NAVYA || TERBIT

By admla_

6.4M 574K 70.1K

•DILARANG PLAGIAT DALAM HAL APAPUN! •NAVYA telah terbit di penerbit Galaxy Media. •Temukan novel Navya di TBO... More

PROLOG
BAB 01: NAVYA
BAB 02: NAVYA
BAB 03: NAVYA
BAB 04: NAVYA
BAB 05: NAVYA
BAB 06: NAVYA
BAB 07: NAVYA
BAB 08: NAVYA
ROOM CHAT
BAB 09: NAVYA
VISUAL NAVYA
BAB 10: NAVYA
BAB 11: NAVYA
BAB 12: NAVYA
BAB 13: NAVYA
BAB 14: NAVYA
BAB 15: NAVYA
BAB 16: NAVYA
BAB 17: NAVYA
BAB:18 NAVYA
BAB 19: NAVYA
BAB 20: NAVYA
BAB 21: NAVYA
BAB 22: NAVYA
BAB 23: NAVYA
BAB 24: NAVYA
BAB 25: NAVYA
BAB 26: NAVYA
BAB 28: NAVYA (RC)
BAB 29: NAVYA
BAB 30:NAVYA
BAB 31: NAVYA
BAB 32: NAVYA
BAB 33: NAVYA
BAB 34: NAVYA
BAB 35: NAVYA
BAB 36: NAVYA
BAB 37: NAVYA
BAB 38: NAVYA
BAB 39: NAVYA
BAB 40: NAVYA
BAB 41: NAVYA
BAB 42: NAVYA
BAB 43: NAVYA
BAB 44: NAVYA
BAB 45: NAVYA
BAB 46: NAVYA
BAB 47: NAVYA
BAB 48: NAVYA
BAB 49: NAVYA
BAB 50: NAVYA
BAB 51: NAVYA
BAB 53: NAVYA
BAB 54: NAVYA
BAB 56: NAVYA
BAB 55: NAVYA
BAB 57: NAVYA
BAB 58: NAVYA
BAB 59: NAVYA
BAB 60: NAVYA
BAB 61: NAVYA
BAB 62: NAVYA
BAB 63: NAVYA
BAB 64: NAVYA
BAB 65: NAVYA
BAB 66: NAVYA
BAB 67: NAVYA
BAB 68: NAVYA
NEW STORY!
VOTE COVER
BANNER PO NAVYA

BAB 52: NAVYA

70.3K 6.5K 380
By admla_

Happy reading!
.
.
.

Pagi ini Samuel dan teman-temannya berada diruang band. Kelima pria itu tidak ada jam pelajaran, guru yang seharusnya mengajar tidak masuk karna ada urusan. Karna tidak ada kerjaan juga, akhirnya para remaja itu memilih untuk pergi ke ruang band.

Ketika mereka masuk tidak ada orang sama sekali didalam. Regal langsung pergi kearah drum, sedangkan Bastian dan Farhan pergi ke tempat gitar listrik yang berada disana.

Regal melirik kearah Samuel dan Sean. "Nyanyi yuk, udah lama kita gak nyanyi bareng kayak gini," ajak Regal.

"Ayo," kata Samuel.

Sean menghela napas panjang. Dia malas sebenarnya, namun jika dirinya menolak maka akan dipaksa oleh para sahabatnya. Sean menghampiri Samuel yang sudah berdiri didekat Farhan.

Samuel menatap teman-temannya, ditangan dia sudah ada mic yang akan dia gunakan. "Lagu apa?" tanya Samuel.

"Seberapa pantas?" jawab mereka serempak.

Kelima pria itu saling melemparkan tatapan karan menjawab bersama tanpa di duga. Tak lama terdengar gelak tawa bersama yang mengisi ruang band, memang Samuel dkk menyukai lagu 'Seberapa Pantas' lagu dari Sheila On 7.

Regal mulai memukul drum, Bastian dan Farhan memainkan gitar listrik mereka.

Samuel memejamkan matanya sebentar, lalu membuka mata perlahan. "Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu,
Cukup indahkah dirimu untuk selalu ku nantikan." Samuel menyanyikan lagu dengan merdu.

"Mampukan kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh." Sean menyambung lirik lagu dengan suara merdu yang tak pernah dia tunjukkan kepada siapapun, terkecuali ke teman-temannya.

"Seberapa hebat kau untukku banggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan, oh.
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang, woho
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang." Bastian menyanyikan lirik lagu setelah Sean.

"Celakanya
Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka." -Regal

"Celakanya
Hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Di antara pedih aku slalu menantimu." -Regal

Samuel menatap teman-temannya. Pria itu memberikan sebuah kode yang dimana para teman-temannya mengerti.

"Seberapa hebat kau untuk kubanggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan ohh
Mampukah kau bertahan dengan hidup ku yang malang oh
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang." Kelima pria itu bernyanyi bersama saat dibagian reff.

"Mungkin kini kau t'lah menghilang tanpa jejak
Mengubur semua indah kenangan
Tapi aku slalu menunggumu di sini
Bila saja kau berubah pikiran oh hey hey
Repeat chorus
Oh oh oh oh."

Saat lagu sudah selesai mereka nyanyikan, Samuel langsung meletakkan mic yang barusan dia gunakan. Pria itu duduk disofa yang kosong bersama dengan Farhan, sedangkan yang lain sibuk bermain alat musik.

Farhan menepuk pundak sahabatnya. "Sam, gue mau tanya dah," celetuk Farhan.

"Tanya apa?" ucap Samuel tanpa menatap kearah lawan bicaranya.

Sebelum bertanya, Farhan terdiam sejenak. Pria itu menghela napas panjang terlebih dahulu. "Hukuman yang pantas buat seorang suami kalau meninggalkan istrinya setelah melahirkan anak mereka itu apa?" tanya Farhan yang membuat Samuel melirik kearah sahabatnya.

"Maksud lo? Lo mau ninggalin Letta setelah dia melahirkan anak lo nanti?" ucap Samuel dengan tatapan tajam.

"Gue nanya doang," elak Farhan.

Samuel menatap tajam sahabatnya, dia merasa ada yang tidak beres dengan hubungan Farhan dan Arletta. "Kalau emang lo laki-laki gak akan menjadi pencundang meninggalkan seorang istri ketika dia udah berjuang mati-matian buat melahirkan buah hati kalian," cetus Samuel yang membuat Farhan terdiam.

"Lo gak paham, Sam. Gue juga gak mau kehilangan Letta, tapi itu udah kesepakatan gue sama dia diawal. Kalau gue hanya bertanggung jawab sampe dia melahirkan aja."-batin Farhan.

Farhan memalingkan wajahnya. "Gue juga gak sejahat itu," ujar Farhan pelan.

Sedangkan Samuel tak lagi menyahuti temannya. Pria itu tidak mau ikut campur urusan rumah tangga Farhan dan Letta. Lebih baik dia fokus dengan rumah tangga dirinya dengan Navya.

••••••••••••••••

Navya dan Mila keluar dari kelas mereka, jam pulang sekolah yang sudah tiba pun membuat para siswa senang. Di depan kelas seperti biasa selalu ada Samuel dkk yang sudah menunggu di depan.

Samuel menghampiri istrinya. "Yuk pulang," ajak Samuel.

"Gue duluan ya," ucap Navya kepada Mila yang sedang mengobrol dengan Sean.

Gadis itu menatap kearah Navya. "Ok, hati-hati ya," kata Mila.

Navya mengacungkan jempolnya dan pergi dulu bersama Samuel. Pria itu merangkul pundak Navya, mereka berdua berjalan di koridor yang masih lumayan rame menunggu jemputan mereka masing-masing.

Di parkiran Samuel mengambil kunci mobilnya, ia membukakan pintu untuk Navya. "Silakan my queen," ucap Samuel dengan mengedipkan sebelah mata.

Navya tersenyum manis dan masuk ke dalam mobil. Samuel masuk ke dalam dan menatap Navya yang ingin membuka sweaternya.

Pria itu menatap bagian perut istrinya. "Wahh udah agak bucit perut kamu ya," ucap Samuel dengan menjalankan mobilnya.

Navya memutarkan bola matanya. "Bego apa gimana sih? Yang namanya orang hamil ya emang begini," ketus Navya.

"Kan aku nggak tau sayang, aku mana pernah hamil," ucap Samuel.

Navya menatap Samuel dengan malas. "Terus kamu taunya apa?"

Pria itu mengeluarkan smirknya dan menatap Navya sekilas. "Melakukan reproduksi bersama kamu diatas ranjang," celetuk Samuel santai.

"Mesum banget sih astaga," gumam Navya.

Samuel terkekeh pelan. "Mesum sama istri sendiri dapet pahala sayang," ucap Samuel dengan membelokkan stir mobilnya.

Navya tidak lagi menyahuti ucapan Samuel. Dia malah salfok sama arah yang bukan ke mansion mereka. "Kita mau kemana? Ini jalannya bukan mau ke rumah," tanya Navya.

"Mall, kamu ganti pake sweater aja sayang, seragamnya dilepas," sahut Samuel dengan memasuki kawasan mall di Jakarta.

Navya menganggukkan kepalanya pelan, ia menatap Samuel dengan sinis. "Jangan ngintip Kamu!" ucap Navya.

Dengan cepat Navya melepaskan membuka satu persatu kancing seragamnya. Samuel tersenyum simpul melihat tubuh Navya yang sangat indah. "Perfect," gumam pria itu.

Setelah selesai ganti baju mereka pun keluar dari dalam mobil. Samuel merangkul pinggang Navya dengan posesif dan tidak lupa menampilkan wajah datarnya itu.

Mereka memasuki mall terbesar di Jakarta, mall yang lumayan ramai disini, Samuel membawa Navya naik ke eskalator.

Navya hanya mengikuti langkah Samuel saja, dirinya tidak tahu tujuan Samuel mengajaknya kesini itu apa. Samuel membawanya masuk ke dalam store branded di mall. Navya menatap Samuel dengan bingung. "Kok kesini?"

"Beli baju longgar buat kamu, kan nanti semuanya pada kecil sayang dibadan kamu," ucap Samuel lembut.

"Kan bisa nanti Samuel," kata Navya.

Samuel menarik hidung Navya. "Nanti kapan? Kamu aja terlalu hemat sayang, terakhir kamu belanja aja cuman berapa," gemas Samuel kepada sang istri yang terlalu hemat.

"Fine, aku belanja sekarang," ujar Navya yang langsung meninggalkan Samuel.

Pria itu menggelengkan kepalanya pelan. Sembari menunggu Navya. Samuel duduk di sofa dengan memperhatikan Navya yang sedang di layani oleh pegawai.

Navya yang merasa bingung harus beli apa, wanita itu menatap satu persatu dress yang ada dihadapannya yang sangat banyak.

"Nyonya ingin model seperti apa?" tanya pegawai dengan sopan.

"Eumm, yang tertutup tapi elegan, ada?"

Pegawai itu menganggukkan kepalanya pelan, ia mengambil satu dress dan memberikannya kepada Navya. "Ini dia."

Navya menatap dress itu dari atas sampe bawah. "Bagus sih, aku ambil 5 ya, tapi dengan warna yang berbeda," ucap Navya tanpa menanyakan harga terlebih dahulu.

"Baik, tunggu sebentar ya." Pegawai itu pergi dari hadapan Navya.

Navya memegang dress itu dan melihat harganya, bola mata Navya terbelalak melihat harga dress itu yang sangat membuatnya mengelus dada. "Tapi bagi Samuel ini terlalu murah banget pasti."

Ia menghampiri Samuel yang sedang fokus pada ponselnya itu. "Sam, bagus nggak?" tanya Navya dengan menunjukkan dress yang dirinya pilih tadi.

Samuel menatap kearah Navya. "Bagus, kamu ambil itu?" tanya Samuel.

"Iya, aku ambil lima," jawab Navya.

Kening Samuel mengerut. "Kok lima doang? Itu harganya berapa?" ucap Samuel.

Navya menunjukkan harga dress yang sedang dia pegang ke Samuel. "Oh, 20 juta," sambung santai.

"Udah gue duga," gumam Navya yang bisa menebak reaksi Samuel yang sangat santai.

Setelah dari store branded Samuel kembali mengajak Navya pergi ke branded LV yang ada di mall. Pria itu menggandeng tangan Navya dengan erat, baru masuk mereka sudah di sambut oleh para pegawai.

Samuel hanya menampilkan wajah datarnya saja, pria itu menatap istrinya. "Ambil yang kamu mau," suruh Samuel.

Navya menarik tangan Samuel untuk melihat branded LV. Navya melihat rak tinggi yang berisikan tas dengan kualitas yang bagus dan mahal tentunya. Wanita itu berhenti di depan sebuah tas yang menurutnya sangat cantik. Navya melihatnya. "Bagus nggak, Sam?" tanya Wanita itu.

"Bagus sayang, kamu mau?" tawar Samuel.

Navya menganggukkan kepalanya cepat, tapi saat melihat harga tersebut ia langsung menaruhnya kembali. "Nggak jadi," celetuk Navya karna meringis melihat harga tasnya.

Samuel menaikan sebelah alisnya. "Kenapa?" tanya nya.

"Mahal, masa tas kecil kayak gini 50jt sih," ucap Navya kepada Samuel.

Wanita itu salah jika berbicara tentang harga kepada Samuel, bagi pria itu uang segitu tidak ada apa-apanya di mata seorang Samuel Narendra.

Tanpa persetujuan istrinya Samuel langsung mengambil banyak tas perempuan, termasuk tas yang di pilih Navya tadi. Pria itu langsung menarik tangan Navya menuju kasirnya. Navya terbelalak saat Samuel akan membeli semua tas branded itu.

Samuel menyerahkan kepada kasir dan memberikan black card miliknya. Pria itu tidak mau basa-basi, apapun yang diliat atau disukai istrinya itu, maka Samuel akan langsung membelinya dengan mudah dan santai.

Navya tercengang melihat kelakuan Samuel. Satu tas tadi saja 50jt, ini dia ambil banyak tas dengan beda-beda harga loh.

"Tasnya kebanyakan Samuel," kata Navya dengan berbisik.

"Kasih ke Mila atau nggak Letta" ucap samuel dengan datar.

Samuel melirik kearah istrinya. "Jangan pernah liat harga kalo belanja! Apapun yang kamu mau ambil, jangan pernah liat harga!" sambung Samuel dengan nada tegas yang membuat Navya pasrah.

Dan Navya hanya pasrah, ia menatap semua total belanjaan yang Samuel ambil itu.

Setelah semuanya selesai. Samuel dan Navya keluar dari store LV. Dua remaja itu melanjutkan ke tempat selanjutnya, maksudnya Samuel yang membawa Navya pergi ke store selanjutnya. Navya hanya diam dan mengikuti saja kemana Samuel pergi.

Samuel menatap kearah istrinya. "Cape ya?" tanya Samuel lembut.

Navya mengangguk pelan. "Aku laper."

"Ayo makan," ajak Samuel. Dan langsung menarik tangan Navya menuju sebuah restoran yang ada di lantai bawah.

🍂🍂🍂🍂

Hari begitu cepat berjalan, dan tidak kerasa jika sekarang sudah gelap. Samuel dan Navya keluar dari mall setelah berkeliling dan membeli banyak belanjaan. Semua belanjaan mereka di bawa kan oleh bodyguard Samuel yang pria itu panggil untuk menghampiri dirinya di mall.

Samuel membukakan pintu mobil untuk istrinya, barang belanjaannya akan ikut dengan mobil bodyguard Samuel.

Navya menyenderkan kepalanya, ia sudah sangat capai akibat berkeliling lama di mall. Samuel menatap kearah Navya yang sudah sangat lelah. "Capek banget ya?" kata Samuel.

"Iya, pegel kaki aku," jawab Navya dengan memejamkan matanya.

Samuel mengelus rambut Navya. "Nanti aku pijitin, ok?" celetuk Samuel.

Pria itu langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di belakangnya terdapat mobil bodyguard Samuel yang mengikuti dirinya.

Navya yang saking capeknya pun langsung terlelap di mobil. Samuel yang mengetahui istrinya sudah tertidur pun merendahkan kecepatan mobilnya. Jakarta yang sudah lumayan sepi, terlebih lagi arah mau ke mansion Samuel dan Navya itu akan melewati jalan yang sangat sepi sekali dan jarang ada orang yang melintas.

Samuel menatap kearah spion mobilnya dan melihat dan sebuah geng motor yang mengikuti mobilnya dari belakang.

Dorr

"Bangsat," umpat Samuel tajam.

Suara tembakan yang sangat kencang membuat Navya terkaget. Ia menatap kearah Samuel dengan takut. "Ini kenapa Sam?" tanya Navya dengan takut.

Mobil sport Samuel berhenti di pinggir jalan, pria itu mengambil pistol yang dirinya taruh di mobil. "Tunggu sini! jangan keluar atau buka pintu!" tegas Samuel yang langsung turun dari dalam mobilnya.

Para bodyguard Samuel ikut turun dari mobil mereka.

Gerombolan geng motor memberhentikan motor mereka di depan mobil Samuel.

Samuel menyenderkan tubuhnya di mobil miliknya. "Punya nyali berapa lo ganggu perjalanan gue?" tanya Samuel dingin.

Seorang pria turun dari motornya dan menatap Samuel dengan tersenyum sinis. "Waw, ternyata Samuel toh," kata dia dengan membuka helm full facenya.

Samuel menatap datar pria itu. "Cih garam ternyata" decih Samuel.

"DAMAR! BUKAN GARAM!" tegas Damar.

"Oh."

Damar mengepalkan tangannya dengan kuat. Samuel menaiki sebelah alisnya "So? mau lo apa?" ucap Samuel dengan the point.

"Mobil lo boleh tuh," ucap Damar dengan menatap kearah mobil Samuel.

Pria itu melihat di dalam mobil Samuel terdapat perempuan cantik. "Eh nggak jadi deh, gimana kalo di ganti sama tuh cewe aja," sambung Damar.

Bugh

Samuel langsung menendang perut Damar dengan kuat. "ITU ISTRI GUE BANGSAT!" bentak Samuel.

Damar tersenyum. "Oh, istri lo? Gue kira doi lo sih, sabi lah gue ambil dari pelukan lo," ucap Damar dengan santai.

Samuel mengepalkan tangannya dengan kuat, pria itu sudah terjulur emosi. "MATI AJA LO ANJING!" teriak Samuel murka.

Para bodyguard Samuel sudah mengeluarkan senapan mereka dan tinggal menunggu perintah dari Samuel saja.

Damar mengangkat tangannya. "Wih santai dong, jangan pake senjata lah bro," ucap Damar yang semakin memancing emosi Samuel.

Sedangkan Samuel menatap Damar dengan tatapan membunuh, pria itu menarik pelatuk pistolnya. "Lo mau pilih mana? Mati sekarang atau ke rumah sakit aja?" cetus Samuel.

"Santailah Sam, kita bisa bicarakan baik-baik bukan," ujar Damar yang benar-benar memancing emosinya.

"BACOT ANJING!" hardik Samuel.

Damar tersenyum sinis. "Kalo mau lo pake senjata, ayo sini," ucap Damar.

Di dalam mobil Navya sudah khawatir melihat pertengkaran antara suaminya dengan seorang pria.

Bahkan sekarang suara tembakan terdengar sangat jelas. Navya menutup kuping Navya dengan kuat karna takut pada suara tembakan.

Bodyguard Samuel yang terus menembakkan semua anggota Damar satu persatu. Damar yang melawan Samuel dengan kuat dan brutal.

Samuel menendang perut Damar dengan kuat sehingga pria itu terpental jauh. Samuel menghampirinya dengan tatapan membunuh, Damar memegang perutnya akibat tendangan dari Samuel yang sangat kuat.

Samuel menarik kaos jaket Damar dengan kasar. "LO DENGAR BAIK-BAIK YA, GUE NGGAK AKAN PERNAH BIARIN SATU ORANG PUN REBUT NAVYA DARI PELUKAN GUE! APALAGI MANUSIA SAMPAH KAYAK LO!" bentak Samuel dengan tajam.

Bugh

Bugh

Bugh

Krek

"Akhhhhhhh" teriak Damar saat Samuel menginjak perut dia.

Cuih

Samuel meludahi Damar yang sudah tergeletak dijalan. Pria itu menatap Jordan yang berdiri tak jauh darinya. "Urus dia, kau mau bunuh dia atau membuangnya ke hutan silakan," kata Samuel dingin.

Navya menatap tidak percaya atas apa yang dirinya lihat. "Serem," gumam Navya yang tidak menyadari jika Samuel sudah masuk ke dalam mobil.

Skip

Di dalam kamar Navya menunggu Samuel yang keluar dari dalam toilet. Sejak tadi pria itu sama sekali belum berbicara lagi. Dan tidak lama Samuel keluar dengan kaos dan celana pendek saja. Samuel menatap Navya datar. "Tidur!" perintah Samuel kepada istrinya.

Navya menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak! sebelum aku obatin luka kamu," tolak Navya.

"Nggak usah, aku mau cek data perusahaan," tolak Samuel dingin.

Navya menundukkan kepalanya, ia sangat takut dengan Samuel yang sekarang. Bagi Navya itu bukan lah Samuel yang dirinya kenal.

Samuel menghela napasnya pelan melihat istrinya yang takut dengannya.

Bugh

Samuel menonjok dinding dengan keras, pria itu masih terjulur emosi saat ada orang yang mau merebut Navya dari dirinya.

Dia pun menghampiri istrinya dan memeluk tubuh Navya dengan erat. "Maaf," bisik Samuel lembut.

"Maaf udah bikin kamu takut," sambung Samuel.

Navya mendongakkan kepalanya ke atas. "Jangan gini, aku takut," lirih Navya.

Samuel mengelus punggung Navya. "Aku lebih takut kehilangan kamu," ucap Samuel.

"Nggak ada Sam yang mau ambil aku dari kamu," kata Navya lembut.

"Janji jangan pernah ninggalin aku? Apapun masalahnya gak boleh ada kata perpisahan!" ucap Samuel dengan tegas.

Navya tersenyum manis. "Janji kok," ujarnya dengan mengaitkan jari kelingking mereka berdua.

Samuel kembali memeluk istrinya dengan erat. Navya melepaskan pelukannya yang membuat Samuel cemberut sekaligus kesal dengan wanita itu sekarang.

Navya membuka kancing piyamanya, lalu menatap suaminya. "Nggak mau nen?" tawar Navya.

Senyuman Samuel terbit, dia pun langsung membaringkan tubuh keduanya di atas ranjang. Navya mengelus rambut Samuel dengan lembut karna sekarang pria itu tengah mode menjadi bayi. "Nanti kalo baby  udah lahir kamu nggak bisa nen lagi, nanti ini bakal punya dia sepenuhnya," kata Navya.

Samuel menggigit nipple Navya. "Nggak boleh, ini punya aku! Nanti dia minum susu formula aja, pokoknya semua tubuh kamu itu punya aku!" tegas Samuel.

Navya menggelengkan kepalanya. "Sama anak sendiri aja nggak mau berbagi, heran aku," kata Navya.

Sedangkan ditempat lain Regal dan Bastian berada dimarkas utama. Pria itu sangat bosan, Regal melirik kearah Bastian yang tengah berbicara dengan seorang gadis cantik. Regal tau gadis itu siapa.

Dan kalau tidak salah, gadis itu adalah team Navya ketika sedang menjalankan misi. Namun, karna Navya sudah menikah dan sedang hamil jadi dia tidak diizinkan untuk menjalankan misi.

Pandangan Regal mengarah ke Jendral. Regal berjalan mendekat, daripada dia menyimak pembicaraan temannya, lebih baik dia mengajak bicara Ayah dari sahabatnya. "Jendral belum pulang?" celetuk Regal.

Vano melirik kearah sumber suara. "Oh, Regal. Belum, kamu tumben ke markas utama," ucap Vano.

Regal menunjuk kearah Bastian, dan melihat itu Vano paham. "Apa tidak ada misi buat kami?" tanya Regal yang ingin sekali menjalankan misi lagi.

"Untuk saat ini tidak ada. Namun, jika memang kamu ingin menjalankan misi, saya bisa berikan. Tapi ini misi rahasia, hanya kamu yang jalanin," ucap Vano serius.

Kening Regal mengerut. "Misi apa?"

Vano menatap sekitar, dia tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan antara dia dengan Regal. "Besok saja kamu temuin saya dikantor, bagaimana?" ujar Vano yang takut jika akan ada yang mendengar.

Regal mengangguk pelan. Dia jadi penasaran, misi apa yang akan dia dapat nanti? Dan kenapa hanya dia saja yang boleh menjalankannya? Sedangkan teman-teman dia tidak. Cukup aneh memang, tapi Regal tidak mau berpikir yang negatif dulu.

Dari kejauhan Bastian melihat sahabatnya. "Aca gak ngantuk?" tanya Bastian kepada seorang gadis yang ada dihadapannya.

"Gak, kenapa emangnya?" jawab Bianca.

"Tanya aja. Kamu ada misi?" Bastian kembali bertanya agar mereka tidak kehabisan topik pembicaraan.

Bianca mengangguk pelan. "Besok malam aku terbang ke Jerman. Ada misi buat aku sama teman-teman, harusnya bareng kak Avya, tapi dia lagi cuti kata kak Darren," ujar Bianca.

"Iya, Avya lagi hamil. Suaminya gak izinin ikut misi dulu, takut terjadi sesuatu sama kandungannya," ucap Bastian yang memberitahu Bianca.

"Kalau soal hamil aku tau, tapi pantes aja dia cuti." Bastian mengangguk pelan.

Keduanya pun melanjutkkan pembicaraan hingga larut malam. Ketika sudah malam banget, Bianca kembali ke kamarnya. Begitu pun dengan Bastian dan Regal yang malam ini Regal akan menginap dimarkas. Katanya Bastian ingin curhat, makanya Regal mau nginap.

•••••••••••••••

Hai, kalian apa kabar? Semoga selalu baik ya. Semangat sekolahnya buat kalian.

Jangan lupa follow instagram:
@ameliandhra
@wp.ayananadheera
@navyabeatarisa_
@samuelnarendra_
@gal.hrnndz
@ccmla_z
@seanmlvn_
@bastiancromwell
@farhan_snjaya
@arlettanica_
@megansptra
@gang_devilsangel

See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 94.2K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
30.5K 1.3K 34
Sequel TUAN MUDA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Kedekatan nya dengan seorang Kanagara Eliano Galaksa, cowok berandal yang sayangnya ternyata satu seko...
GALAXY By startic✧

Teen Fiction

1.4M 43.7K 14
ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴀᴜᴛʜᴏʀ!! ••• "Gua gamau nikah sama cowok gila dan keras kepala kaya lo!!" "Lo kira gua mau nikah sama cewek barbar dan susa...
106K 8.1K 25
Start publish : 12 Juni 2020 Jangan ganggu apa yang udah menjadi milik gue, atau gue pastikan lo nggak bakal bisa lihat matahari terbit besok pagi...