NAVYA || TERBIT

By admla_

6.4M 574K 70.1K

•DILARANG PLAGIAT DALAM HAL APAPUN! •NAVYA telah terbit di penerbit Galaxy Media. •Temukan novel Navya di TBO... More

PROLOG
BAB 01: NAVYA
BAB 02: NAVYA
BAB 03: NAVYA
BAB 05: NAVYA
BAB 06: NAVYA
BAB 07: NAVYA
BAB 08: NAVYA
ROOM CHAT
BAB 09: NAVYA
VISUAL NAVYA
BAB 10: NAVYA
BAB 11: NAVYA
BAB 12: NAVYA
BAB 13: NAVYA
BAB 14: NAVYA
BAB 15: NAVYA
BAB 16: NAVYA
BAB 17: NAVYA
BAB:18 NAVYA
BAB 19: NAVYA
BAB 20: NAVYA
BAB 21: NAVYA
BAB 22: NAVYA
BAB 23: NAVYA
BAB 24: NAVYA
BAB 25: NAVYA
BAB 26: NAVYA
BAB 28: NAVYA (RC)
BAB 29: NAVYA
BAB 30:NAVYA
BAB 31: NAVYA
BAB 32: NAVYA
BAB 33: NAVYA
BAB 34: NAVYA
BAB 35: NAVYA
BAB 36: NAVYA
BAB 37: NAVYA
BAB 38: NAVYA
BAB 39: NAVYA
BAB 40: NAVYA
BAB 41: NAVYA
BAB 42: NAVYA
BAB 43: NAVYA
BAB 44: NAVYA
BAB 45: NAVYA
BAB 46: NAVYA
BAB 47: NAVYA
BAB 48: NAVYA
BAB 49: NAVYA
BAB 50: NAVYA
BAB 51: NAVYA
BAB 52: NAVYA
BAB 53: NAVYA
BAB 54: NAVYA
BAB 56: NAVYA
BAB 55: NAVYA
BAB 57: NAVYA
BAB 58: NAVYA
BAB 59: NAVYA
BAB 60: NAVYA
BAB 61: NAVYA
BAB 62: NAVYA
BAB 63: NAVYA
BAB 64: NAVYA
BAB 65: NAVYA
BAB 66: NAVYA
BAB 67: NAVYA
BAB 68: NAVYA
NEW STORY!
VOTE COVER
BANNER PO NAVYA

BAB 04: NAVYA

97.3K 10.8K 873
By admla_

Happy Reading!
.
.
.

Bel istirahat baru saja berbunyi, Navya dan Mila merapihkan buku mereka berdua. Kedua gadis itu berjalan keluar kelas menuju kantin. Koridor yang sangat ramai sekali sekarang, banyak pasang mata yang menatap kearah kedua gadis itu dengan sinis dan penuh dengan kebencian.

Lebih tepatnya hanya para kaum hawa lah yang menatap mereka dengan sinis.

Navya hanya diam tanpa membuka suara, beda cerita dengan Mila yang sudah ingin menjulid in mereka semua satu-persatu di depan umum sekarang. Cuman sahabatnya selalu menahan dia agar tidak terpancing emosi dan membuat kegaduhan di sekolah yang berujung ke bk nantinya.

Duhhh cewe gatel lewat guys

Cieee yang caper ke samuel dkk

Duhh mba caper lewat

Yang terlihat baik belum tentu baik

Paling juga mau manfaatin samuel dkk

Iya lah wkwk

Miskin aja belagu

Apalagi sih nay tuh

Ga ngaca dia ya? Udah tau miskin kok berani deketin samuel

Biasa lah

Saking ga mampu ya lu sampe deketin samuel?

Kenapa ga jual diri aja?

Mau berapa?

Nanti gue beli deh harga diri lu

Navya memberhentikan langkahnya karna ucapan yang terakhir. Navya merasa di rendahkan dan tindas oleh perkataan terakhir yang membuatnya marah. Ia menghampiri seorang gadis yang baru saja bilang ingin membeli harga dirinya. Navya menatap dia dengan sorot mata yang tajam.

"Ulang kata-kata lo!" ucap Navya datar.

Gadis itu tersenyum mengejek. "Berapa harga diri lo? 100jt cukup kali ya," ejek dia.

Plak

Navya melayang kan sebuah tamparan yang kuat untuk gadis yang kini ada di hadapannya. "LO PIKIR GUE CEWE MURAHAN YANG BISA LO BELI HAH?! SEMISKINNYA GUE NGGAK SUDI NGELAKUIN HAL KEJI KEK GITU!" sentak Navya tajam.

"BERANI LO NAMPAR GUE HAH?! LO NGGAK TAU GUE SIAPA?!"

Sedangkan Navya tertawa sinis. "Violet Pratama, anak pertama dan dari keluarga Pratama yang dulu keluarga terkaya nomor 6 di asia. Tapi sekarang udah bangkrut dan sekarang anak seorang pelayan hm?" ucap Navya dengan mengeluarkan smirk.

Violet langsung menjadi gugup mendengar ucapan Navya. Pasalnya semua ucapan gadis itu benar semua. Keluarganya dulu adalah orang terkaya nomor 6 di Asia, tapi sayang sekarang keluarganya telah bangkrut dan kedua orang tuanya bekerja sebagai pelayan di resto milik keluarga Beatarisa.

Navya mengeluarkan smirknya. "Kenapa diam? Bener, kan? Udah jadi miskin sok-sok an mau beli harga diri gue, cih,"  sinis Navya. Gadis itu mendekati Violet lalu membisikan sesuatu kepada Violet yang membuatnya gugup dan takut sekarang.

Tanpa mengucapkan sepatah kata Violet langsung pergi dari koridor karna malu. Navya dan Mila pun kembali melanjutkan langkah mereka menuju kantin yang sempat tertunda karna perdebatan kecil tadi.

Mila merangkul pundak sahabatnya. "Nggak sia-sia lo jadi sahabat gue, sifat julid gue turun juga akhirnya hahaha," kata Mila dengan bangga. Navya hanya tersenyum kecil saja, karna dia juga tidak tahu kenapa sekarang jadi berani seperti ini.

Kedua gadis itu memasuki area kantin yang sudah sangat ramai. Navya dan Mila memilih duduk di pojok kantin di mana tempat favorite mereka jika makan di kantin, agar sedikit menjauh juga dari keramaian.

Kali ini Navya lah yang memesan makanan, gadis itu menatap Mila yang sedang bermain ponsel. "Kayak biasa?" tanya Navya.

Mila mengangguk pelan. "Iya, kek biasa," jawab Mila tanpa menatap kearah sahabatnya.

Navya pun pergi menuju stan makanan langganan mereka berdua. "Teteh, siomaynya dua ya, sama jus alpukat dua," ucap Navya lembut.

"Siap dek." Gadis itu berjalan kembali menuju mejanya, karna makanannya akan di bawakan oleh penjualnya langsung ke meja mereka.

Brukk

Navya tersungkur ke lantai akibat kakinya di slengkat oleh Arletta yang sengaja membuat dirinya jatuh.

HAHAHAHAHA

Seisi kantin menertawakan Navya yang jatuh tanpa ada yang membantunya.

Letta berjongkok di hadapan Navya dengan tersenyum lembut. "Hai Nay, kita berjumpa lagi ya," ucap Letta mencengkram dagu gadis.

Mila yang melihat sahabatnya akan di bully langsung bangkit untuk membantu sahabatnya. Tapi tangannya langsung di tahan oleh dayang Arletta dengan kuat. Mila mencoba berontak tapi sangat susah karna dia di tahan tiga orang sekaligus.

"Karna kemarin gue nggak bully lo, jadi sekarang double ya? Gue yakin lo kangen kan gue bully?" lanjut Letta dengan membelai rambut Navya lembut.

Letta menarik rambut Navya ke belakang . "Gue denger-denger sekarang lo berada di genggaman Samuel ya? Jangan lo kira sekarang lo dalam genggaman Samuel gue bakal berhenti bully lo, gue malah akan semakin gencar bully lo di hadapan dia," bisik Letta.

Navya meringis karna tarikan rambut Letta sangatlah kuat. "S--sakit kak," ringis Navya.

Letta menghempaskan tubuh Navya dengan kencang, ia bangkit dan mengambil minumannya.

Byurrrr

Dengan sangat santai Letta menyiram muka Navya dengan jus miliknya. Navya menutup matanya secara spontan karna tiba-tiba dia di siram oleh kakak kelasnya, gadis itu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. Jika tadi dia berani melawan orang yang menindasnya, maka sekarang Navya tidak berani melawan karna sudah tau liciknya Letta ketika dia membalas perbuatan gadis itu.

Tidak sampai disitu, Letta juga menuangkan bubu cilok ke rambut Navya. Karna masih belum puas ia mengambil air got yang sudah di siapkan oleh dayang nya untuk membully adik kelas mereka yang satu ini.

Byurrr

"Ewwhhh."

Letta menatap Navya dengan mengejek, gadis  itu melemparkan selembar tissue ke wajah Navya. "Udah kayak tikus ke cebur got," lanjut Letta di susul gelak tawa mereka semua.

Mila yang tidak terima sahabatnya di bully langsung menginjak kaki dayang Letta.

Gadis berlari dan menatap tajam kakak kelasnya. "ANJING LO LETTA!" bentak Mila dengan mendorong pundak Letta.

Letta tersenyum ejek. "Apa? Nggak terima? Sahabatnya nggak terima guys," ejek Letta dengan pura-pura ketakutan sambil menatap Mila.

Lanjut lett

Teruskan kak letta

Biar tau rasa tuh anak

Mampus kena kan lu

Siapa suruh caper banget

Hooh, tau sih cantik tapi jatuh nya kek cabe

Yah kurang seru kalo kek gitu doang

Yang lebih sadis dong lett

Letta semua orang yang ada di kantin yang kini sudah sangat rame. "MAU YANG LEBIH SADIS?" tanya Letta.

"MAUUUU!"

Navya hanya pasrah sekarang, gadis itu memilih untuk bungkam daripada membuka suara.

Letta mengambil semangkok bakso yang masih panas.

Byurr

Gadis itu menumpahkan ke punggung milik Navya.

"Akhhhhh," ringis Navya.

Mila mengepalkan tangannya dan menatap nyalang Letta. Gadis itu langsung memberontak dan pergi menyelamatkan sahabatnya. Dia sangat tidak terima jika sahabatnya di perlakukan semena-mena oleh orang seperti kakak kelasnya.

Bughh

Bugh

Bugh

Plak

Bugh

Plak

Bugh

"INI BALASAN NYA KALO LO BULLY SAHABAT GUE! JADI KAKEL NGGAK USAH SOK BERKUASA LETTA! HARUSNYA LO KASIH CONTOH YANG BAIK, BUKAN MALAH GINI, CIH!" bentak Mila dengan meludahi samping Letta jatuh.

Letta memegang perutnya dan menatap Mila tajam. "Lo liat aja, gue bakal buat perhitungan sama lo berdua," ancam Letta.

Mila berkacak pinggang, gadis itu sangat tidak takut dengan ancaman dari kakak kelasnya. "GUE TUNGGU PEMBALASAN LO LONTE LAMPU MERAH!" teriak Mila.

Mila pun langsung membantu sahabatnya berdiri dan pergi dari kantin. Mereka pergi ke toilet untuk membersihkan tubuh Navya dan mengobati luka gadis itu akibat di siram dengan kuah bakso yang panas.

Di toilet Navya mencuci mukanya, untung gadis itu menyimpan seragam cadangannya di loker.

Mila datang dengan membawa seragam dan rok milik sahabatnya.

"Kenapa sih lo selalu diem kalo di bully? Please Nay, sekali-sekali gitu lo lawan sih lonte lampu merah," Ketus Mila.

Navya bersandar di wastafel lalu menatap Mila yang sudah menunjukkan wajah cemberut. "Ribet, ujung-ujungnya ke bk Mila. Lo tau sendiri lah Letta gimana," ucap Navya dengan membuka kancing seragamnya.

Ia sama sekali tidak malu ganti baju di depan sahabatnya, karna Navya menutupi branya dengan tanktop miliknya.

"Mental patungan sih Letta, sok berkuasa tapi ngelabrak masih bawa geng," sewot Mila menyumpah serapahi Letta.

Navya menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya. "Benci banget lo sama Letta ya? Hahaha," kekeh Navya.

Mila memutarkan bola matanya malas. "Karna dia udah bully lo, ya kali gue diem aja liat sahabat gue di bully," ujar Mila.

Navya merangkul pundak Mila. "Awwww terhura aku neng, cabat ku perhatian uga tertanya," ucap Navya dengan mode alay dan lebaynya.

"Jijik anjir," kata Mila dengan belagak ingin muntah.

Mereka tertawa bersama dan keluar dari toilet sekolah dan kembali ke kelas mereka karna jam istirahat yang sebentar lagi akan berakhir.

Saat ingin masuk ke dalam kelas tangan Navya langsung di tarik oleh Samuel secara tiba-tiba dan di bawa pergi begitu saja. Mila tercengang melihat sahabatnya di bawa pergi, baru ingin mengejar tangannya di tahan oleh Sean yang ternyata ada di belakangnya.

"Nggak usah di kejar," ucap Sean datar.

Mila menghempaskan tangan Sean. "Temen lo mau bawa sahabat gue kemana? awas aja kalo berani macem-macem ke Navya, gue hajar lo semua satu persatu!" ancam Mila.

Sean menaikan sebelah alisnya, pria itu langsung pergi dari hadapan gadis itu begitu. Mila menatap Sean dengan tidak percaya, dia sudah ngomong panjang lebar tapi malah di tinggal begitu saja? Mila menggeram kesal dengan orang yang bernama Sean.

Di tempat lain Samuel membawa Navya ke dalam uks, pria itu menutup pintu uks dan mengunci ruangan itu yang membuat Navya takut sekarang. Dia takut jika Samuel akan macem-macem dengan dirinya, karna dari tatapan Samuel mengerikan sekarang.

Navya melangkah mundur ketika Samuel mendekatinya, gadis itu sangat gugup ketika sedang seperti ini. Navya terus melangkah mundur hingga dia terpojok dinding, gadis itu mengumpat kesal karna sekarang terpojok.

Kini keduanya sangat dekat, hanya tinggal berapa centi saja jarak antara mereka. Samuel menatap Navya yang sudah ketakutan dan menutup mata, Samuel menaikan sebelah alisnya. "Ngapain tutup mata? lo berpikir gue mau cium lo?" celetuk Samuel datar.

Navya menggelengkan kepalanya cepat lalu membuka matanya. Mereka saling melemparkan tatapan, Samuel menatap bola mata coklat muda milik gadis yang ada di hadapannya.

Samuel mengambil sesuatu di atas nakas lalu memberikannya kepada Navya. "Pake, obatin luka lo yang ada di punggung," ucap Samuel.

"Nggak usah, aku bisa obatin ini nanti," tolak Navya halus.

Samuel yang sangat benci dengan kata penolakan pun langsung membawa Navya duduk di sofa yang ada di uks. Pria menatap datar gadis yang ada di hadapannya. "Mau lo yang obatin sendiri atau gue yang obatin? gue buka seragam sekolah lo sekarang," ancam Samuel.

Navya yang mendengar itu pun terkejut dan langsung bangkit dari duduknya, dia pergi ke toilet yang ada di dalam uks. Samuel tersenyum tipis, padahal dia hanya memberikan ancaman bohongan saja, dia tidak akan berani menyentuh perempuan begitu saja.

🍂🍂🍂🍂

Di dalam kelas Navya sama Mila hanya memperhatikan guru. Mereka sangat bosen mendengar penjelasan guru sejarah yang selalu membahas masa lalu. Navya yang sudah kembali ke kelasnya, gadis itu masih sangat kesal dengan Samuel, perkataan pria itu membuatnya marah.

Untung saja dia memilih untuk menurut daripada Samuel benar membuka seragamnya, kan bisa gawat dah nanti di kira yang nggak-nggak sama orang. Apalagi mereka juga masih anak pelajar, bisa di cap jelek mereka.

Mila mendengus kesal karna pelajaran sejarah. "Demen banget sih bahas masa lalu," Gerutu Mila.

"Dikit lagi bel pulang kok," bisik Navya.

Kring kring kring

Dan benar saja bel pulang sudah bunyi. Navya tersenyum puas mendengar bel pulang. Tebakannya sangat benar, karna dia sangat tau jam berapa bel pulang akan berbunyi.

Sang guru menatap anak-anak kelas 11 yang sedang membereskan semua buku mereka. "Sampe sini saja pelajaran kita hari ini, hati-hati kalian di jalan, assalamualaikum wr wb," ucap guru sejarah yang langsung keluar dari kelas.

Semua murid langsung berbondong meninggalkan kelas. Navya dan Mila berjalan menuju keluar kelas dengan santai saja, kedua gadis itu berjalan di koridor yang sangat rame karna jam pulang sekolah sama semua.

Di ujung koridor Navya melihat orang yang sangat ia kenalin sedang menatapnya dengan tajam.

Mila menatap sahabatnya lalu menyenggol lengan Navya. "Bokap lo tuh," bisik gadis itu.

Navya mengangguk pelan. "Yaudah, lo balik sendiri gapapa? Keknya gue bareng bokap," ucap Navya.

"Gapapa. Duluan aja gih," ujar Mila dengan melambaikan tangannya.

"Dadah."

Navya pun menghampiri papa nya dengan muka datar nya. "Apa?" tanya Navya.

"Masuk ke dalam mobil!" tegas papa.

Tanpa membuka suara Navya langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku belakang bersama dengan abang tirinya.

Dan ternyata ada Mama tiri dan Manuel. Navya merasa bingung ada apa sebenarnya ini, tapi gadis itu hanya diam. Tidak biasanya sang papa menjemput dia ke sekolah, apalagi sampe semua keluarganya ikut semua ke sekolah.

Bahkan Manuel sekalipun, ini kali pertama anak itu datang ke sekolah dia.

Navya membuka ponselnya saja agar tidak bosan di dalam mobil.

Ting

Manuel
Lo buat masalah apa di sekolah?

Gadis itu mengerutkan keningnya dan menatap kearah Manuel, pria menatap adiknya dengan memberikan kode.

Manuel
Papa marah besar

Navya semakin di buat bingung dengan maksud Manuel.

Me
Mslh apa? Gue nggak buat apa²
Lh hbngn ny sm gue?

Manuel
Yakin? papa di panggil ke bk tadi

Navya menutup ponselnya dan membuang napasnya dengan kasar, ia sudah yakin jika kakak kelasnya mengadu ke guru bk dan pastinya menuduh dirinya yang nggak-nggak. Bukan hanya itu, pasti Letta juga memutar balikan fakta. Navya sudah bisa menebak, gadis itu pasrah sekarang.

Membutuhkan waktu 10 menit mereka sampai di rumah. Navya turun dari mobil dan langsung di tarik kuat tangannya dengan Papa.

Ia di tarik Papa dengan kasar masuk ke dalam rumah. Manuel menatap adiknya dengan was-was, takut Papa sambungnya akan kasar lagi kepada Navya. Dan dia juga stay di ruang keluarga, Manuel akan melindungi adiknya jika Papanya bermain tangan dan kasar lagi.

Plakkk

Kan, baru juga di bilang, benarkan kasar lagi.

Navya memegang pipinya akibat tamparan dari Papa. Ia tidak membuka suara dan menunggu pria itu yang berbicara duluan.

"Dasar bodoh!"

"Kau membuat malu Papa, Nay!" lanjut Papa dengan penuh penekanan.

Gadis itu menaikan sebelah alisnya. "Apa?" tanya Navya santai.

"Kenapa kamu bully Letta hah?! Kamu buat Letta masuk rumah sakit tau gak! Udah bodoh, sekarang buat Papa malu, mau kamu apa sih?" ucap papa menggunakan nada tinggi.

Navya mengerutkan keningnya. "Kapan aku bully dia? Yang ada dia yang bully aku!" tegas Navya yang tidak terima di tuduh membully kakak kelasnya, padahal dia yang menjadi korban bully.

Nevan Beatarisa mencengkram kuat rambut Navya. "Sudah mau jadi pembohong kamu?! Kamu ini sudah keterlaluan Nay! kamu udah malas, sekarang mau jadi jagoan? IYA?!" ucap Nevan dengan tajam.

Navya melepaskan tangan Papanya dari rambutnya. "NAY NGGAK PERNAH BULLY LETTA, PA! DIA MEMUTAR BALIKKAN FAKTA KE NAY!" bentak Navya yang tidak terima di tuduh membully kakak kelasnya.

Mama sambung dan abangnya hanya bungkam. Manuel ingin menolong adiknya tapi time  sangat tidak tepat, pria itu masih melihati perdebatan antara Papa dan Navya.

Plakk

Nevan menampar kencang Navya hingga gadis itu terduduk di lantai. Pria itu membuka gesper nya.

Ctarr

Ctarr

Ctarr

"SOPAN KAMU BENTAK SAYA? SAYA INI PAPA KAMU! DIMANA SOPAN SANTUN KAMU ANAK BODOH!" bentak Nevan.

Navya menundukkan kepalanya, ia merasa perih di punggungnya itu.

Luka panas yang tadi saja masih sangat perih dan sakit, sekarang harus di tambah cambukan Papanya. Navya hanya bisa diam dan sabar, tapi dia tidak bisa menahan airmata yang jatuh membasahi pipi nya sekarang.

"MULAI HARI INI KAMU TINGGAL DISINI! SAYA TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAMU TINGGAL SENDIRI LAGI!" final papa nya.

Navya menatap papa nya. "Nay nggak sudi tinggal disini! Hidup bersama seorang parasit kek wanita itu!" sinis Navya dengan menunjuk wajah Mama sambungnya.

Nevan semakin murka mendengar ucapan putrinya, pria itu mengangkat gespernya yang akan mencambuk Navya lagi.

Ctarr

Navya menutup matanya yang tidak merasakan apa-apa. Gadis itu menatap Manuel yang memeluknya untuk melindungi dirinya dari cambukan Papanya. Navya terkejut, sangat terkejut melihat abang sambungnya melindungi dia.

"M-manuel," gugup Navya.

Pria itu menatap adiknya dengan tersenyum, ia menatap Papa sambungnya datar. "Cukup pa! Papa nggak boleh kasar sama Nay! Dia perempuan pa, Nay masih di bawah umur! Manuel bisa aja melaporkan Papa ke polisi atas kasus kekerasan pada anak," kata Manuel yang mengancam Papa sambungnya.

Sedangkan Navya terdiam mendengar ucapan Manuel. Papa dari Navya langsung melemparkan gespernya dan pergi begitu saja dari ruang keluarga di susul dengan Mama sambung Navya.

Manuel membantu Navya dan membawanya ke kamar gadis itu yang ada di lantai dua. Navya masih bungkam tidak membuka suaranya.

Gadis itu masih terdiam dan memikirkan kejadian tadi, Manuel menolongnya? orang yang sudah dia anggap parasit menolong dirinya dari kekerasan yang di berikan Papanya?

Saat di kamar Manuel menduduki adiknya di atas kasur. Pria itu duduk di samping Navya dengan menatap gadis itu dengan sangat khawatir.  "Lo gapapa dek? Mana yang sakit? Bilang sama gue nanti kita ke dokter," ucap Manuel khawatir.

"Gapapa, makasih."

Manuel menatap manik mata adiknya. "Serius? Jangan bohong, gue yakin pasti sakit, kan? Nggak mungkin kalo nggak sakit, orang lo di cambuk Papa berkali-kali," ujar Manuel dengan khawatir.

Navya memutarkan bola matanya malas. "Gue gapapa abang," ketus Navya.

Manuel menatap adiknya dengan tidak percaya. "Tadi lo manggil gue apa? Abang?"  tanya Manuel dengan senang.

Navya tersadar dengan ucapannya langsung gelagapan. Dia keceplosan memanggil pria itu dengan sebutan abang. "Ge'er lo, gue nggak sengaja doang," bohong Navya padahal mah sengaja dia ucapkan.

Manuel mengacak-acak rambut Navya gemas. "Gapapa sih walaupun nggak sengaja, tapi gue seneng kok," ucap Manuel.

"Yaudah lu istirahat, gua keluar dulu," lanjutnya.

Navya berdehem pelan dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, saat Manuel sudah keluar dari kamarnya dia tersenyum. Mungkin dia akan bersikap lebih lembut sekarang kepada abang sambungnya, tapi tidak kepada mama sambungnya.

Diluar kamar Manuel tersenyum senang, walaupun tadi Navya bilang karna tak sengaja. Namun, itu tak masalah. Perlahan demi perlahan pasti Navya bisa menerimanya sebagai abangnya, walaupun mereka tak ada ikatan darah sama sekali.

••••••••••••••••

See you next part!

Jangan lupa follow akun instagram @ameliandhra @wattpadadmla_ @samuelnarendra_ @navyabeatarisa_ @ccmla_z @seanmlvn_ @gal.hrnndz @farhan_snjya @bastiancromwell @arlettanica_ @gang_devilsangel

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 115 43
Cerita ini menceritakan cinta yang begitu rumit dirasakan oleh seseorang ,yang baginya cinta itu tidak ada dan cinta adalah sebuah kepalsuan karena f...
37.1K 1.4K 26
Ini cerita dari Kinanti Azhira, gadis cantik dari kampung yang harus rela dinikahkan di usianya yang baru minginjak angka 20. Memiliki orang tua yan...
9.4K 6.3K 31
PART LENGKAP SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal t...
2.5M 197K 69
[NEW VERS] Tahu parasit? Tahu benalu? Iya, mereka sama. Parasit adalah istilah untuk organisme pengganggu, dan benalu adalah salah satu contoh tumbu...