11. Gala Emosi

193K 20.2K 963
                                    

"Astaga, gue kira lo masih SMP, ternyata udah kelas 12."

Masih dengan tampang terkejutnya Danis terkekeh. Bodoh sekali dirinya. Jelas-jelas gadis di depannya ini sudah SMA tingkat akhir tapi bisa-bisanya ia mengira Riri masih SMP.

"Abisnya badan lo kecil mungil gini, Ri. Muka lo juga ngga ada dewasa-dewasanya jadi gue kira lo masih SMP."

"Emang wajah Riri gimana kak?" Riri mengerjapkan mata penasaran.

"Kaya bocah!" kekeh Danis.

"Enak aja! Masa Riri kaya bocah!"

"Iya beneran, gue kira umur kita beda jauh. Taunya cuma tuaan gue setahun."

"Oh iya, kak Danis kuliah ngambil jurusan apa?" tanya Riri sambil menikmati roti bakar cokelat kesukaannya.

"Gue ambil jurusan bisnis," jawabnya sembari menyeruput jus jeruk.

Saat ini mereka sedang menikmati malam di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari minimarket. Sebelum mengantarkan Riri pulang, tiba-tiba Danis mengajak Riri untuk mampir ke kafe sebentar. Hanya untuk sekedar berbincang-bincang.

Riri awalnya menolak dan ingin langsung pulang saja. Tapi ia pikir-pikir lagi, kalau pulang berarti Riri akan sendiri di rumah. Karena tidak mungkin Riri kembali ke apartemen Gala setelah pertengkaran tadi. Jadi Riri memutuskan untuk menerima ajakan dari Danis. Hitung-hitung menghilangkan rasa bosan.

"Lo bentar lagi lulus, mau kuliah di mana?"

"Belom tau sih, kak. Masih bingung hehe," cengir Riri mengaduk-aduk minumannya.

"Tentuin dari sekarang, biar ntar ngga keteteran, Ri. Oh iya, lo mau ambil jurusan apa ntar?"

"Em apa ya..." Riri tampak berpikir sambil mengetukkan jarinya di dagu.

"Dokter! Iya Riri mau jadi dokter!" jawabnya semangat.

"Masuk kedokteran dong."

"Tapi Riri..." Wajah Riri mendadak lesu.

"Kenapa?"

"Tapi Riri kan ngga pinter, mana bisa jadi dokter."

"Kok ngomongnya gitu? Kan belom di coba. Coba dulu, Ri. Lo harus yakin, yang penting lo mau usaha," nasehat Danis.

"Otak Riri kan kecil, kak. Takut ngga nyampe mikir yang berat-berat. Katanya jadi dokter kan susah," cemberut Riri membuat Danis terkekeh.

Entah kenapa Danis merasa sudah sangat mengenal Riri. Padahal mereka baru saja bertemu beberapa jam yang lalu.

"Otak lo kecil kaya badan lo ya?" candanya sambil terkekeh.

"Ih! Ngga gitu!"

"Yah ngambekkan."

"Biarin!"

"Iya deh maaf, dasar bocah!" Danis mengusap-usap pucuk kepala Riri gemas.

"Tadi siapa Ri? Kok lo bilangnya gue sepupu lo?"

"Oh tadi, itu Ilham temennya Riri." Danis menganggukkan kepala, mengerti.

"Kenapa bohong, kenapa harus bilang kalo gue sepupu lo?"

"Em...soalnya Ilham itu orangnya kepo! Riri males aja kalo harus jelasin," bohong Riri. Sudah jelas alasannya bilang bahwa Danis adalah sepupunya karena ia takut Ilham mengadu yang tidak-tidak pada Gala.

*****

"Si bos mantap nih, makin hari makin jago skill balapnya!" puji Akbar sembari menepuk-nepuk pundak Gala.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang