73

166K 24K 20.5K
                                    

Vote dulu ya, baru baca.






_______________

Alan mendekati Nalla yang kini terduduk di tepi pantai. Cewek itu menatap lurus ke laut sambil terus menangis. Bahunya bergetar, membuat Alan memejamkan matanya sebentar, ia tak sanggup melihat Nalla seperti itu, apalagi ini adalah kesalahannya.

Perlahan, Alan ikut duduk disamping Nalla. "Stop, Nal." Ucap Alan tanpa ingin melihat Nalla, ia tak bisa.

Nalla masih terus menangis tanpa memperdulikan Alan disisinya.

Alan memejamkan matanya lagi, lalu kembali menatap Nalla dengan khawatir. "NAL, UDAH GUE BILANG. LO DENGER GAK!" Bentak Alan yang kini terdiam, ia salah lagi.

Ia benar-benar tidak sengaja membentak cewek ini.

Nalla juga ikut terdiam beberapa saat karena bentakan Alan dan kini langsung berdiri, berniat ingin pergi namun dengan gerakan cepat Alan berdiri dan langsung menarik Nalla kedalam pelukannya.

"Maaf, gue gak ada niat buat bentak lo." Ucap Alan sangat pelan, seperti bisikan. Perlahan Alan semakin memeluk Nalla dengan erat dan mencium rambut cewek itu.

Nalla meredakan tangisannya.

"Tenangin diri lo, Nal. Ini semua gak seperti yang lo pikirin."

"Malam ini bukan malam spesial kan?" Ujar Nalla dengan suara seraknya.

"Gue gak ada sangkut pautin masalah itu sama malam ini." Jawab Alan.

Mendengar itu, Nalla mencoba ingin melepaskan pelukannya dari Alan, namun gagal. Kekuatan cowok itu lebih besar darinya.

"Terus, kenapa lo bohongin gue. Kenapa lo mau pulangin gue ke Bandung? Apa lo___" Nalla terdiam beberapa saat, lalu memejamkan matanya, "Apa lo cuma pura-pura cinta sama gue?"

Mendengar itu, Alan langsung melepaskan pelukannya. Memegang kedua bahu Nalla dengan kuat dan menatap lurus cewek itu.

"Maksud lo?" Tanya Alan dingin.

Nalla mengalihkan tatapannya, ia tak bisa menatap Alan. "Gue gak percaya lo benar-benar cinta sama gue." Ujar Nalla sambil kembali menahan airmatanya.

Alan menatap Nalla tak percaya. "Lo raguin cinta gue?"

Nalla memilih diam tak menjawab, jika ia jawab pasti akan timbul perdebatan diantara mereka.

"Jawab! lo raguin cinta gue?" Tanya Alan sekali lagi, namun kali ini ia memegang kedua bahu Nalla semakin kuat, hingga cewek itu meritih menahan sakit.

Perlahan, airmata Nalla menetes kembali.

"NALLA!"

"Lan, gue____"

Belum sempat Nalla menyelesaikan kalimatnya, Alan langsung menarik cewek itu menuju ke tenda camping mereka.

"Alan, sakit..." Ritih Nalla yang kini menahan sakit pada pergelangan tangannya akibat cengkraman dari Alan.

Cowok itu tak menggubris, ia tetap menarik Nalla. Hingga sampai di tenda, dengan cepat Alan mendorong Nalla masuk kesana.

Sedih Nalla hilang, berubah menjadi ketakutan. Ya, ia tahu bagaimana cowok itu marah. Nalla sudah bisa memahami sikap Alan.

Alan mengunci tenda itu rapat-rapat.

Dapat Nalla lihat, wajah dingin dari Alan yang kini menakutkan baginya.

"Alan, sakit." Ritih Nalla lagi, saat kedua tangan  cowok itu kini menarik bahu Nalla agar mendekat kepadanya.

Mereka sama-sama duduk dan saling tatap lama. Hingga akhirnya Alan mengeluarkan suaranya. "Sejak kapan?" Tanya Alan dengan tatapan dinginnya.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang