71

194K 23.2K 27.1K
                                    


Harapan kalian di tahun baru ini?




HAPPY READING 💃

Jgn lupa ya, nemu typo kasih tau❤️

__________________

Alan dan Nalla sudah sampai di rumah. Niat Alan datang kerumah orang tuanya untuk menemani Nalla mengambil koper dan barang-barang yang ia bawa kemarin.

Baru saja Alan dan Nalla masuk kerumah, Misha langsung mendekati mereka. "Kok baru sampe? Bukannya jam pulang sekolah se jam yang lalu?" Tanya Misha.

Alan menghela napas, lalu duduk di sofa. "Ada pengarahan dari guru tentang ujian nasional." Ucap Alan yang kini memainkan ponselnya.

Misha kembali menatap Nalla yang ada di sampingnya. "Nalla, kamu ambil barang-barang kamu di atas, dan jangan ada yang ketinggalan ya." Perintah Misha.

Nalla mengangguk. "Iya, Bunda." Setelah itu ia langsung bergegas menuju kamarnya.

Misha berjalan ke arah Alan dan ikut duduk dihadapan anaknya. Tak lama kemudian, Ardi keluar dari kamarnya. Karena ia melihat Alan yang ada diruang tamu, Ardi mendekat ke arah mereka.

"Alan, tadi Pak Rio apa sudah menemuimu?" Tanya Ardi yang kini duduk disebelah Misha.

Alan berhenti memainkan ponselnya. Lalu ia menyenderkan punggungnya di sofa, menarik napas perlahan lalu menghembuskannya. Matanya terpejam. "Aku bingung." Ucap Alan, lalu ia membuka matanya menatap kedua orangtuanya satu persatu.

Misha melihat kearah tangga, takut-takut jika Nalla turun. Untung saja, Nalla terlihat masih dikamarnya. "Alan, Mama tau apa yang kamu pikirkan." Ucap Misha menatap iba kepada anaknya.

Alan diam, ia masih memikirkan sesuatu.

Ardi berpindah duduk disebelah Alan, lalu memegang bahu anaknya lembut. "Alan, tinggikan nilai ujian nasional kamu. Papa harap kamu bisa lebih tinggi dari Genta, itu adalah satu-satunya kunci untuk____"

"Bunda, Anhar ganggu ni..."

Mendengar teriakan Nalla, sontak ketiganya langsung menatap ke arah lantai atas.

Rahang Alan mengeras.

"Alan..."

Teriak lagi, Nalla.

Dengan cepat, Alan segera berdiri, lalu berjalan menuju lantai atas dengan tergesa sambil menahan emosinya.

Setelah sampai diambang pintu, mata Alan menatap tajam kepada Anhar yang kini berdiri di hadapan Nalla. "Ngapain lo?" Tanya Alan dingin.

"Tau ni, dari tadi dia marah-marah gak jelas, padahal gue kan cuma_____"

"Cuma apa? Lo ngambil speaker gue. Masih ngeles lo?" Ucap Anhar sambil melotot kepada Nalla.

"Ngapain mata lo kayak gitu ke dia?" Ucap Alan dengan suara meninggi.

Lalu Alan mendekat ke dua orang itu. "Keluar lo!" Tunjuk Alan kearah pintu sambil menatap Anhar emosi.

"Gimana gue mau keluar, kalo barang gue ada sama dia." Ucap Anhar kesal.

Nalla mencebikan bibirnya.

"Nal, kasih ke dia." Perintah Alan.

Nalla menggeleng. "Ini bukan punya dia, orang gue nemu di ruang tengah kemarin, dia ngaku-ngaku___"

"Kasih ke dia, lo punya gue kan? Apa susahnya minta ke gue, bakal gue beliin. Pabriknya sekalian."

Mendengar itu, Nalla berbinar.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang