80

169K 20.8K 18.3K
                                    

"Setidaknya, beri penjelasan sebelum meninggalkan."




_______________

Cahaya matahari memasuki celah cendela yang ada dikamar Alisa hingga membuat Nalla terbangun, merasakan wajahnya yang setengah panas.

"Udah bangun? Ayo sarapan." Alisa datang dan membawa beberapa macam sarapan diatas nampan. Ada bubur, kue, susu dan roti.

Nalla duduk sambil mengusap wajahnya yang terasa panas karena sinar matahari tadi. "Panas banget, kenapa dibuka sih jendelanya, masih pagi juga." Ucap Nalla yang kini mengikat cepol rambutnya.

"Bagus dong kena matahari pagi, biar sehat." Ujar Alisa yang kini memberikan nampan itu kepada Nalla. "Dimakan, abis itu mandi."

Alisa beranjak dari tempatnya, lalu Nalla menarik tangan Alisa. "Tunggu, coba pegang kening gue..."

Tangan Alisa bergerak memegang keningnya. "Aw, panas banget. Lo demam?" Tanya Alisa yang mulai panik.

Nalla memutar bola matanya, "Jangan lebay deh Sa, demam dikit doang."

"Gak gak gak, lo gak boleh sekolah!"

"Ayolah Sa, gue kangen temen-temen Please..." Ucap Nalla memohon.

Alisa menghela napasnya, "Yaudah, tapi kalo lo ada apa-apa, ajak gue ke UKS ya."

"Siap!"

Alisa kini berjalan keluar kamar. Sementara Nalla langsung menyantap sarapannya. Alisa sungguh baik padanya. Ya, sahabat sejak kecilnya ini akan selalu ia ingat sampai kapanpun.

Baru saja akan menyuap bubur, Ponselnya berdering. Ternyata sang Papa, Nalla langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Papa Cakep..."

"Waalaikumsallam, gimana tidurnya? Nyenyak?"

Pertanyaan itu membuat Nalla terdiam. Haruskah ia jawab bahwa ia tidur tidak tenang?

"Nyenyak banget, Pa. Sampe telat bangun ini." Jawabnya sambil tertawa.

"Yaudah, hati-hati pergi sekolah. Kalau ada masalah, hubungi Papa...Papa pasti siap 86!"

Nalla tertawa lagi. "Oke, Pa..."

________________

Menyembunyikan kesedihan adalah hal yang selalu Nalla lakukan. Ya, ia sudah ahli dalam hal itu. Saat ini, ia mencoba akan melupakan apapun yang terjadi kepada dirinya.

Mungkin orang-orang jahat yang datang di kehidupannya adalah sebagai ujian yang Tuhan berikan kepadanya. Tuhan menguji dirinya dahulu agar bisa mendapatkan hal-hal yang paling indah, kelak.

Pagi ini, ceria tercetak jelas pada wajah Nalla. Senyuman manisnya kini menyapa semua orang yang melewati dirinya. Mereka yang tahu bahwa Nalla memiliki sifat cuek dan dingin menjadi bingung.

"Pagi, guys." Sapanya saat sampai didalam kelas.

Semua orang menganga, melihat Nalla yang sangat gembira dan tersenyum manis kepada semua orang. Bahkan, Dimas-ketua kelas yang sering diancam dan dipelototi oleh Nalla kini mendapat senyuman cewek itu, membuatnya menelan salivanya dengan susah payah.

Nalla begitu...manis.

Hingga semua cowok didalam kelas menatapnya tak berkedip. Apalagi Gibran, cowok itu tersenyum serta matanya tak lepas dari Nalla.

Baru saja Nalla duduk disamping Alisa, Dinda dan Ernon datang sambil berlari dengan wajah panik mereka.

"Nal, Sa, tolongin kita..."

NALLAN Donde viven las historias. Descúbrelo ahora