79

147K 21.3K 13.2K
                                    

Tolong baca ini pake lagu yang always buat kalian sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong baca ini pake lagu yang always buat kalian sedih...biar ikut larut dalam cerita❤️











_______________

Harapannya lenyap. Janjinya untuk membuat perempuan itu terus tersenyum adalah kebohongan. Ia tak pernah menyangka sebelumnya semua ini akan terjadi.

Perlahan, ia menurunkan tangannya yang sedang menggenggam ponsel. Matanya menahan sesuatu yang akan terjatuh. Ia benar-benar sudah memasuki fase termenyakitkan yang pernah ia rasakan seumur hidup.

"Assalamualaikum Imamku..."

Suara itu terus teringat dibenaknya. Suara yang pertama kali perempuan tadi katakan. Alan memejamkan lagi matanya, mencoba merasakan apa yang perempuan itu rasakan sekarang. Sakit, benar-benar sakit.

Ia kembali mengepalkan kedua tangannya kuat. Ia tidak bisa membayangkan apa yang Nalla alami sekarang disana. Pasti perempuan itu terus memanggilnya.

"Alan."

Alan menegakan kepalanya. Sang Mama terlihat berjalan mendekat kearahnya.

Tanpa mengucapkan apapun, Misha langsung memeluk Alan dengan erat. Lalu mengelus bahu Putranya. Setelah lama berpelukan, Misha melepaskan dan kembali menatap Alan dengan sedih. "Sayang..." Misha terlihat meneliti wajah Alan. "Mama tau, ini pasti berat..." Perlahan, Misha meneteskan airmatanya. "Nalla akan tetap milik kamu Nak, Mama pastikan itu. Sekarang, ikuti alur yang sudah terjadi, kamu harus bisa melewati ini. Kamu bisa..."

Apa dirinya bisa melewati ini? Ini benar-benar bukan sebentar.

"Apa kamu sudah menghubungi Nalla?"

Alan mengangguk pelan.

Misha memegang kedua tangan Putranya. "Mama yakin dia gadis yang kuat, dia bisa mengatasi ini walau awalnya pasti sangat sakit." Ujar Misha menenangkan Alan.

Tak lama kemudian, Ardi datang. "Ayo, sebentar lagi Boarding time." Ucapnya sambil tergesa.

Ya, mereka sekarang ada di Bandara.

Perlahan, Alan melangkahkan kakinya untuk mengikuti kedua orangtuanya. Namun, langkah kakinya mendadak berat. Hatinya mendadak berteriak tidak ingin pergi.

Wajah dan suara itu mendadak memenuhi pikirannya. Ia merasakan perempuan itu mengikutinya.

Dengan cepat, Alan berbalik.

Nihil!

Ternyata hanya halusinasinya saja.

Namun, apa yang ia lakukan sekarang adalah yang terbaik. Semua orang pasti akan melakukan ini jika tahu apa yang sedang ia dan keluarganya alami.

Ya, ini harus ia lakukan demi kedua orangtuanya dan demi Istrinya, Nalla.

"Sampai jumpa...Nal."

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang