32

208K 20.8K 3.6K
                                    

"Lagi-lagi aku tidak bisa mengalihkan pandangan. Hari ini, ia begitu cantik. Hingga aku lupa bahwa dirinya sudah milik orang lain."






____________



Cincin silver berhasil terpasang di jari Nalla, tepuk tangan tamu undangan begitu bahagia, walaupun acara ini begitu privasi, mereka mencoba membuatnya menjadi meriah. Di tambah rekan kerja Ardi yang selalu menggoda Alan dan Nalla yang sekarang kini sudah sah menjadi suami istri.

Ardi juga sudah merasa lega karena anaknya bisa mengucapkan ijab kabul dengan lancar tadi. Ia tahu, Alan sangat pintar dalam hal apapun.

"Kamu sudah mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi Nalla, Papa yakin kamu anak yang cerdas, Alan." Ucap Ardi sambil menepuk beberapa kali pundak Alan.

Wanita paruh baya yang memakai gaun berwarna coklat itu mendekat ke arah kedua pengantin baru. Lalu, ia menyentuh bahu Nalla. "Mama selalu berdoa, kamu menjadi istri yang penurut, baik, dan cerdas, ya sayang." Ucap Lia kepada putri semata wayangnya,  Airmata Lia tumpah ketika tangan Nalla menggenggam erat tangannya. Sangat dingin dan gemetar. Lia tahu, Nalla sangat takut.

Lia langsung memeluk Nalla dengat erat, lalu melepaskannya perlahan. "Kamu pasti bisa, sayang." Ujar lagi Lia memberi semangat sambil menyeka airmata Nalla yang menetes.

Semua orang kembali tepuk tangan.

"Ayo silahkan makan hidangannya." Ucap Ardi kepada para tamu undangan.

Mereka pun mulai memilih meja dan mengambil makanan mereka.

Sementara Alan pergi meninggalkan Nalla menuju segerombolan orang yang seusia Papanya. Terlihat ada dua orang yang juga seusia Alan, Sepertinya itu adalah anak dari rekan kerja yang ada di perusahaan Papa Alan.

Nalla berdecak, mengapa ia seperti orang di asingkan sendirian di depan ini. Matanya mencari Alisa, namun ia melihat Alisa yang sedanf berbincang dengan tamu undangan. Tampaknya mereka sangat akrab, mungkin saja Alisa mengenalnya.

Tapi, Nalla tidak melihat Anhar. Dimana dia?

Nalla berdiri, memegang gaun belakangnya yang terlihat panjang. Sungguh, ini adalah gaun terburuk yang pernah ia pakai. Gaun ini memiliki ekor yang panjang, namun terlihat sangat seksi di bagian atas. Ia menyesal sudah mengiyakan tawaran mertuanya kemarin.

Mertua? Mengingat itu, Nalla merasa aneh di buatnya.

Mata cewek itu sibuk mencari sesosok cowok yang tidak terlihat sejak tadi. "Aduh, dia kemana ya? Atau di atas?" Nalla berjalan perlahan ke arah tangga.

Hingga kakinya membawa ke arah dekat balkon yang ia kunjungi tadi. Sebelum ke balkon, Nalla sempat melirik ke lain arah, takut-takut ada orang yang mengikutinya.

Untung saja tidak ada orang. Nalla mulai membuka pintu balkon itu dengan hati-hati.

Namun, setelah sampai di balkon itu, ia tidak melihat siapapun yang berada disini. "Anhar, lo dimana sih?"

"Gue disini."

Nalla menahan kagetnya ketika melihat Anhar yang berada di jendela samping balkon duduk sambil melipat kakinya, seolah itu hal yang biasa saja, namun menurut Nalla itu sangat bahaya, apalagi duduk di jendela yang tidak ada tempat berpegangan, dan itu sangat tinggi.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang