"Kenapa?" Gala menghadang Riri di koridor.

Riri mengernyitkan dahi, bingung. "Apanya?"

"Anunya," jawab Gala ambigu.

"Ih, Riri mau lewat. Minggir!" kata Riri sembari mendorong bahu Gala. Riri hendak menyusul Pandu ke dalam kelas. Mungkin cowok itu sedang membenarkan gitarnya.

"Kalo gue ngga mau minggir gimana?" tanya Gala. Nada bicara Gala terdengar sangat menyebalkan bagi Riri. Riri ingin sekali mencakar wajah mantannya itu. Tapi sadar, kalau hal tersebut hanya akan menjadi cita-cita yang tidak mungkin bisa terwujud.

Apa Gala tidak paham? Riri itu sangat kesal sekarang. Sudah malu karena tidak jadi tampil. Sekarang, cowok tengil bernama Gala ini malah mengganggunya.

"Minggir, ih!"

"Mau kemana?" Alis Gala terangkat sebelah. "Nyusulin Pandu?"

"Itu Gala tau!" semprot Riri.

Gala mencubit pipi gembul Riri. "Kok galak sih, jadi makin gemes gue."

"Jangan dicubiiitt..."

Mendengus kesal. Riri mengusap-usap pipinya yang barusan Gala cubit. Mungkin pipi itu sudah memerah sekarang.

Gala menatap Riri dari atas hingga bawah. Lalu matanya berhenti menatap bagian pundak Riri yang terekspos jelas. Dress merah muda yang Riri kenakan saat ini memang terkesan begitu anggun dan feminim. Itulah mengapa, tidak heran jika bagian atas tubuh Riri agak terbuka.

Sudut bibir Gala terangkat ke atas. "Bagus bajunya. Tapi kayanya baju haram kaya gini lebih bagus dipake kalo ada gue doang."

Bukannya tersindir atau bagaimana. Riri justru mengerjapkan mata bulatnya beberapa kali. Hal itu mengesankan betapa polosnya seorang Riri. "Emang baju ada yang haram?"

"Kalo bajunya mini kaya gini, itu namanya baju haram," jelas Gala membuat Riri mengangguk paham.

"Ya udah biar ngga haram, halalin dong bajunya," cengir Riri dengan wajah tak berdosa nya.

Tersenyum miring. Gala mendekatkan wajahnya ke Riri. Mendorong bahu gadis itu hingga membentur tembok. Untung saja suasana koridor sangat sepi. Karena semua siswa dan siswi Cakrawala memang sedang berkumpul di depan area panggung. "Kalo lo aja gimana?"

"Riri?" tunjuk Riri ke dirinya sendiri. Sejauh ini Riri masih terlihat santai. Oke, mari kita pantau. "Maksudnya Riri mau dihalalin?"

Gala mengangguk. "Hm."

"Tapi Riri ngga haram, ih!"

"Jadi gue ngga boleh halalin lo?"

"Engga," geleng Riri.

"Kalo nyium lo boleh ngga?" Gala semakin merapatkan tubuhnya. Dengan mata menyipit. Seperti....memohon?

Sadar dengan ucapan Gala barusan. Mata Riri membulat sempurna. "Ih cium mulu." Riri menoyor kepala Gala hingga sedikit terhuyung ke belakang.

Gala yang kaget dengan perlakuan Riri barusan mendelik tajam. Gala tidak terima. "Heh sri kunti, lo abis noyor pala gue?"

"Emang Gala pikir Riri abis goyang papi culo?"

Gala menjauhkan tubuhnya. Menatap Riri aneh. "Apaan sih papi culo papi culo. Apaan itu?" kepo Gala.

Riri mengendikan bahu. "Ngga tau, kemaren Riri dikirimin video joget papi culo sama Ilham."

"Biar apaan dikirim video gituan?"

"Biar bisa ngewoah kaya Dita nganu."

"Apa sih Sri?" tanya Gala semakin kesal. Entah kenapa semakin hari. Virus tiktok Ilham semakin merajalela. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Gala harus bertindak cepat sebelum Riri kronis seperti Ilham.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now