19

211K 22.6K 1.7K
                                    










Beruntungnya Nalla hari ini, ia di traktir oleh Alan dengan jumlah porsi makanan yang lumayan banyak. Ia tidak menyangka Alan yang kelihatan dingin dan sangat ia benci rupanya memiliki sisi malaikat. Nalla tersenyum manis menatap satu persatu makanan yang baru saja di sajikan oleh beberapa pelayan restoran ini.

Kentang goreng, spaghetti, dan beberapa makanan penutup yang membuat Nalla dengan lahap menyantap makanan itu.

Alan menatap kesal ke arahnya.

"Lo kayak gak pernah makan aja, jangan buat malu gue lah."

Nalla berhenti mengunyah, kini mulutnya penuh dengan makanan. Ia menatap Alan sambil tersenyum lebar. "Mak-lum, G-ue lap...er." ocehnya terbata-bata tak jelas.

Alan tak menanggapinya.

Matanya kini menatap hujan di luar yang semakin deras, untung saja mereka cepat ke tempat ini sebelum hujan turun. Restoran ini dekat dari sekolah mereka.

"Lo gak makan?" tanya Nalla yang baru saja menelan makanannya.

Alan menggeleng. Lalu ia menatap Nalla sambil menaikan alisnya. "Liat lo makan, gue jadi kenyang."

Cewek itu berdecak kesal, ia lalu menyambung makannya lagi. Bodo amat dengan Alan yang sedang menyindirnya, yang penting ia kenyang.

Nalla mendelikkan matanya seketika. Ia lalu meminum air dengan beberapa tegukan, membuat Alan meringis melihatnya.

"Lan, kita harus pulang!" Nalla memakai tasnya dan mengelap bibirnya yang sedikit cemot dengan tissu.

"Ayo!" Nalla menarik tangan Alan, memaksanya untuk berdiri.

Alan menyingkirkan tangan Nalla dan langsung menatapnya dingin. "Lo kenapa sih?" gertaknya.

Cewek itu mendadak panik. "Kita pulang sekarang, ada yang harus gue lakuin, ayo! Ini penting!"

Alan menahan kesal.

"Hujan, di luar!"

Nalla berdecak, "yaudah, kalo gak mau hujan-hujanan, gue bisa pulang sendiri. Lagian sekarang juga gak ada taksi atau apapun. Gue pulang jalan kaki aja deh." Nalla langsung berlari keluar restoran meninggalkan Alan yang bingung melihat tingkahnya.

"Tuh anak kenapa?"

Alan langsung membayar makanan tadi, dan bergegas mengejar Nalla yang terlihat terguyur hujan dan berjalan tampak terburu-buru.








***







Tidak sampai setengah jam, mereka sudah berada di daerah perumahan Alan. Yakni di mana perumahan besar yang berderet sejajar membuat siapapun pasti beranggapan pemilik rumah adalah seorang pejabat atau pembisnis besar.

Alan yang sedari tadi memarahi Nalla karena tingkah Nalla yang seperti kekanakan dan membuat mereka seperti ini, sekarang Nalla malah tidak menjawab pertanyaan Alan mengapa dirinya ingin cepat pulang.

"Kalo gue bilang, yang ada lo ketawain gue."

Alan mencengkram tangan Nalla di bawah derasnya hujan. Baju mereka basah kuyup.

"Jawab! ngapain lo ngajakin gue pulang hujan-hujanan gini? Sepenting apa sih masalah lo, sampai rela bikin penyakit gini?"
gertak Alan setengah berteriak.

Nalla meringis ketika tangannya di cengkram oleh Alan.

"Lepasin! Lagian gue gak nyuruh lo kok buat ngikutin gue, gue mau pulang sendiri." teriak Nalla agar di dengar oleh Alan di tengah derasnya hujan.

Alan melepaskan tangan Nalla. Lalu menatapnya dalam. "Jawab gue, Nalla. Lo ada masalah apa, ha?"

Nalla berhenti bergerak, ia ikut menatap Alan dengan dalam.

Hingga...

Nalla seperti terhipnotis. Wajah Alan terlihat sangat tampan saat terkena air hujan. Seketika Nalla langsung menunduk, tak sanggup menatap laki-laki itu.

"Nalla!"

Seketika Nalla kembali menatap Alan dengan tajam. "Bisa gak sih lo itu baik-baik nanyanya!" gertak  Nalla ikut kesal.

Alan masih menatapnya, kali ini pandangan dingin yang sangat di benci oleh Nalla.

"Gue pulang cuma mau ngangkat jemuran yang di tras kamar gue, pakaian dalam gue basah semua!"

Detik itu juga, Alan ingin melemparkan Nalla ke dasar jurang.








***







Alan dan Nalla mengendap-endap di pintu belakang tepatnya di dapur. Ini semua adalah ide Alan agar kedua orang tuanya tidak memarahinya. Apalagi ia membawa Nalla pulang dengan basah kuyup seperti ini, pasti dirinya yang akan di salahkan.

"Lo bisa nunduk dikit gak, entar ketahuan curut!" bisik Alan yang sekarang berada di belakang Nalla.

Cewek itu mendengar dan langsung menunduk.

"Lo jangan manggil gue curut bisakan? Yang bagus kek, princess atau putri gitu." bisik Nalla.

Alan menggeram dan langsung mendorongnya ke depan, alhasil Nalla terjungkal dan menabrak seseorang di depannya.

"Aw, issh! Lo kenapa sih dorong-dorong!" ucap Nalla kesal sambil memukul bahu Alan. Alan tidak menggubris, ia tersenyum salah tingkah saat menatap orang didepannya.

Nalla ikut melihat, lalu ia juga ikut tersenyum salah tingkah. "Eh, Bi Wina, udah makan, Bi? Gimana kabarnya?" tanya Nalla sesukanya.

Bi Wina mendekat ke arah mereka, dengan tarikan cepat, Bi Wina berhasil menjewer mereka secara bersamaan. Alan dan Nalla saling memohon agar di lepaskan, mereka sudah seperti dua murid yang terciduk oleh gurunya saat melakukan kesalahan.

"Bi, lepasin. Kita tadi khilaf, Bi. Alan nih yang nyuruh Nalla hujan-hujanan." tuduh Nalla membuat Alan langsung menatapnya tajam.

"Bi, ralat. Alan gak salah. Nalla yang udah bandel, Bi." ucap Nalla memperbaiki ucapannya, selain ia takut melihat tatapan Alan ia juga mengakui dirinya dan tidak ingin memfitnah orang lain.

"Udah kayak anak kecil ya, kalian. Bibi bilangin ya sama Pak Ardi dan Bu Misha. Biar kalian di hukum berdua." Bi Wina melepaskan tangannya dari kedua kuping yang berbeda, menatap tajam ke Alan dan Nalla secara bergantian.

"Bi, bibi janji ya. Jangan bilang Papa atau Mama. Mobil Alan tadi bocor. Terus Nalla sakit perut, ya gimana lagi, kami terobos hujan." ucap Alan berbohong, membuat Nalla setuju dan mengangguk.

"Iya, Bi. Aduh, Nalla mules nih, Bi. Suwer." Nalla memegang perutnya, ber-acting seolah ia merasakan sakit perut.

Bi Wina mendadak panik. "Mau ke rumah sakit aja non Nalla? Atau ke____"

"Enggak, Bi. Nalla butuh toilet."

"Yaudah, non ke kamar aja. Den Alan juga. Cepet masuk sana. Nanti pak Ardi sama buk Misha keluar dari kamarnya."

Mereka berdua saling pandang dan menahan senyum.

Dengan perlahan tapi pasti, mereka berdua mengendap-endap lagi menuju tangga.

Dan, akhirnya mereka berhasil memasuki kamar mereka masing-masing tanpa ketahuan.







_________





FOLLOW :

ADANY.SALSHAA
NALLAN.OFFICIAL

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang