66

197K 24.4K 23.5K
                                    

"can't see another man with you!"

"can't see another man with you!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☀️☀️☀️

HAPPY READING 💃

.
.
.

Nemu Typo? Kasih tau ya... Soalnya aku hobi banget typo typo gajelas, entah itu satu huruf or satu kalimat, tapi risih aja gitu liatnya.

*"*"*"*"*"

Alan membawa Nalla dengan tergesah. Ia tahu, Nalla sedang meritih kesakitan. Jujur, ia tidak bisa melihat cewek di dekapannya ini menahan sakit, apalagi saat ia mengingat Leona mengatakan hal tadi. Dan pastinya ini juga ada sangkut paut dengan dirinya.

"Kenapa gak ngelawan sama cewek gila itu?" Tanya Alan di tengah perjalanan mereka menuju Ruang OSIS.

Nalla diam dan sesekali menatap Alan, tampaknya cowok itu sangat khawatir.

"Udah, gak usah di jawab. Tahan dulu, bentar lagi sampe." Ucap lagi Alan.

Namun, saat mereka akan berbelok ke arah koridor kiri, hampir saja mereka tertabrak seseorang yang mana orang itu langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat, mencoba menatap Nalla dan Alan secara bergantian.

"Minggir!" Ucap Alan dengan suara dingin.

Pria itu masih menatap Nalla dan Alan berulang kali.

"Lan, dia Om Bodyguard yang jagain gue sampe di kelas tadi, dan dia ilang disaat gue mau ke kantin." Adu Nalla pada Alan.

Om itu menunduk saat mengingat di samping Nalla adalah anak dari bosnya.

Rahang Alan mengeras, menatap pria berbadan kekar didepannya dengan tatapan tak suka. Ingin sekali ia menghajar orang ini, namun ia urungkan. Karena situasi juga tidak menundukungnya.

"Apa yang terjadi? Neng ke-kenapa nangis atuh? Ma-maaf Om ta-tadi baru siap makan di mobil__"

"MINGGIR!" suara bariton Alan menggema, membuat beberapa orang yang berlalu lalang di koridor merinding mendengarnya.

Om berkepala botak itu langsung menepikan tubuhnya, menghindar dari hadapan Alan.

Alan kembali membawa Nalla berjalan menuju Ruang OSIS. namun baru beberapa langkah, ia segera berbalik. Kembali menatap Pria berbadan besar itu dengan dingin. "Oh, iya. Jangan lupa, hari ini lo harus angkat kaki dari rumah Bokap gue, yang pasti Bokap gue gak nerima orang yang makan gaji buta kayak lo." Ucap lagi Alan tegas. setelah itu ia kembali membawa Nalla pergi.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang