11

255K 26.3K 2.7K
                                    




Nalla meremas rok abunya, matanya ia alihkan untuk menatap ke jendela mobil. Jujur, Nalla masih syok dengan kejadian tadi, ia juga malu mengingat Alan memberikan Almamater OSIS itu dan mengikat ke pinggangnya.

Oke, Nalla agak cangung.

Mereka masih sama-sama diam di dalam mobil. Alan yang tampak datar sambil mulai menjalankan mobilnya serta Nalla yang terus menatap jalanan tetapi tetap saja pikirannya ke mana-mana.

Malu? Tentu saja, Nalla masih mempunyai urat malu. Entah besok ia akan datang ke sekolah kembali atau memboloskan diri saja demi menghindari gosip-gosip yang menyelekit di telinganya.

"Langsung pulang atau___"

"Singgah di Indomart." potong Nalla cepat membuat Alan menaikan sebelah alisnya.

Tanpa bertanya kembali, Alan mengikuti apa yang Nalla katakan.

Tak memakan waktu lama, mobil Alan berhenti tepat di depan Indomart. Kemudian mata Alan melirik ke arah Nalla yang masih terdiam.

"Udah sampai, lo mau turun, gak?"

"Lo aja, please. Gue malu mau turun." oke, lagi-lagi Nalla memotong ucapan Alan.

"Mau beli apa?"

Pertanyaan Alan membuat Nalla memukul kepalanya sendiri. "Duh, mampus gue." gumamnya sambil meringis.

Tentu saja ucapannya dapat di dengar oleh Alan.

"Ada masalah apa sih, lo?" tanya Alan kesal.

Oke, Nal. Lo harus to the point, jangan bertele-tele.

Nalla menarik napas perlahan, kemudian menghembuskannya. Ia lalu menatap ke arah cowok itu.

"Gue minta tolong sama lo beliin pembalut,"

Alan menahan kaget.

"Please, tolong gue." mata Nalla berbinar seolah ini adalah permintaan yang sangat berharga.

Alan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sedetik kemudian ia berdecak kesal.

Nalla menggigit bibirnya.

Alan pun keluar dari mobil.

Dengan cepat Nalla langsung menghembuskan napas lega.

Kali ini Alan adalah malaikat tanpa sayapnya.

Baru saja Alan ingin membuka pintu Indomart, suara teriakan Nalla membuat ia membalikan badan dan kembali berdecak.

"Sini dulu." pinta Nalla sambil menyembulkan kepalanya keluar jendela mobil.

Dengan kesal, Alan terpaksa mendekatinya. Mungkin cuaca panas seperti ini membuatnya ingin sekali mengubur cewek itu hidup-hidup, namun ia bukan orang yang seperti itu, tapi ia tidak sekejam itu.

"Kenapa?"

Nalla tercengir, membuat Alan menjadi tambah kesal melihat wajahnya yang seperti itu. "Bawa aja HP gue, ini gambar pembalut yang harus lo beli, jangan sampai salah." Nalla memperlihatkan gambar tersebut kepada Alan.

Alan menyipitkan matanya melihat gambar itu, lalu sempat terlintas di otaknya, mengapa dirinya ingin membantu gadis manja ini? Ah, gadis ini sungguh mempermalukan dirinya!

Oke, Alan kali ini kalah.

Langsung saja ia masuk ke dalam Indomart. Terlihat hanya beberapa orang saja yang berbelanja di sana. Alan menghela napas lega, kakinya membawa ke tempat di mana ia berharap tidak ada siapapun di lorong itu.

NALLAN Where stories live. Discover now