65

207K 22.1K 16.1K
                                    


Kalo boleh tau, cita-cita kalian apa? Jangan sampe deh ya jadi pelakor🤪

-------❤️HAPPY READING❤️-------
.
.
.
Nemu Typo kasih tau yaa☺️

____________

Di sepanjang perjalanan menuju sekolah, tidak ada yang membuka percakapan. Baik Dinda ataupun Gibran. Keduanya saling berdiam diri dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Dinda juga sedang menahan kekesalannya. Mereka terlambat ke sekolah dan ini gara-gara Gibran. Cowok itu membuatnya harus bergadang tadi malam.

Ya, Dinda kembali mengingatnya. Dimana Gibran tadi malam dengan santainya menarik tangan Dinda menuju kamar mandi. Dinda akui ini adalah kesalahannya. Ia benar-benar takut akan almarhum kakak kandung Gibran. Dan berakhir Gibran membawanya ke kamar mandi.

Jangan negatif thinking dulu, Gibran membawa Dinda ke kamar mandi agar Dinda tidak takut sendiri dan merengek melarang Gibran pergi. Percayalah, Gibran mengajaknya agar cewek itu tidak ketakutan.

Di dalam kamar mandi, Gibran hanya menggosok gigi, cuci wajah dan menjahili Dinda. Itulah yang membuat cewek itu kesal hingga sekarang. Cowok itu menjahilinya dengan terus menakuti Dinda hingga cewek itu tak bisa tidur.

Dan hal yang paling Dinda terbayang hingga sekarang. Sewaktu Gibran sedang mencuci wajahnya, cowok itu terus bercerita tentang kejadian aneh akhir-akhir ini di rumahnya.

"Masih di pikirin?" Tanya Gibran dengan santainya.

Dinda menatap Gibran dengan kesal, lalu beralih menatap ke arah lain. Cowok itu membuat hari-harinya memburuk. Lihatlah, pasti Dinda akan susah tidur malam ini.

"Semua cerita itu real, gue gak bohong."

Lagi, Dinda berdecak lalu menatap tajam ke arah Gibran. "Turunin gue disini, gue gak mau denger apapun tentang__"

"Udah, duduk manis aja disitu." Ucap Gibran yang masih sesantai tadi.

Dinda memejamkan matanya, bisa-bisanya cowok itu kelihatan santai sekali, padahal mereka sudah terlambat.

"Bisa laju gak bawa mobilnya? Kita udah terlambat, Gib!"

"Kenapa? Takut? Santai Din, kita kan berdua. Kalo di hukum juga berdua." Ujar Gibran sambil tersenyum smirk.

Ya, jika Dinda mempunyai ilmu sihir, ia tak akan segan untuk mengutuk cowok di sampingnya menjadi katak.

Dinda diam, memilih tak menjawab.

____________

Alisa dan Ernon saling pandang lalu kembali menatap Nalla yang tengah menutup setengah kepala dengan tas dan membaringkan kepalanya di atas meja.

Nalla sudah seperti itu sejak 15 menit yang lalu. Bukan hanya Alisa dan Ernon yang bingung. Bahkan, satu kelasnya pun ikut bingung karena kehadiran seorang pria berbadan kekar dan berkepala plontos di depan kelas mereka.

Lihat, sekarang pria itu sedang berdiri di luar kelas sambil terus menatap Nalla dari jendela.

"Nal, tuh cowok siapa? Dia gangguin lo?" Bisik Alisa yang kini duduk disamping Nalla.

"Dia masih disana?" Tanya Nalla yang masih pada posisi tadi.

"Iya, tapi dia siapa Nal?" Tanya Alisa.

"Dia bodyguard Papa Alan, gue gak tau kenapa dia ngikutin gue segitunya. Gue risih sumpah!" Ujar Nalla dengan nada membisik.

Ernon lalu memandang semua teman kelasnya, dan langsung berdiri. "Udah deh, jangan heboh. Itu tuh bodyguard Nalla, dia cuma mau cek Nalla aja kok."

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang