Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

I'm a girl (4)

593 104 50
By ShiaMoer

Di malam harinya, Jihyo kembali seolah berpura tak tahu apa-apa. Ia masuk ke kamar melihat wajah lebam Jungkook.

"Hei whatshup bro? Ada apa dengan wajahmu?"

"Darimana saja kau?" Jungkook bertanya seraya mengompres wajahnya dengan sapu tangan dingin.

"Menghindari mantan kekasih psikopatku."

Jungkook memalingkan wajahnya, "aku bertemu dengan adikmu."

Jihyo seketika tersenyum diam-diam, "jadi... bagaimana tanggapanmu dengannya?"

Jungkook kembali menatap Jihyo, "dia mirip denganmu."

"Bukan itu. Jihyo bilang kalian berciuman di kissing booth." Terlihat Jihyo memancing Jungkook mengenai dirinya.

"Iya, tadi. Seharusnya aku bersama Mina, tapi adikmu itu mengacaukannya."

Bibir Jihyo seketika merengut tak suka. Apa-apaan dia itu. Jawaban yang bukan Jihyo nantikan.

"Jadi apa kau tertarik pada Jihyo," Jungkook menarik alisnya satu.

"Aku tidak tahu. Tapi jika dari dekat, dia memang cantik sekali. Adikmu punya mata bulat cantik."

Senyum Jihyo perlahan muncul. Pipinya tiba-tiba memerah.

Hal ini diketahui Jungkook, "kenapa pipimu jadi merah?"

Jihyo langsung menyentuh pipi panasnya, "ha? Apa? Ti—tidak."

Kini Jihyo berganti posisi duduk di atas tempat tidurnya memandangi wajah tampan Jungkook. "Lalu... ehem! Apa kau berniat berkencan dengan Jihyo? Kau tahu, kan mmhh... tubuhnya yang seksi, kau bisa berkencan semalaman dengannya bro. Menikmati tubuhnya."

Jungkook menatap Jihyo serius, "berkencan itu bukan hanya meniduri tubuhnya. Aku ingin merasakan momen debaran dimana sesungguhnya cinta itu muncul."

Perkataan Jungkook diam-diam menarik ujung bibir Jihyo. Ia tak menyangka Jungkook bukanlah pria biasanya yang lebih menyukai tubuh seksi dibandingkan perasaan. Sepertinya perasaannya mulai timbul untuk Jungkook.

***

Jihyo dan mahasiswa lainnya tengah latihan gym. Kedua mata bulat Jihyo tidak berhenti memandang kagum Jungkook yang menarik beban di kedua tangannya pada mesin abs crunch sambil tersenyum tanpan disadari Jungkook. Ia ikut duduk di mesin sebelah, sengaja agar dapat memandangi leluasa wajah tampan Jungkook yang seksi dan penuh keringat Jungkook.

Setelah hembusan nafas panjang, Jungkook menyudahinya mengambil handuk kecil mengelap keringat di dahinya. Ketika wajahnya menoleh ke samping, tertangkap basah wajah Jihyo tengah memandanginya sambil tersenyum sendiri.

Untungnya Jihyo cepat sadar berkedip cepat memalingkan wajahnya sambil berpura ikut mengelap wajahnya yang tak berkeringat sama sekali. Tentu saja, sedari tadi ia tak latihan melainkan hanya memandangi Jungkook yang berhasil mendebarkan hatinya.

"Mmh... bagaimana kabar adikmu?"

Pertanyaan Jungkook menolehkan kepala Jihyo cepat. Ia semringah tanpa dipancing Jungkook sudah duluah bertanya mengenainya.

"Jihyo bilang, dia memikirkanmu. Sepertinya adikku itu menyukaimu ahhaa..."

"Bagaimana denganmu? Tidak mau mencoba berkencan dengan Jihyo? Dia wanita cantik dan baik. Kau bisa melupakan Mina dan lebih baik berkencan dengan adikku. Aku pasti sangat menyetujuinya," semangat membara Jihyo mencoba menyakinkan Jungkook untuk berpaling dari Mina.

Jungkook meneguk setengah botol air minumnya. Setelah itu menghela nafas pelan, "baiklah akan kucoba."

"Yes!" Bisik Jihyo begitu senang. Ia kembali memandangi wajah tampan Jungkook tanpa berpaling, beruntungnya Jungkook tengah memandang ke arah lain.

Di ujung sana, ternyata sedari tadi Mina memperhatikan Jungkook dan Jihyo sambil berjalan di atas treadmill.

"Bukankah dia sangat tampan." Tanpa menoleh ke depan, Mina terus menatap ke depan.

Eunha mendengarnya mengikuti arah pandang Mina. "Jungkook? Tentu saja dia sangat tampan."

Mina mengerut menoleh pada Eunha. "Bukan dia. Maksudku Jimin. Kau tahu, dia sangat tampan." Kembali memperhatikan Jihyo yang tengah berbincang pada Jungkook.

"A—apa? Kau serius Mina. Pria cupu seperti itu, kau menyukainya?"

"Dia lucu, Eunha." Mina tersenyum sendiri.

"Tapi aku bukan tipenya."

Eunha tercengang. "Kau serius?"

"Dia yang mengatakannya langsung padaku. Dia tidak tertarik sama sekali denganku."

Eunha berpikir sebentar, "kalau begitu buat dia cemburu."

Mina kemudian tersenyum. "Kau benar."

Selepasnya Mina meninggalkan Eunha berjalan mendekati Jungkook dan Jihyo. Hal ini sontak membuat Jungkook berdiri salah tingkah berhadapan dengan gadis seperti Mina. Ia gugup tak tahu harus berbicara apa ketika Mina menatapnya sambil tersenyum. Ini pertama kali untuknya berhadapan secara dekat ini dengan Mina.

Sementara Jihyo memandang kesal pada Mina walaupun tertutup dengan senyum paksanya. Mina benar-benar mengacau momen mereka berdua.

"Hai, Jungkook?"

"Hh—hai Mi—Mina."

"Kau berkeringat banyak hari ini."

Jihyo meremas handuk miliknya melihat Mina mengelap kening Jungkook dengan handuk gadis itu. Ia mulai merasakan aura cemburu dalam dirinya.

"Yy—yaaa latihan hari ini me—menguras tenaga," Jungkook seolah ingin bersikap keren di mata Mina, tapi malah ia sendiri hampir jatuh ketika ingin bersandar di mesin abs crunch. Alhasil Mina masih terus akan memandang Jungkook seorang pria yang bodoh.

Jihyo tak ingin diam juga, "Jungkook bagaimana soal Jihyo, aku—"

Ucapan Jihyo dihentikan Jungkook dengan mengusap wajah Jihyo kasar tapi masih menatap Mina sambil tersenyum. Tak ingin kehilangan kesempatan berhadapan sedekat ini dengan Mina. Dan tumben sekali Mina menghampiri dan menyapanya. Bukankah ini de javu untuknya.

"Kau punya waktu kosong? Bagaimana nanti sore kita kencan."

Jungkook tercengang dengan hati berbunga, "oh tentu. Aku kosong. Ayo kita kencan." Balasnya semangat.

"Hei, Jungkook. Aku sudah bilang pada Jihyo mengenai kencan kalian. Dia menyetujuinya, kenapa jadi seperti ini?" Jihyo menjadi kesal pada dua orang ini.

Jungkook menoleh kesal, ia kemudian berbisik. "Ini kesempatanku. Mengenai adikmu, lupakanlah."

Karena geram Jihyo memilih pergi saja tanpa membalas apa pun. Namun baru beberapa langkah, Mina kembali bersuara.

"Jimin, kau bisa datang juga bersama Lisa."

Jihyo berbalik memasang senyum paksanya, "oh tentu saja, pasti aku akan datang." Lalu berbalik berjalan cepat.

'Tak akan kubiarkan kalian berduaan.'

***

Sore hari sesuai jadwal kencan yang dibuat Mina, terlihat Mina dan Jungkook sudah duluan datang duduk berdua berdampingan dengan hidangan makanan di depan. Anehnya, raut wajah mereka berdua terlihat benar-benar membosankan. Terutama Mina, gadis itu menangkup wajahnya dengan wajah kesal seakan ingin segera pulang. Ini sudah lebih lima belas menit mereka hanya diam tanpa berbicara. Jungkook juga tidak tahu harus memulai pembicaraan bagaimana. Ia sulit jika sudah dihadapakan dengan seorang wanita.

Beberapa kali sudah Mina menghela nafas bosan. Hingga kemudian yang ditunggu pun akhirnya datang.

"Hai guyss..."

Dalam sedetik saja raut wajah Mina berubah senang. Mereka berdua serentak berdiri dengan kedatangan Jihyo bersama Lisa. Jungkook pun tampak bernafas lega akhirnya suasana tidak akan canggung lagi.

"Silahkan duduk," senyum Mina semakin lebar setelah mereka berempat ikut duduk.

"Aku pikir kalian tidak akan datang," dengan memulai aksinya Mina bersandar di bahu Jungkook. Tentu saja Jungkook senang merangkul Mina.

Hal ini membuat Jihyo melotot melihat tangan Jungkook di bahu Mina.

"Hahaaa... kami hanya bosan," lirikan mata Jihyo tak lepas dari rangkulan itu.

Merasa bahwa Jihyo cemburu, Mina semakin gencar mencium leher Jungkook dihadapan mereka. Terlihat Lisa ikut merangsang menyaksikan dua orang di depan mereka bermesraan mencoba melalukannya bersama Jihyo. Tapi Jihyo cepat menahan wajah Lisa dengan perhatian masih ke depan.

"Ehem!!!" Jihyo terbakar sekarang.

"Aku pikir, aku punya janji lain," dengan perasaan cemburu ia lantas pergi begitu saja.

Hal ini langsung Mina menjauhkan tubuhnya. "Baiklah, aku juga harus pergi. Sampai jumpa." Kemudian ikut berlalu begitu saja. Ia rasa membuat Jihyo cemburu tadi sudah berhasil.

Tersisa hanya Jungkook dan Lisa saat ini. Lisa memandang Jungkook genit sementara pria itu tanpa jijik dengan kekecewaan telah ditinggal.

***

Sunmi adalah seorang ibu sosialita. Ia memiliki karnaval yang setiap harinya ramai pengunjung. Hanya itulah penghasilan uangnya, namun jangan sangka untuk pengeluarannya begitu besar hingga ia mampu mengikuti ibu-ibu arisan dengan kalangan oeang atas walaupun sudah bertitle janda.

Hampir setiap harinya Sunmi akan mengikuti acara atau membuat acara sendiri ntah hal apa pun itu. Dan itu selalu menyempatkan mengajak Jihyo mengikutinya. Jihyo yang sebenarnya seorang gadis berjiwa pria tentu sangat enggan ikut.

Namun, sekali lagi Jihyo tak mau ibunya mengetahui dimana dirinya selama ini tinggal. Ia akan mati jika tahu ibunya menelepon ayahnya menanyai keberadaannya. Maka mau tak mau Jihyo menyetujuinya untuk hari ini.

Terlihat sekali banyak ibu-ibu berdatangan duduk di setiap meja bundar. Mereka berbicara dan tertawa bersama ditemani beberapa makanan dan tentu minuman mahal seperti wine.

BRAK...

Pintu kemudian terbuka dengan kasar menghasilkan bunyi keras menghentikan sejenak orang-orang di dalam rumah besar tersebut. Rupanya Jihyo sudah merubah dirinya menjadi wanita seluruhnya dengan memakai gaun putih polos selutut dan tas selempang senada. Ia berdiri tanpa peduli perhatian tertuju padanya karena sibuk memperbaiki tali tasnya yang melilit.

"Hai, sayang..." Sunmi menyapa di tempatnya dengan senyuman paksa menahan kesalnya karena Jihyo tak bisa bersikap layaknya seorang gadis.

"Hai, bu." Balas Jihyo kemudian mengambil duduk di antara ibu-ibu tua. Jalannya mengangkang seperti laki-laki dan menyempatkan menggarut bokongnya membuat sebagian orang-orang di dalam sana memandang Jihyo jijik.

Acara kemudian di mulai. Jihyo baru sadar bahwa rumah ini adalah miliki Mina. Ibu Mina yang mengadakannya ketika melihat Mina juga berada di tempat ini. Dengan perasaan dongkol dan tak sukanya, Jihyo memperhatikan Mina dari meja di depannya sambil memakan paha ayam dengan rakus. Tatapan matanya setajam silet dan kunyahannya yang keras tentu merisihkan ibu-ibu di satu mejanya.

Sunmi yang menyadari hal itu tertawa kecil tapi menahan amarah. Ia menggeser kursinya dan mendekat pada Jihyo. "Sayang, mengunyahlah seperti penuh rahasia."

Dan kemudian Jihyo berusaha mengunyah dengan pelan tapi masih memandangi Mina tajam. Untungnya Mina tak menyadari Jihyo sama sekali.

Melihat Mina berdiri dan pergi, Jihyo pun ikut berdiri mengikuti Mina sembari menyempatkan menaikkan gaunnya di bagian dada yang terlihat turun tanpa malu di depan banyak orang.

Di kamar mandi Mina tengah mencuci tangan. Jihyo ikut berdiri di sebelahnya.

"Ah, kau gadis di kissing booth itu?" Ternyata Mina menyadari Jihyo dari pantulan kaca depannya.

Jihyo menyunggingkan senyum paksa, "oh ya. Kau masih mengenaliku rupanya."

"Tentu saja. Aku sangat berterima kasih padamu telah menyelematkanku. Sebenarnya jika bukan karena donasi, aku tidak akan mau mengikutinya."

"Hahaa... begitu rupanya. Aku hanya mencium satu pria saja. Jeon Jungkook, kau tahu dia." Sepertinya Jihyo mulai memancing pembicaraan pria Jeon itu.

Mina mengangguk kecil, "dia teman satu kampusku."

"Kau pernah menciumnya?"

Mina menggeleng santai, "tidak."

Jihyo seketika bernafas lega dan tersenyum diam-diam. "Aku rasa juga begitu seterusnya. Kau harus tahu, ada sesuatu di dalam mulutnya. Dia seperti memiliki penyakit kelenjar air liur. Ketika aku menciumnya, aku merasa air liurnya menampung di mulutnya. Belum lagi bau busuk mulutnya sungguh membuatku ingin muntah."

"Yack!" Mina tampak jijik mendengarnya.

Jihyo sudah tersenyum lebar berhasil dengan tipuannya.

"Beruntung sekali aku tidak menciumnya."

"Iya, dan aku mati-matian menahannya."

"Ow no!"

"Kau sudah bayangkan, kan berapa menjijikan ludah baunya menampung di mulutnya."

"Eww!"

Padahal sebenarnya Jihyo ketagihan akan ciuman dari Jungkook.

"Jadi, menurutku jika kau menyukai seseorang dengan tulus buktikan langsung dengan ciuman. Jangan menunda-nudanya, bahaya jika dia memiliki malah memiliki rasa dengan gadis lain." Jihyo tersenyum puas akan pikirannya berencana membuat Mina tak mendekati Jungkook lagi.

"Kau menyukai Jungkook?" Jihyo bertanya lagi.

"Hmm... sebenarnya aku tidak menyukai Jungkook. Kemarin aku mengajaknya berkencan hanya untuk membuat Jimin cemburu. Jimin adalah anak baru di kampusku. Dia lucu, aku menyukainya."

"Ha—ha?"

Dan seketika Jihyo tertawa hambar. Sial, gadis ini tidak tahu siapa yang disukai.

***

"Hai Ji, apa kabarmu?"

"Aku sudah mati."

"Bagus, waktu yang tepat datang untuk melihat tubuhmu dibakar. Aku sudah tidak sabar."

"Hei tolol, jaga mulutmu."

"Dimana ibu?"

"Aku tidak bersamanya. Kapan kau kembali Jimin, ini sudah tiga minggu."

"Konserku belum selesai."

"Oke, bye."

Tut.

Jimin tak kesal sama sekali dengan perlakuan adiknya yang tidak sopan itu. Hal ini sudah biasa bagi mereka. Jadi tak ada permasalahan sama sekali jikalau Jihyo sering mengumpatnya atau selebihnya. Tapi yang pasti mereka itu selalu kompak jika berurusan dengan keuntungan masing-masing.

Siapa yang sangka, kini Jimin tengah menaiki taksi dan bersiap turun ketika taksi berhenti tepat di depan asrama kampusnya. Jimin sengaja untuk tidak memberitahu Jihyo bahwa dirinya telah kembali dari Amerika, ia ingin membuat kejutan jika ia pulang ke rumah ibunya tiba-tiba.

Dengan menurunkan tas ranselnya serta gitar kesayangan, Jimin segera membayar taksi tersebut. Ia kemudian siap berbalik, namun tiba-tiba saja dari depan terlihat ada seorang gadis berambut pirang yang tak lain adalah Mina berlari ke arahnya dan tanpa aba-aba mencium bibirnya.

Jimin tentu hanya dapat terpelongo dengan kebingungan. Namun, tak mau juga mengangguri bibir gadis itu. Ia ikut membalas ciuman gadis itu tanpa tahu siapa dan maksud tujuan gadis itu.

Mina kemudian menarik dirinya. Ia tersenyum malu. Sebelum Jimin bertanya, Mina langsung berbalik dan berlari dengan pipi memanas.

Jimin menggarut kepalanya sambil tersenyum memandangi tubuh gadis asing tadi menghilang. "Aku rasa, aku akan betah di sini."

Tanpa mereka berdua sadari ada Jungkook yang memperhatikan keduanya dari motornya. Pria itu ternyata baru saja kembali dari luar menggunakan motornya lalu hendak memarkirkan motornya malah mendapatkan pemandangan menyakitkan hatinya.

***

Jihyo akhirnya kembali lagi ke asrama setelah hari libur pekan di rumah ibunya. Ia lalu masuk ke kamarnya dengan senyuman tidak sabar bertemu dengan Jungkook.

"Hai, Jungkook."

Sapaan Jihyo sama sekali tidak dibalas Jungkook. Pria Jeon itu malah terkesan menatapnya dingin dan penuh kemarahan di matanya.

"Ternyata kau adalah teman makan teman."

Tentu saja Jihyo bingung, "ha? Apa maksudmu?"

"Wajahmu selalu berlagak lugu, tapi kau begitu menusuk dari belakang."

Jihyo semakin dibuat bingung, ia mendekat. "Aku tidak mengerti Jungkook."

"Kau menghancurkan segalanya. Aku pikir kau adalah teman yang baik mau membatuku dengan tulus. Tapi apa yang kudapat? Kau malah mengkhianatiku!"

"Aku sama sekali tidak mengerti!"

Jungkook mulai emois, "berpuralah bodoh terus Park!!"

"Hei Jungkook."

"Kau berciuman dengannya!!"

"Apa?? Siapa??"

"Kenapa masih bertanya?! Enyahlah bodoh!"

"Tu—tunggu, Jungkook!!"

Jungkook tak mau mendengar Jihyo lagi, ia mendorong Jihyo dengan kasar hingga keluar dari kamar. Kemudian menutup pintu tanpa memberi izin Jihyo masuk lagi. Di balik pintu Jungkook merasa geram tingkah Jihyo. Berpura baik di hadapannya saja, namun berbeda di belakang.

Sementara Jihyo dengan wajah bodohnya merasa tersakiti dengan tingkah Jungkook sekarang. Ia terdiam dengan kebingungan. Dengan dadanya sedikit sakit karena sikap Jungkook. Akhirnya ia mengalah memilih pergi dari kamarnya menunggu Jungkook kembali seperti biasa padanya, ramah dan baik.

Karena Jungkook telah mengusirnya, Jihyo dengan terpaksa tidur semalam di kamar Lisa setelah gadis berkacamata itu menawari tempat tidur. Ia tidak bisa tidur nyenyak memikirkan maksud perkataan Jungkook. Siapa yang berciuman? Sugguh, Jihyo sama sekali tidak paham.

Larut dalam pikirannya pada akhirnya Jihyo tertidur begitu saja. Besok juga pertandingan akan di mulai, Jihyo tak mungkin berlarut lama. Sial sekali Jungkook berhasil membuatnya tak bisa tenang.

Di sisi lain, terlihat Jimin baru sampai di kamar Jungkook. Dengan keadaan remang perlahan tapi pasti meletakkan barangnya pelan setelah melihat teman sekamarnya yang tak lain adalah Jungkook tanpa menggunakan baju sudah nyenyak tidur.

Jimin tersenyum memandangi tempat tidurnya, "waw~ siapa yang menyiapkan ini." Tanyanya pada dirinya sendiri melihat perlengkapannya sudah ada.

Jimin pun kemudian segera membuka bajunya dan lekas tidur. Tubuhnya sudah letih sekali seharian ini.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

83.2K 4.5K 43
Mature Love Story --- Sakiti aku dengan kejujuran, jangan membuatku nyaman dengan kebohongan - Sehun 🥀
45.7K 6.1K 32
𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐫𝐞𝐚🦄 ●𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐦𝐚𝐮 𝐭�...
8K 1.3K 25
❝Taehyung ... mari kita berhenti untuk tidak saling menyakiti satu sama lain lagi. Aku akan meninggalkanmu dan melupakan segala tentang kita yang per...
364K 38.1K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...