82

211K 24.9K 56.3K
                                    















"Dia pulang, Nal."

DEG!

Jantung Nalla berdetak lebih cepat, tubuhnya seolah terasa kaku tiba-tiba.

Lima tahun!

Cowok itu meninggalkan dirinya selama itu. Bahkan, Nalla tidak tahu sebelumnya bahwa cowok itu masih menginjakan kaki dibumi atau sudah berpindah alam.

Kalian mungkin berpikir Nalla akan senang, bahwa suaminya pulang. Tidak! Cewek itu benar-benar merasa hancur saat kembali mengingat lima tahun yang lalu dan juga kembali mengingat ucapan-ucapan janji busuk yang diterimanya.

"Apa yang harus gue lakuin, Sa?" Tanya Nalla sambil menatap kosong kedepan, air matanya terjatuh.

"Temui dia dan minta penjelasan."

"Maksud lo?"

"Lo harus jumpai dia, Nal. Lo harus minta penjelasan, kenapa dia sampe ninggalin lo selama itu! Lo juga gak bisa dong pacaran diem-diem kayak gini, lo masih istri orang!" Tekan Alisa penuh emosi.

"Sa..."

"Gue udah gak bisa nahan emosi sama lo, sumpah!" Cercah Alisa dengan napas yang naik turun penuh emosi, "Status lo itu sekarang____"

"Sa, lo sadar gak posisi gue kayak gimana? Atau lo emang gak bisa ngerasain jadi gue? sebenernya lo ada dipihak siapa sih, Sa!" Ucap Nalla tak kalah penuh emosi.

"Nal, ini bukan masalah pihak memihak, kita gak tau masalah apa yang Alan punya sampe dia ninggalin lo selama itu, lo harusnya minta penjelasan dulu." Balas Alisa dengan nada rendah. Sepertinya ia benar-benar malas untuk berdebat.

"Lima tahun, Sa! Lima tahun!" Ucap Nalla yang kini menatap kearah lain sambil tertawa pahit. "Lo bayangin aja, selama itu dia ngapain aja sampe gak sempet ngirim apapun ke gue, lo pikir gue bakal nerima dia gitu aja? Setelah gue dapet penjelasan dari dia? Gue gak sebego itu!" Ucap Nalla penuh tekanan.

Alisa melipat kedua tangannya didepan dada, menatap lurus kearah gadis itu. "Jawab ini kalo memang ucapan lo tadi benar."

Nalla menaikan sebelah alisnya, menunggu Alisa melanjutkan ucapannya.

"Alan atau Alvin?"

Nalla terdiam kaku.

"Tuh kan, lo aja gak bisa milih antara keduanya, Nal." Ujar Alisa sambil memijit pelipisnya. Cukup sudah ia berdebat seperti ini jika tidak ada hasilnya.

"Cukup lo ngasih Alvin harapan, Nal. Kalo lo memang gak cinta______"

"Maksud lo?" Potong Nalla. Cewek itu tampak menatap Alisa dengan raut wajah berbeda. "Atau lo coba nyamain gue atas kelakuan yang udah Riko buat ke elo? Gue bukan modelan kayak gitu. Gue perlahan udah buka hati gue buat Alvin. Gue sayang sama dia...gue udah nyaman sama dia. Jadi, gue mohon sama lo, jangan pernah samain gue kayak kisah kalian!"

Alisa terdiam. Kata-kata Nalla sangat menyakitkan baginya. Apalagi, Nalla membawa masalah lamanya yang sudah mulai menghilang.

Perlahan, Alisa melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Nalla yang kini menyesali bicaranya.

Nalla berlari, mengejar Alisa. "Sa, g-gue..." Nalla terlambat, cewek itu kini telah masuk kedalam mobilnya lalu pergi melaju.

Saat ketepi jalan, Nalla melihat mobil itu sudah sangat jauh. Buru-buru ia segera menelpon Alisa, namun tak kunjung diangkat.

Nalla kembali ke teras Cafe. Wajahnya memanik. Ia takut Alisa tak akan bicara lagi padanya. Ia sungguh menyesali ucapannya tadi. Ia benar-benar tak bermaksud menyinggung gadis itu.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang