah temannya. "Navya kontrsksi." Samuel yang mendengar itu langsung pergi begitu saja dari hadapan teman-temannya.

Farhan berdeham pelan. "Gue harap lo benar-benar mau berubah setelah ini. Kita semua tau, sebenarnya lo baik dan selalu sayang sama kedua adik lo, tapi mungkin karna faktor keluarga yang buat lo berubah. Cuman satu, apapun itu lo gak boleh iri dengki sama Navya atau jadiin dia pelampiasan lo, kasian dia," tegur Farhan.

"Setuju. Jadi, Navya itu gak gampang. Mungkin orang banyak yang ingin menjadi seperti dia. Navya cantik, pinter, punya prestasi banyak. Tapi, dibalik itu semua mental dia berantakan. Bahkan dituntut menjadi sempurna oleh papa lo dan dia. Gak boleh main, nilai harus sempurna terus. Dan waktu dia hanya untuk belajar," celetuk Sean yang angkat bicara.

Mereka mengangguk setuju. Navya selalu terlihat bahagia, namun hati dia sangat lemah.

Regal menepuk pundak Silla. "Terlalu banyak luka yang udah Navya simpan selama ini. Perpisahan orang tua, dia yang dipaksa ikut bokap, dituntut buat sempurna, dan menjadi korban bully di sekolah. Gue harap lo sama Navya bisa damai, Navya pasti maafin lo kok. Dia gak pernah dendam sama orang, walaupun orang itu udah pernah jahat sama dia," tutur Regal lembut.

Mendengar ucapan teman-temannya Samuel membuat Silla terdiam. "Nay pernah dibully? Kenapa dia nggak pernah bilang ke mama gue?" ucap Silla.

"Iya, dan yang bully Navya dulu istri gue. Gue juga minta maaf, tapi sekarang Letta udah berubah menjadi lebih baik," ujar Farhan.

"Mungkin aja Nay gak mau orang tuanya kepikiran ke dia," celetuk Megan.

Silla menatap Megan. "Seberat itu jadi lo? Maafin gue, Nay." -Batin Silla.

Rasa bersalah muncul dalam benak Silla. Tidak terhitung sudah kelakuan jahat dia kepada adiknya. Silla benar-benar menyesal sekarang, bahkan penyeselan pun tidak akan ada gunanya.

•••••••••••••••

Regal, Bastian, Megan, Bian, dan juga Zach berada disebuah cafe yang tidak jauh dari rumah sakit Navya dirawat. Kelima pria itu memilih untuk belakangan ke rumah sakit, sedangkan yang lain sudah duluan. Mereka ingin merokok sebentar, karna dirumah sakit tidak boleh merokok pastinya.

Apalagi kalau merokok didepan Navya, maka Samuel akan langsung menegur mereka semua.

Megan menghebuskan asap rokoknya. "Ada ya perempuan sebaik dan sesabar Navya. Disakitin masih aja baik sama orang loh, gue kalau jadi dia mah udah gue bunuh si Silla. Gak peduli mau dia keluarga geu sendiri atau gak," celetuk Megan kepada teman-temannya.

"Ya, itulah Navya. Perempuan yang gak pernah dendam sama orang yang udah jahat sama dia," ujar Bastian.

"Pantes aja Samuel cinta mati banget sama dia, selain cantik fisik, hatinya juga cantik," ucap Zach.

"Cantik luar dalem. Rill, no fake," timpal Bian.

Mereka mengangguk setuju. Navya memang cantik fisik dan hatinya.

Regal mematikan rokoknya, sejak tadi dia hanya menyimak saja percakapan mereka. Pria itu menatap gaya rambut Megan yang baru. "Gan, model rambut lo apaan?" tanya Regal yang penasaran.

"Kamu nanya? Gaya rambut aku apa?" jawab Megan dengan mengikuti salah satu trend di tik-tok.

Megan memainkan rambutnya. "Aku kasih tau ya, gaya rambut aku ini tuh CEPMEK. Bilang aja ke abangnya potong gaya cepmek," sambung Megan.

Bian dan Zach menahan tawa. Mereka tau sekali kalau sahabat mereka tidak akan ketinggalan trend tik-tok yang sedang viral. "Dilan kw anjir hahaha," cetus Bian yang diakhiri tawa.

"Najis, suara lo kek keselek batu bata," ceplos Regal yang merasa geli dengan suara Megan.

Megan tersenyum manis. "Apa sayang? Rawwrr!!!" Regal berdigik ngeri.

Bastian menepuk pundak Megan. "Cepmek apa?" kata Bastian.

"Cepak mekar," jawab Megan.

"Oh, kirain cepak anu..." Bastian menggaruk tekuk yang tidak gatal karna merasa ambigu dengan perkataan temannya.

Bian tertawa mendengar ucapan Bastian. Dia tau kalau pria itu sudah berpikir negatif. "Hahaha anjing pikiran lo, Bas. Isinya bokep semua sih, makanya mikir aja negatif," sarkas Bian.

"Pasti lo mikir cepak m*m*k ya?" Bastian mengangguk pelan.

Megan menggeplak kepala Bastian. "Tolol anjing. Percuma lo setiap minggu ibadah, kalau isi otak sama pikiran bokep mulu. Malaikat ketawa liat kelakuan lo sumpah," ujar Megan yang membuat teman-temannya tertawa.

Sedangkan Regal hanya menggeleng pelan.

"Yaudah, gue jadi atheis aja," ucap Bastian ngelantur.

"GOBLOK!" Regal dan yang lain menjawab ucapan Bastian secara serempak.

Bastian mengerucutkan bibirnya. "Serba salah. Rajin ibadah salah, jadi atheis juga salah. Kapan gue benarnya?" kesal Bastian.

"Ya, lo bodoh. Gak jadi atheis juga, dan pola pikiran lo juga diubah. Jangan negatif terus, ibadah yang lo lakuin selama ini bisa sia-sia hanya karna lo sering melakukan dosa yang sama," kata Regal yang sejak tadi diam.

Megan dan yang lain mengangguk setuju. "Tuh, dengerin apa kata pendeta Regal," ucap Bian.

Kening Megan mengerut. "Pendeta tapi kelakuaannya kayak iblis. Ibadah aja suka tidur, niat ibadah apa cuman mau keliatan ibadah?" Regal yang tak terima pun menggeplkan pundak Megan dengan kencang.

"Ngaca bangsat! Lo aja sering tidur anjing," kesal Regal.

"Just kidding sayang," ucap Megan menggunakan nada yang dibuat-buat.

Regal merasa geli dengan Megan pun bangkit dari duduknya. "Gue masih normal ye, kagak belok kayak lo." Pria itu pun pergi meninggalkan para sahabatnya, Megan hanya terkekeh pelan saja.

Megan teringat sesuatu menatap kearah Bastian yang tengah chatan sama seseorang. "Woy, lo jadian sama Aca ya?" Mendengar Megan menyebut nama 'Aca' membuat dia teringat dengan satu orang.

"Bianca maksud?" Megan mengangguk.

"Kenal sama dia?" sambung Bastian.

Zach melirik kearah Bastian. "Lo gak tau? Aca sepupunya Megan anjir," ujar Zach yang membuat Bastian terkejut.

Pria itu tidak pernah tau kalau gebetannya mempunyai ikatan keluarga dengan Megan. "Gue baru tau njir. Aca gak pernah bilang apa-apa," ucap Bastian.

"Gapapa. Balik ke pertanyaan awal, lo jadian sama Aca? Dan gue juga udah tau kalau dia selama ini jadi agen rahasia bokapnya Samuel," kata Megan.

Bastian menggeleng sebagai jawabannya. "Belum, gue masih mau yakinin perasaan gue ke dia. Jadi, gue sama Aca udah buat komitmen dulu." Megan mengangguk paham.

"Oh, oke. Gue cuman penasaran aja, kaget gue pas tau lo sama Aca deket," ucap Megan.

--------

Hai, apa kabar? Semoga selalu baik ya.

Jangan lupa follow:

@ameliandhra
@wp.ayananadheera
@navyabeatarisa_
@samuelnarendra_
@gal.hrnndz
@ccmla_z
@seanmlvn_
@bastiancromwell
@farhan_snjya
@mgansptra
@arlettanica_
@gang_devilsangel

See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

106K 8.1K 25
Start publish : 12 Juni 2020 Jangan ganggu apa yang udah menjadi milik gue, atau gue pastikan lo nggak bakal bisa lihat matahari terbit besok pagi...
30.5K 1.3K 34
Sequel TUAN MUDA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Kedekatan nya dengan seorang Kanagara Eliano Galaksa, cowok berandal yang sayangnya ternyata satu seko...
39.5K 3.1K 24
Setelah malam panas di tengah hujan itu, Seokjin memilih meninggalkan Jungkook yang masih terlelap dalam tidurnya. Jungkook mencari-cari keberadaan S...
BAD By what'sup!!

Teen Fiction

132K 10.1K 40
"Oh tuhan ku cinta dia, ku sayang dia,rindu dia, dia nya engga...."Lisa nyanyi tidak jelas karena saat main ToD dia kalah dan dia memilih tantangan,m...