NAVYA || TERBIT

By admla_

6.4M 574K 70.1K

•DILARANG PLAGIAT DALAM HAL APAPUN! •NAVYA telah terbit di penerbit Galaxy Media. •Temukan novel Navya di TBO... More

PROLOG
BAB 01: NAVYA
BAB 02: NAVYA
BAB 03: NAVYA
BAB 04: NAVYA
BAB 05: NAVYA
BAB 06: NAVYA
BAB 07: NAVYA
BAB 08: NAVYA
ROOM CHAT
BAB 09: NAVYA
VISUAL NAVYA
BAB 10: NAVYA
BAB 11: NAVYA
BAB 12: NAVYA
BAB 13: NAVYA
BAB 14: NAVYA
BAB 15: NAVYA
BAB 16: NAVYA
BAB 17: NAVYA
BAB:18 NAVYA
BAB 19: NAVYA
BAB 20: NAVYA
BAB 21: NAVYA
BAB 22: NAVYA
BAB 24: NAVYA
BAB 25: NAVYA
BAB 26: NAVYA
BAB 28: NAVYA (RC)
BAB 29: NAVYA
BAB 30:NAVYA
BAB 31: NAVYA
BAB 32: NAVYA
BAB 33: NAVYA
BAB 34: NAVYA
BAB 35: NAVYA
BAB 36: NAVYA
BAB 37: NAVYA
BAB 38: NAVYA
BAB 39: NAVYA
BAB 40: NAVYA
BAB 41: NAVYA
BAB 42: NAVYA
BAB 43: NAVYA
BAB 44: NAVYA
BAB 45: NAVYA
BAB 46: NAVYA
BAB 47: NAVYA
BAB 48: NAVYA
BAB 49: NAVYA
BAB 50: NAVYA
BAB 51: NAVYA
BAB 52: NAVYA
BAB 53: NAVYA
BAB 54: NAVYA
BAB 56: NAVYA
BAB 55: NAVYA
BAB 57: NAVYA
BAB 58: NAVYA
BAB 59: NAVYA
BAB 60: NAVYA
BAB 61: NAVYA
BAB 62: NAVYA
BAB 63: NAVYA
BAB 64: NAVYA
BAB 65: NAVYA
BAB 66: NAVYA
BAB 67: NAVYA
BAB 68: NAVYA
NEW STORY!
VOTE COVER
BANNER PO NAVYA

BAB 23: NAVYA

84.3K 8.8K 3.2K
By admla_

Happy reading!
.
.
.

Kali ini aku maksa, sebisa mungkin komen di setiap percakapan😾 heheheh.

>>>>>>>>>>>>>>>

Author POV

Di dalam sebuah ruangan dua remaja berada di dalam. Seorang gadis yang masih menangis karna kejadian tadi yang membuat dia sedih banget dengan perkataan sahabatnya. Berkali-kali Samuel menenangkan gadisnya itu agar bisa tenang sekarang.

Samuel mengelus rambut gadis yang sedang menangis karna kejadian tadi. "Udah cantik jangan nangis, anggap aja ucapan Mila tadi angin lalu ya," ucap Samuel lembut.

Navya mengelap hingus nya di seragam milik Samuel. "HUWAAA GINI BANGET YA NASIB JOMBLO, DI TUDUH NIKUNG SAHABAT SENDIRI!" teriak Navya kencang.

"Yaudah. Yuk pacaran, biar kagak jomblo lagi," ajak Samuel.

"Huh nggak mau, kata mama itu dosa tau," celetuk Navya menunjukkan muka polosnya.

Pria itu menaikan sebelah alisnya. "Bukannya lo kristen?"

Navya menepuk jidatnya lupa jika dia dan Mamanya beda agama. "Lupa."

Samuel bangkit dari sofa. "Yaudah, nikah aja yuk?" ajak Samuel dengan mengambil salah satu minuman kaleng soda.

Navya mengelap airmata nya dengan kasar. "AYO NIKAH! AKU CAPEK JOMBLO NIH, BIAR KAGAK DI TUDUH NIKUNG LAGI!" pekik Navya

Byurrr

Samuel menyemburkan minuman nya karna terkejut. "Hah? Serius nih?" tanya Samuel tidak percaya.

"Iya, ayo kita nikah"

Pria itu duduk di samping Navya. "Alasan lo mau nikah apa?" tanya Samuek serius.

"karna bosen jomblo, terus kesepian, pengen coba hal baru aja," jawab Navya.

Samuel mengangguk paham. "Kenapa milih gue? Kan banyak yang sempurna" ucap Samuel dengan meminum kembali soda nya.

Nay tersenyum manis menatap samuel "Sudahi mencari yang sempurna,cukup nikahin anak tunggal kaya raya" gadis itu mengedip kam matanya.

Samuel mengangguk pelan dan mengambil ponselnya, ia ingin menelpon Ayahnya untuk memberikan kabar baik jika dirinya mau menikahi gadis yang membuatnya terpikat dengan dia dari awal mereka ketemu.

"Yah, sam mau nikah lusa" Ucap Samuel dengan santai.

"HEH ANAK DUGONG LU MAU NIKAH SAMA SIAPA? JOMBLO SOK-SOK AN MAU NIKAH"

"Sama istri lo, ya sama cewe gue lah," ketus Samuel.

"Dih kek nay mau aja sama lu, ga usah halu deh"

"Gue jual juga ye nih bapak-bapak, Sam serius Ayah. Samuel sama Navya mau nikah! Jadi nanti malam kita buat pertemuan sama keluarga Navya ya, ok bye."

Sebelum Ayahnya menjawab sudah lebih dulu Samuel memutuskan sambungan telepon nya. Pria kembali menelpon asisten pribadi nya.

"Jordan, siapkan semua kebutuhan untuk pernikahan saya dan Nay lusa, saya mau semuanya siap dengan beres tanpa ada kendala!"

"Baik tuan, apakah tuan Samuel akan menikah?"

"Lusa saya menikah, tolong kerja sama nya, Jordan."

"Baik tuan."

Samuel menatap kearah Navya yang menatap nya dengan muka polos gadis itu. "Kenapa?"

Navya memainkan jari nya di dada Samuel. "Kita beneran nikah?"

"Iya, kenapa?"

"Padahal tadi aku bercanda loh," ucap Navya menunjukkan muka polosnya.

Samuel mendekati mulutnya di dekat daun telinga Navya. "Dalam kamus hidup gue nggak ada kata bercanda, apalagi soal pernikahan," bisik Samuel.

"Kalo kita di DO gimana? Aku nggak bisa kejar cita-cita lagi dong," sedih Navya.

Samuel membelai rambut Navya. "Siapa yang bakal DO lo? Sekolah ini kan punya keluarga gue, jadi nggak mungkin kita di DO sayang," ucap Samuel lembut.

"Are you sure?"

Pria itu mengangguk pelan. "Yeah, lagi pula disini ada kok yang udah nikah, tapi mereka private," ucap Samuel.

"Siapa?" tanya Navya bingung.

Samuel mencubit pipi Navya. "Kepo deh, yuk," ajak Samuel.

Navya menatap bingung Samuel. "Kemana?" tanya Navya.

"Kita urus berkas buat nikah lah," sahut Samuel dengan memakai jaket nya.

"Tapi aku kan masih 17 tahun, kak," ucap Navya.

Samuel menaikan sebelah alisnya. "Terus? keluarga Narendra bisa melakukan apapun yang kita mau, termasuk urus surat pernikahan kek gini doang kecil," ucap Samuel.

"Yaudah, yuk," ajak Navya yang menarik tangan Samuel.

Mereka berdua keluar dari ruangan khusus pemilik sekolah dan tidak lupa Samuel mengunci pintu tersebut dengan card yang hanya di miliki keluarga Narendra. Siapapun tidak akan bisa masuk kedalam, kecuali memiliki cardnya.

🍂🍂🍂🍂

Samuel dan Navya berjalan di koridor sekolah dengan santai, Samuel merangkul pinggang Navya dengan sangat posesif dan tatapan nya yang datar.

Banyak siswa yang menatap kearah mereka dengan bingung, pasalnya tadi kedua remaja itu tiba-tiba saja menghilang entah kemana.

"WOY, LO BERDUA!" teriak Bastian.

Navya dan Samuel menghentikan langkah mereka. "Kenapa?" tanya Navya saat mereka semua ada di samping nya, termasuk ada Mila juga.

"Kalian mau kemana? Ini masih jam sekolah anjir," tanya Farhan ketika melihat keduanya ingin pergi.

Samuel merangkul pundak Navya. "Pencatatan sipil," jawab Samuel.

Bola mata para sahabat mereka terbelalak. "Ngapain?!" ucap mereka serempak.

Samuel memutarkan bola matanya malas. "Baca buku, ya daftar nikah lah," ketus Samuel.

Farhan menatap Navya. "Beneran?"

Navya mengangguk pelan. "Iya, kita mau nikah," ucap Navya santai.

Bastian mencubit pipi nya. "Kagak sakit, berarti kagak mimpi," gumam Bastian.

"Kenapa? Kok tiba-tiba?" tanya Sean yang sejak tadi diam.

"Karna cape jomblo, nanti di tuduh lagi nikung pacar orang." Navya melirik kearah Mila sekilas dengan sinis. Dia masih kesal dan marah dengan sahabat nya yang bisa berkata seperti itu kepadanya.

Mila menundukkan kepalanya. "Maaf, kalo perkataan gue tadi kelewatan dan buat lo sakit hati," sesal Mila.

Navya hanya berdeham pelan, ia menatap kearah Samuel. "Ayo kak, nanti keburu nutup loh," ajak Navya.

"Kita cabut," Samuel langsung menarik tangan Navya dan menjauh dari para sahabatnya yang terdiam dan masih tidak percaya dengan penuturan kedua remaja tadi.

Mila menatap kepergian sahabat nya dengan sendu, dia merasa sangat bersalah sekarang kepada gadis itu. Sean menepuk pundak Mila dan tersenyum tipis.

Sedangkan Farhan dan Bastian masih tercengang. "Mereka beneran mau nikah?" celetuk Farhan.

"Grecep ye Samuel," ucap Bastian.

Farhan mengangguk setuju "Aku menyebutnya, tampan dan pemberani."

"Gentle nama nya, daripada lo berdua ghosting anak orang terus," sarkas Sean.

Farhan menatap kearah Sean sinis. "Itu mah Bastian ye, gue kagak, sorry aja."

Di dalam mobil Navya dan Samuel berada di perjalanan menuju kantor pencatatan sipil, Samuel menatap Navya yang hanya melamun saja. "Benera siap kan? Gue nggak mau lo nikah sama gue karna terpaksa," tanya Samuel yang memecahkan keheningan.

"Iya, aku emang ada niatan nikah muda. Tapi kamu nggak akan larang aku buat sekolah tinggi kan?"

Samuel mengangguk pelan. "Of course baby. Gue juga mau punya istri yang berpendidikan, karna ngurus dan didik anak juga butuh otak yang pinter bukan?" ujar Samuel.

Navya meremas rok abu-abu nya, dia tiba-tiba kepikiran Papanya. Apa Papa akan memberikan restu kepada nya? Begitu pun dengan Mama nya.

Karna dia saja sedang tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Navya berharap jika mereka akan memberikan restu, karna Navya ingin sekali merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah dia dapatkan dari keluarga.

"Sam, orang tua aku gimana?" cicit Navya kepada pria yang di sebelahnya.

Samuel memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, pria itu menatap kearah Navya. "Tenang aja, nanti malam gue sama keluarga akan adain pertemuan sama orang tua lo, jadi tenang aja ya?" ucap Samuel lembut.

"Really? Kalo papa nggak izinin?" kata Navya yang sudah takut jika tidak akan di izinkan menikah.

Samuel mengelus pipi Navya lembut. "Gue akan yakinin bokap lo, kalo gue bisa jagain dan buat putri nya bahagia."

Navya mengulumkan senyumannya. "Semoga ini yang terbaik."

Samuel mengangguk pelan. "Amin, niat baik pasti ada aja jalan nya," kata Samuel.

"Bener, yaudah lanjut lagi." Samuel pun kembali melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju pencatatan sipil.

Sebenarnya niat Navya hanya bercanda saja tadi, eh tapi beneran akan di nikahin oleh Samuel. Tapi dirinya juga seneng sih, pada awalnya Navya sama sekali tidak mau pacaran, lebih baik menikah biar nggak jadi bahan omongan orang kalo mereka hanya pacaran.

🍂🍂🍂🍂🍂

Mobil sport hitam milik Samuel terparkir di depan gendung pencatatan sipil, mereka berdua turun dari mobil dengan masih menggunakan seragam sekolah.

Banyak pasangan yang ingin mencalonkan sebagai pengantin menatap kearah dua anak sekolah itu, seperti aneh saja jika anak sekolah datang ke sebuah pencatatan sipil.

Samuel merangkul pundak Navya dan berjalan masuk dengan santai tanpa ada nya antrian seperti yang lain nya itu. Mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas yang menatap dua anak SMA itu dengan bingung.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya nya.

"Daftar nikah," celetuk Samuel datar.

Petugas dan para calon pengantin yang lain tercengang mendengar ucapan Samuel. "Ha? Kalian yang daftar?" ucap petugas yang memastikan jika dia salah dengar apa tidak.

"Iya pak, bisa kan?" kata Navya.

Mereka menatap Navya dengan tatapan tidak bisa di artikan, mungkin mereka berpikir jika Navya sudah hamil duluan di umur yang bisa di tebak masih 17 tahun.

Samuel mengeluarkan ktp dan card keluarga Narendra, Navya mengikuti hal yang sama. Yaitu, mengeluarkan ktp miliknya dan di berikan kepada sang petugas. "Tidak usah berpikir macam-macam! Cepat urus karna saya tidak punya banyak waktu!" tegas Samuel.

Petugas itu terkejut ketika melihat sebuah kartu pengenal keluarga Narendra. "Baik, tuan. Mohon di tunggu, saya akan segera proses data kalian."

Sedangkan Samuel hanya berdeham pelan. Navya tersenyum manis walaupun dirinya agak risih selalu di tatap oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan.

Petugas tersebut menatap kearah dua remaja itu. "Apa alasan kalian menikah?"

"Karna saya bosen jomblo, dan di tuduh nikung pacar orang," jawab Navya.

"Membangun rumah tangga lah, hidup mandiri, dan yang lebih penting menambah penduduk Indonesia," timpal Samuel.

Petugas itu mengangguk pelan. "Apa pekerjaan tuan Samuel?"

"Secret." Samuel tidak mungkin memberitahu jika pekerjaannya sebagai leader gang psikopat, dan mau bilang dia CEO juga tidak akan mungkin. Karna Samuel belum di berikan hak dari Ayahnya untuk mengambil alih perusahaan mereka.

"Agama kalian?"

"Kristen." Serempak mereka berdua.

"Sudah dapat izin dari orang tua?" tanya nya lagi.

Samuel mengangguk pelan. "Sudah."

"Tunggu 2 jam lagi ya, berkas nya akan segera selesai, silakan tunggu disana," ucap nya dengan menunjuk kursi penunggu.

Semua orang yang ada di dalam ruangan benar-benar di buat tercengang dengan alasan Navya dan Samuel yang akan menikah.

Ada kah yang menikah karna bosen jomblo?

Skip siang

Setelah dua jam menunggu akhirnya semua berkas yang di butuhkan pun selesai semua, Navya dan Samuel keluar dari kantor pusat pencatatan sipil.

Mereka memasuki mobil, Navya melihat foto pernikahan nya dengan Samuel dimana foto pria yang sangat datar sekali.

"Kok ketawa?" tanya Samuel dengan memutari stir mobilnya.

"Gapapa hehehe, muka kamu datar banget," kekeh Navya ketika melihat foto pernikahan mereka berdua.

Samuel menatap kearah samping. "Iya, kah? Perasaan b aja deh," ucap Samuel.

"Serius, by the way, aku cantik juga ya disini," celetuk Navya.

"Orang udah dari sana nya lo cantik," kata Samuel.

Gadis itu hanya terkekeh pelan. "Kita makan yuk? Laper tau," ajak Navya nada sedikit merengek.

Samuel mengangguk. "Ok sayang, sekalian kita bahas yang lain ya," ucap Samuel mencubit pipi Navya yang chubby.

Navya mengulumkan senyumannya, dia membuka ponselnya yang sejak tadi tidak dia buka.

••••••••••••••••

Mila tralala

Nay
Maafin gua ya? Gua benar-benar nyesel, gua salah karna ga cari tau kebenaran nya dulu
Dan semoga pernikahan lu lancar ya

Me
Iya, udah gua maafin
Thanks mil

••••••••••••••••••

Navya pun langsung mematikan ponselnya agar fokus pada urusan nya terlebih dahulu. Gadis terus berpikir ke depan nya bagaimana, ia harap semuanya akan berjalan dengan lancar dan di mudahkan oleh Tuhan niat baik Samuel dan dirinya.

🍂🍂🍂🍂

Kini Navya dan Samuel berada di salah satu cafe dekat dengan rumah Navya. mereka makan bersama karna sudah lapar sejak tadi. Samuel menatap Navya dengan tersenyum tipis, pria merasa jika sekarang dia seperti makan bersama bidadari cantik.

"Nggak nyangka bentar lagi lo jadi istri gue," celetuk Samuel.

"Sama sih, padahal kan kita cuman temen aja selama ini," ucap Navya yang masih tidak percaya juga jika dia dan Samuel akan menikah.

"Yang nama nya jodoh nggak kemana." Navya mengangguk setuju dengan ucapan Samuel.

Samuel memegang telapak tangan Navya. "Gue mau setelah nikah saling terbuka, oke? Gue akan cerita semua tentang diri gue dan keluarga, begitu pun lo. Tapi, kalo lo belum siap gapapa," kata Samuel lembut.

Gadis itu tersenyum tipis "Iya, aku akan coba terbuka ke kamu." Samuel tersenyum, dia berharap pernikahannya akan berjalan dengan lancar.

Mereka pun melanjutkan kembali makan yang sempat tertunda itu.

Setelah makan Navya meminum milkshake nya. Ia menatap Samuel yang sedang memeriksa berkas tadi yang mereka berdua urus di kantor pusat pencatatan sipil.

Samuel menatap Navya yang sedang memakan buah. "Nanti gue minta akte, kartu keluarga, sama ktp ya? Mau di urus semuanya sama tangan kanan gue," ucap Samuel.

"Oke, nanti ingetin aja ya."

Samuel menutup berkas nya dan menatap Navya. "Lo mau konsep kayak gimana pernikahan nya?" tanya Samuel.

"Simpel tapi elegan, paham kan maksudnya?" jawab Navya.

"Paham, besok nggak usah sekolah. Kita liat gaun sama tuxedo di butik bunda," ucap Samuel.

"Kamu undang anak-anak sekolah?"

Pria itu menggeleng pelan. "Gue nggak mau terjadi apa-apa sama lo nantinya, jadi kita private ya? Biar sahabat kita dan guru-guru saja yang tau, warga sekolah nggak usah."

"Iya, aku setuju. Apalagi kalo sarah tau, pasti dia akan buat rencana menjatuhkan aku pastinya," kata Navya yang malas berurusan dengan kakak kelasnya yang tergila-gila kepada Samuel.

"Gue bukan khawatir soal itu sih, gus cuman takut dan nggak suka kalo lo di cap perempuan nggak benar kalo tiba-tiba nikah sama gue," ucap Samuel.

Navya tersenyum tipis. "Iya sih, tadi aja aku di liatin sama mereka kayak gimana gitu hahaha," tawa Navya ketika mengingat dia menjadi pusat perhatian.

Pria itu mengelus pipi Navya. "Jangan di tanggapin, ok? Ada gue yang selalu ada di samping lo," kata Samuel lembut.

"Ok, siap."

••••••••••

Di tempat lain Sean dkk berada di kantin, mereka masih hanyut dalam pikiran masing-masing. Bastian menatap kearah teman-temannya, dia masih kaget melihat close friend yang di buat oleh Navya. Gadis itu memasuki foto dengan latar biru yang sudah pasti foto buat di buku pernikahan.

"Gue masih nggak nyangka kalo mereka berdua beneran mau nikah," ucap Bastian.

"Sama, gue kaget liat close friendnya Navya tadi," timpal Farhan.

"Udah lah, biarin aja kalo emang mereka mau nikah. Samuel juga pasti bisa nafkahin Navya, mereka berdua juga udah sama-sama punya ktp kan?" ucap Sean.

Mila hanya diam. Dia masih sangat merasa bersalah kepada sahabatnya, walaupun Navya bilang sudah memaafkan dirinya, tapi rasa bersalah masih ada di dalam benak Mila sampe sekarang.

Sean merangkul pundak Mila. "Jangan terlalu di pikirin, Navya kan udah maafin lo," ucap Sean.

Mila menyenderkan kepalanya di pundak Sean. "Tetap aja, gue udah buat dia malu juga di depan semua orang," kata Mila.

"Lo juga salah, kenapa nggak cari tau kebenaran nya dulu?" celetuk Farhan.

"Hooh, kasian Navya. Secara nggak langsung lo membuka rasa trauma dia lagi, apalagi Navya nggak bisa di bentak." Mila terdiam. Dia benar-benar ingin memeluk sahabatnya sekarang, dia mau meminta maaf sama Navya.

Sean menatap tajam kearah kedua temannya yang membuat Mila semakin merasa bersalah.

Ting

Bunyi notifikasi dari ponsel Farhan, pria itu melihat ada pesan dari istrinya yang tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan. Bola mata Farhan terbelalak ketika melihat isi pesan tersebut yang di kirimkan oleh Letta.

Arletta
Han ke uks sekarang. Perut gue keram banget, obat yang tadi juga ada di lo.

Farhan menepuk jidatnya. Dia lupa kalo obat yang untuk Letta malah dia bawa dan lupa kasih ke istrinya. Tanpa sepatah kata, Farhan langsung bangkit dari duduknya lalu pergi dari area kantin.

Teman-temannya menatap pria itu dengan aneh. Farhan sangat suka pergi tiba-tiba, selalu saja tidak pernah mau bilang jika ingin pergi. Kadang dia juga suka muncul, seperti dedemit memang anak itu yang suka pergi dan muncul tiba-tiba.

Untung mereka sudah tau kebiasaan Farhan jadi sudah tidak akan kaget lagi.

Farhan membuka pintu uks lalu masuk ke dalam dan tidak lupa mengunci pintu agar tidak ada yang masuk. Dia menghampiri Letta yang tengah terbaring di brankar, pria itu menatap wajah Letta dengan penuh khawatir.

"Lo gapapa? Mau ke rumah sakit?" tanya Farhan lembut kepada istrinya.

Letta menggelengkan kepalanya. Dia merubah posisinya menjadi duduk dengan di bantu Farhan. "Mana obatnya? Ini cuman keram biasa, mungkin karna tadi gue kecapean makanya keram," jawab Letta.

Farhan mengeluarkan kotak kecil yang dia bawa untuk berjaga-jaga jika perut Letta kembali keram. Letta mengambil satu pill lalu menelannya dengan di barengkan air putih.

"Gue udah bilang kan? Jangan kecapean. Mending lo homeschooling aja ya? Gue takut terjadi sesuatu sama kandungan lo itu," ucap Farhan.

Letta menggelengkan kepalanya. "Nggak. Udah mau lulus, masa gue harus lulus di rumah. Nggak asik banget, lagian gue gapapa," ujar Letta dengan meyakinkan suaminya.

Farhan membuang nafasnya kasar. "Lo udah makan?" Letta mengangguk pelan.

"Tapi cuman empat suap aja, mual banget perut gue pas tadi liat nasi," kata Letta.

"Mau sesuatu? Biar gue beliin," ujar Farhan.

Letta menatap manik mata suaminya, entah kenapa dia pengen banget di peluk oleh Farhan. Tapi, Letta sangat malu untuk bilang kepada pria itu. Lebih tepatnya dia gengsi, karna mana mungkin dia bilang ke Farhan kalo ingin pria itu memeluk dirinya.

Farhan menaikan sebelah alisnya ketika istrinya hanya diam. "Nggak mau sesuatu?" sambung Farhan.

"Mau di peluk," pinta Letta pelan seraya menundukkan kepalanya.

Farhan mendengar permintaan Letta pun terkekeh pelan. Farhan membawa istrinya ke dalam pelukan dia, tangan Farhan mengelus punggung Letta lembut lalu mencium pucuk rambut istrinya lama.

Letta mengulumkan senyumannya, dia sangat suka dengan sikap Farhan yang peka seperti ini. Ketika dia meminta sesuatu, Farhan akan langsung menuruti permintaannya tanpa banyak tanya.

"Ini anak gue yang mau di peluk atau lo yang mau di peluk?" bisik Farhan dengan mata terpejam karna merasa sangat nyaman ketika dia memeluk istrinya.

"Dua-duanya," jawab Letta.

Farhan terkekeh pelan lalu mengeratkan pelukan mereka. "Ngantuk?" Letta mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Mau pulang?" tawar Farhan.

"Nanti ada yang liat, terus ketahuan," ucap Letta dengan mata yang masih terpejam.

Cup

Farhan mencium kening Letta lembut. "Yaudah, tidur disini aja. Nanti kalo udah sepi kita pulang ke rumah ya?" Letta mengangguk pelan.

Tidak sampe lima menit Farhan mendengar suara dengkuran halus yang keluar dari Letta. Pria itu tau, jika istrinya sangat mengantuk dan kecapean banget pastinya. Semenjak hamil memang Letta sangat susah untuk tidur. Entah karna perut keram, mual, dan lain sebagainya.

Dan Farhan sebagai suami jadi nggak tega dengan istrinya. Bahkan setiap subuh Letta selalu bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya karna rasa mual. Farhan selalu berharap jika dia aja yang merasakan itu semua. Dari rasa mual, pusing, keram, dan juga ngidam yang aneh-aneh.

Farhan mengelus rambut Letta lembut. "Maafin gue yang udah buat lo begini, semangat Letta. Gue bakal selalu ada di samping lo sampe malaikat kecil kita lahir ke dunia," bisik Farhan.

>>>>>>>>>>>>>>>>

Hai, have a nice day, guys.

Spam komennya jangan lupa hehehe.

Tembus 3k komen and 7k vote aku update lagi...

Jangan lupa follow instagram

@ameliandhra @wattpadadmla_ @navyabeatarisa @samuelnarendra_ @gal.hrnndz @ccmla_z @seanmlvn_ @bastiancromwell @farhan_snjya @arlettanica_ @megansptra @gang_devilsangel

See you next part!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Continue Reading

You'll Also Like

355K 25.8K 65
Berawal dari sebuah permainan, Davanka Daneswara dan Violetta harus menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, padahal keduanya sama-sama sudah memi...
1.5K 76 12
Nasta Erli Wijaya tidak pernah berfikir bahwa ia akan mempunyai hubungan dengan Kaka kelas nya yang populer. Namun karena suatu acara, kelas nya di b...
2K 163 14
Ini bukan kisah asmara yang berati. Kisah ini hanya menceritakan sepasang remaja yang baru mulai merasakan cinta. Bukannya tak berani mengungkapkan...
1.6M 115K 73
[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok ya...