58

193K 20.7K 18.5K
                                    

Mencintai tapi tak dicintai.
rasanya gimana sih?

______________

Alan dan Leona baru saja selesai dari rapat dan pertemuan dengan beberapa pemilik usaha besar di makassar. Tidak sampai di situ, malam ini mereka berdua sepertinya tidak ada istirahat. Mereka harus menyelesaikan setumpuk dokumen yang harus di presentasikan besok di waktu rapat hari kedua.

Sebenarnya Alan sangat tidak enak pada Nalla. Tapi, mau bagaimana lagi, ini adalah perintah dari Pak Wira untuk tidak membawa ponsel ke perusahaan. Aneh bukan? Padahal ponsel itu sangat penting.

"Lo galau ya gara-gara gak megang HP? Sama gue juga. Gue padahal mau nunjukin sama temen-temen gue kalau gue dan lo lagi meeting bersama." Ucap Leona sambil terkekeh.

Alan tidak menjawab, ia memilih melangkahkan kakinya lebih cepat menuju kamar hotel. Namun, Leona tetap mengikutinya.

"Lo mau kemana?" Tanya Alan yang sejak tadi menahan untuk berbicara.

Leona ikut berhenti melangkah. "Em, ke kamar gue lah. Kan kamar kita samping-sampingan."

Alan menahan kaget. "Sejak kapan?"

"Bokap gue yang milihin, gue mah terima aja. Lagian kenapa sih Lan. Kan beda kamar kita." Ujar Leona sambil mengerutkan bibirnya.

Alan berdecak. Lalu ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Leona. Sontak Leona berlari mengejar Alan.

"Lan, tunggu."

Alan menghentikan aktivitasnya saat akan membuka knop pintu, ia beralih menatap Leona yang mendekat ke arahnya.

"Kita ngerjain dokumen itu dulu, kan harus selesai hari ini juga." Ucap Leona sambil bewajah memohon.

Alan menggeleng. "Gue yang bakal ngerjain sendiri, lo istirahat aja sana. Tidur." Ucap Alan.

"Enggak, gue kan juga pengen liat gimana caranya ngisi berkas-berkas itu."

Alan memijit pelipisnya. "Leona, gue bisa-"

Leona langsung menerobos masuk ke dalam kamar tanpa meminta persetujuan Alan. Membuat Alan menggeram kesal.

Alan pun masuk ke dalam dan menatap dingin ke arah Leona yang kini seenaknya berbaring di atas ranjang. "Keluar Na, gue gak suka ada cewek sembarangan yang masuk-"

"Alan, udah deh. gue ikhlas kok bantuin lo. Lagian kan gue juga mau belajar, ya please." Mohon Leona sambil membinarkan matanya.

Cewek itu sangat keras kepala. Jika Alan terus memaksanya keluar, bisa-bisa cewek ini berbuat hal-hal aneh terhadap dirinya.

Alan memilih tidak menjawab.

Ia lalu berjalan menuju nakas, mengambil ponselnya. Baru saja akan membuka sebuah aplikasi, Leona mengambil ponselnya secara paksa.

"Udah ya Alan, lo mandi dulu sana. Jangan banyakin main HP. Entar pusing loh." Ucap Leona yang kini menjauhkan ponsel itu dri pemiliknya.

Alan menggertakan rahangnya.

Jika Leona adalah cowok, mungkin sekarang anak itu sedang tidak baik-baik saja. Alan tak akan segan menghajarnya.

"Alan, gue pinjem HP lo bentar ya, soalnya gue mau ngomong sama bokap gue, ponsel gue kayaknya lupa di charger deh."

Alan masih diam, menatap Leona dingin.

"Alan, bentaran doang. Please."

"Oh iya, gue nelponnya di kamar gue dulu ya, lo mandi aja dulu. Ntar gue balik lagi." Ujar Leona yang kini berjalan melewati Alan.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang