37

218K 20.8K 7K
                                    

"He took care of me,
I was safe with him."

-Nalla


_________

Nalla menghela napas lega. Ternyata Alan hanya membawanya menuju Ruang Osis. Begitu pintu di buka lebar, ia tidak mendapati satu orangpun disana. Kemana perginya para makhluk sok suci itu? Nalla menebak jika mereka di usir oleh Alan, agar di ruangan ini hanya ada dirinya dan Alan. Huh, ke geeran sekali Nalla.

"Duduk." Perintah Alan. Nalla pun kini duduk disofa hitam yang tidak jauh dari meja Alan. Lalu cowok itu entah mengambil apa di atas lemari, Nalla hanya duduk berdiam diri.

Nalla mengerutkan dahinya ketika Alan membawa kotak P3K dan berjalan ke arahnya. Alan yang kini berhadapan dengan Nalla menatap cewek itu datar.

"Buka sepatu lo."

Nalla semakin bingung, sedetik kemudian ia teringat, Alisa telah mengadukan tentang luka di kakinya kepada Alan. "Oh, kaki gue? Udah lah, luka biasa doang. Besok juga sembuh." Ucap Nalla sambil meringis ketika ia menggerakan kakinya.

Alan menaikan sebelah alisnya. "Buka."

Nalla memaksakan senyumnya. "Alan please, gue cuma-"

Nalla melototkan matanya ketika Alan berjongkok dan membuka sepatu Nalla dengan paksa. "Alan, lo kenap-"

"Kalo lo gak diem, gue bakal lakuin hal yang lebih dari ini." Tentu saja perkataan Alan barusan membuat Nalla mengatup mulutnya, tiba-tiba suasana menjadi cangung. Nalla hanya diam kaku melihat Alan yang mulai membaluti lukanya dengan perban.

Setelah selesai melakukan itu, Alan sempat menatap Nalla yang masih terdiam kaku. "Mikir apa?" Tanya Alan, membuat Nalla tersadar dari lamunan. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali, seolah tidak sedang memikirkan apapun.

Alan berjalan menuju lemari tadi, dan kembali memasukan kotak P3K ke dalamnya. Lalu ia mengeluarkan dua kotak yang tampaknya berisi makanan.

"Udah makan?" Tanya Alan lagi.

Nalla berdecak, lalu menatap Alan kesal. "Mana sempat makan, tadi tu gue mau makan, lo main tarik ke sini, ya gue-"

"Jangan cerewet, cepat duduk sini." Potong Alan, seraya menggerakan dagunya ke arah depan, mengisyaratkan Nalla untuk duduk disana.

Nalla mendengus. Akhirnya dengan langkah berat ia berjalan menuju meja Alan, duduk di hadapan Alan dengan wajah masih kesal.

Alan tidak peduli. Ia membuka kotak yang berada di hadapan Nalla, yang ternyata berisi pizza, tentu saja membuat Nalla mengulum bibirnya, lapar.

"Makasih banyak, lo emang suami-"

Tok-tok-tok

Nalla berhenti bicara.

"Alan, lo ada di dalem?"

Untung saja ucapan Nalla tadi sangat pelan, orang di luar itu tak akan bisa mendengarnya.

Suara ketukan itu kembali terdengar, membuat Nalla memutarkan bola matanya malas, ia meletakan pizza itu di kotaknya kembali. "Masuk aja." Ucap Nalla kesal.

Nalla melihat ke arah pintu. Ia sedikit terkejut ketika melihat Leona berdiri di ambang pintu dengan berkas yang ada di tangannya.

Lalu cewek itu menerobos masuk begitu saja, ia tampak bertingkah biasa ketika melihat Nalla dan menatap Alan seperti menahan kesenangan. Sepertinya dia mencoba untuk beracting, Nalla menatapnya penuh selidik.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang