25

209K 21.8K 3.2K
                                    


Vote sebelum baca ya



___________



Nalla tidak tidur semalaman. Ia memilih begadang karena banyak pikiran yang menghantuinya.

Ia sedang mencari cara untuk menghentikan pernikahan ini.

Ya, beberapa hari lagi ia akan menikah. menjadi status sebagai istri tidaklah mudah. Apalagi Alan yang sudah mulai mengatur hidupnya belakangan ini.

Ia benci di atur, ia ingin bebas, dan ia benci peraturan.

Tok..tok..tok...

Nalla menyibakkan selimut tebalnya, berjalan menuju pintu kamar dan membukanya.

Tante Misha berdiri di sana dengan tangan kanannya yang sedang memegang sebuah gaun. Gaun itu adalah gaun yang ia pilih beberapa hari yang lalu di sebuah butik. Ralat, tante Misha lah yang memilihkannya. Ia hanya pasrah dengan pilihan tantenya itu.

"Kamu simpan ini di kamar kamu ya, hari ini tante bakal sibuk. Besok acaranya di mulai." ucap Misha dengan wajah yang tercetak jelas, sangat bahagia.

Nalla menganga beberapa saat. "Be-besok?"

Misha mengangguk bahagia, meraih tangan Nalla dan mengelusnya lembut. "Jangan khawatir sayang, nanti Mama kamu datang juga ke sini, kok." ucap lagi Misha, menenangkan gadis itu.

"Serius tante?" tanya Nalla.

Misha mengangguk. "Yaudah, sekarang kamu mandi sana, hari ini libur dulu ya. Udah tante izinin kok sama wali kelas kamu."

"Yaudah tante, aku mandi dulu."

"Abis itu turun ke bawah ya, kita sarapan pagi." setelah Nalla mengangguk, Misha pergi meninggalkannya.

"Seenggaknya, dengan Mama dateng, beban aku bisa
berkurang."








***







Selesai mandi, Nalla berjalan ke arah cermin dan mulai memakai skincare-nya satu persatu. Wajah pucatnya ia poles dengan berbagai makeup tipis di kulit mulusnya. Tidak lupa dengan liptint yang tidak mencolok warnanya.

Ceklek!

Brak!

Nalla tersentak kaget ketika pintu kamarnya terbuka, seseorang melemparkan sebuah kotak lumayan besar ke arah dirinya yang berakhir jatuh ke lantai.

"Ini apa? kenapa lo lempar?" ketus Nalla kesal.

Alan berdecak. "Pake itu untuk besok, jadi lo gak perlu repot-repot nangis minta ke orang tua gue." ucap Alan agak menyindir dirinya.

Nalla mengepalkan tangannya. Ia harus exstra sabar mendengar ucapan Alan yang selalu membuatnya sakit hati. "Lo keterlaluan ya, besok itu___"

"Dan satu hal lagi, besok jangan coba-coba lo kabur atau buat masalah apapun." Nalla masih kuat mengepalkan tangannya mendengar ucapan dari mulut Alan.

Baru saja Alan ingin meninggalkan kamar itu, ia kembali membuka pintu sedikit, menatap Nalla dengan datar. "Cepet turun, semua orang udah nungguin lo. Gak perlu dandan, karena acaranya besok." Lalu Alan kembali menutup pintu kamar Nalla dan pergi.

Nalla mengambil sebuah botol kosong yang ada di dekatnya, lalu ia lemparkan ke pintu kamar. "Sialan!"








***







Nalla mendekati meja makan dengan tampang kesalnya. Menarik salahsatu kursi yang tepat berada di sebrang Alan. Kini Alan memakan makanannya seolah tidak peduli dengan kehadiran Nalla. Lain halnya dengan Misha dan Ardi yang tersenyum menatap Nalla.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang