1

431K 35.9K 9.9K
                                    

"Banyak cara agar membuatmu berubah. salahsatunya dengan menghukummu."

-Alan Adrian






__________


Sebuah mobil color black berhenti tepat didepan gerbang SMA Praja Mukti. Seorang Satpam yang asik duduk sambil menyesap secangkir kopi tiba-tiba meletakkan kopinya ke meja kecil dan buru-buru ia membukakan pintu gerbang lebar-lebar untuk mobil itu.

"Makasih, Pak." ucap seseorang di balik kaca mobil yang terbuka sedikit, memperlihatkan mata coklat dan indah dari pemiliknya.

Senyum Satpam itu terbit ketika ia tahu siapa yang ada didalam mobil tersebut. "Wah, tambah cakep aja pak Ketos, bukannya hari ini ke kantor ya?" bukan Siswa dan Guru saja yang mengetahuinya, Satpam sampai mbak kantin pun juga tahu apa yang dilakukan ketua OSIS ini diluar sekolah, seolah urusannya sudah menjadi hal umum dipendengaran mereka.

"Ada perlu sebentar, Pak." Jawabnya, setelah itu ia mengklason mobilnya dan memasuki halaman sekolah.

Ketika mobil itu berhenti tepat di parkiran sekolah, para siswa yang berada dikoridor serta lapangan saling berbisik heboh, tidak dihiraukan lagi itu adalah para cewek yang mengagumi sosok laki-laki yang paling mereka rindukan disekolah ini.

Walaupun cowok di SMA Praja Mukti ini wajahnya di atas rata-rata, namun Ketua OSIS tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.

Sudah hampir tiga hari cowok itu tidak hadir ke sekolah. Ada suatu hal yang harus ia selesaikan diperusahaan orang tuanya. Bahkan, ia juga sudah mendapat izin dari pihak sekolah. Banyak Guru-guru memujinya karena di usia muda ia sudah bisa membuat suatu kebanggaan yang besar.

Saat cowok itu keluar dari mobilnya, semua cewek yang sedang santai dilapangan kini langsung terkejut dan teriakan kagum. Pasalnya, cowok ini memakai jas seperti CEO muda yang membuat siapapun akan terbayang menjadi pendamping hidupnya kelak.

"Jantung gue woi, tolong."

Bahkan, ada yang rela meninggalkan aktivitas senam mereka demi melihat Ketua OSIS itu berjalan memasuki koridor.

"Ganteng banget njir."

"Aduh mas, adek ga kuat."

"Njir, Ceo tampan...hua..."

"Aaa, suami halu ku."

Dan berbagai komentar lainnya.

mereka tidak segan-segan mengeluarkan ponsel mereka saat ini demi mengabadikan moment terindah didepan mereka, bahkan mereka tidak tahu malu hingga teriak tak jelas sampai para cowok yang tengah bermain bola basket menatap jijik ke arah mereka.

Dari kejauhan, Riko tampak berlari mendekat.

"Alan." panggilnya, membuat beberapa orang ditepi lapangan melirik ke arah Riko.

Riko menarik napas perlahan. Ia keliatan seperti orang yang baru siap melakukan pertandingan maraton. "Mereka sekarang ada diruangan OSIS." ucapnya terengah-engah.

Alan menaikkan sebelah alisnya. "Siapa?" tanyanya bingung, "Dan tadi lo juga bilang ada hal penting, apa?" dua pertanyaan Alan yang membuat kepala Riko semakin pusing, padahal kedua itu bisa dijawab dengan satu nama saja.

"Duh, adik lo." Riko menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ralat, tunangan lo."

Alan semakin tidak mengerti.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang