45

180K 17.3K 4K
                                    

forced to harshly punish you

________




Kini Nalla, Alan dan Riko berada di dalam mobil. Mereka saling diam tak bergeming. Riko yang duduk di belakang hanya bisa mengatup mulutnya rapat-rapat saat Alan menyetir mobil dengan emosi tingginya. Sementara Nalla, cewek itu tampak terisak namun tidak menimbulkan suara.

Nalla menahan tangisnya.

Lihatlah, Alan menyetir mobil dengan sangat laju, tangannya terkepal di antara stir mobil. Pandangan lurus ke jalanan.

"Lan, kayaknya gue turun di persimpangan depan aja ya." Ujar Riko. Sepertinya ia tidak enak berada di antara pasangan yang sedang berkelahi.

Alan tidak menjawab. Namun tampaknya Alan melewati persimpangan yang Riko sebutkan, dan mengambil jalan menuju ke sekolah.

Riko lega ketika mobil itu berhenti tepat di depan sekolah. Untung saja Alan tidak benar-benar memberhentikannya di persimpangan tadi, bisa-bisa Riko kembali mengeluarkan uangnya untuk menaiki kendaraan lain.

Mobil Alan berhenti di depan gerbang sekolah. Riko ingin menanyakan mengapa Alan tidak masuk ke dalam lingkungan sekolah, namun ia mengurungkan pertanyaan itu, karena pasti Alan akan mengantarkan Nalla pulang.

"Tolong lo simpan semua berkas yang ada di meja gue dan simpan ke lemari, ni kuncinya." Ujar Alan sambil memberikan kunci kepada Riko.

Riko menerima kunci tersebut dan langsung mengerutkan dahinya. "Loh, bukannya siang ini ada rapat lagi, Lan?" Tanya Riko.

"Gue undur."

"Tapi-"

"Lo bisa turun sekarang." Ujar Alan lagi dengan suara dinginnya.

Bisa Riko lihat Nalla yang sedang menahan tangisnya, sebenarnya Riko merasa kasihan pada cewek itu, namun apalah daya, Alan yang berhak mengatur semuanya.

"Oke, gue turun." Riko segera bergegas turun dari mobil Alan.

Ketika Riko sudah tidak terlihat lagi, langsung saja Alan mengegas mobilnya kembali dengan kecepatan di atas rata-rata. Pandangan tajamnya lurus kedepan serta tak berniat sedetikpun menatap Nalla yang ada di sampingnya.

Beberapa lampu merah berhasil Alan langgar. Untung saja tidak ada polisi di sekitar daerah itu. Sementara Nalla, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Perasaannya sekarang sungguh sangat beragam. Takut, gemetar, dan rasa ingin menangis melihat Alan yang baru kali ini semarah itu padanya.

Ponsel Alan berbunyi di saku kirinya. Alan tidak peduli, ia memilih mengabaikannya dan fokus pada jalanan.

Nalla bertambah takut ketika mobil itu sampai di depan apartemennya.

Alan memberhentikan mobil dengan sangat mendadak, hampir saja mereka terhempas ke depan, namun berhasil tertahan.


__________


"TURUN!" Ucap Alan dengan suara yang sangat dingin.

Nalla mengikuti perintah Alan, cewek itu berjalan perlahan menuju Apartemen. Namun, ketika akan membuka pintu utama, tangannya dicekal kuat oleh Alan, lalu cowok itu menariknya hingga menuju lantai atas.

"Alan gue mohon, ma-maafin gue. Gue akan cerita semuanya." Ucap Nalla sambil meritih kesakitan karena cekalannya begitu kuat.

"GUE GAK MAU DENGER APAPUN DARI LO."

"Alan, lo salah paham!"

Alan tidak menjawab, ia masih menarik Nalla menuju kamarnya. Sesampai di kamar, Nalla langsung di hempaskan oleh Alan dengar kasar, hingga cewek itu tersungkur di lantai.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang