7. Ruang BK

233K 22.7K 1.4K
                                    

"Baek baek ya sayang."

Senyum Gala mengembang ketika berhasil menidurkan Riri dengan cepat. Gadis itu kini tertidur pulas setelah disogok banyak makanan oleh Gala.

"Shit!" umpat Gala pelan saat melihat baju Riri tersingkap hampir ke bagian dadanya.

Memang gadis yang satu ini mempunyai kebiasaan tidur yang sangat tidak manis. Bangun-bangun kadang sudah ada di karpet karena saking aktifnya.

Tangan Gala beralih membenarkan selimut di tubuh Riri. Ia menarik selimut itu hingga menutupi leher. Mati-matian Gala menahan gejolak yang menyerangnya tiba-tiba. Ayolah, Gala juga manusia biasa yang kadang khilaf.

Setelah selesai Gala berjalan mengambil jaket jeansnya. Sore ini Gala diam-diam meninggalkan Riri di apartemen karena ada jadwal tawuran dengan SMA Garindra.

Untung saja sore ini Riri tidak terlalu rewel. Pergerakan Gala yang membenarkan jaketnya terhenti ketika mendapati ponselnya berdering.

Siapa? Apa teman-temannya?

Fokus Gala teralih pada ponsel di atas nakas. Saat dilihat ternyata bukan temannya. Melainkan Desi, bunda Riri calon mertuanya.

"Assalamu'alaikum bun,"

"Waalaikumsalam, Gala. Gimana kabarnya kamu sama Riri baik kan?" tanya Desi di seberang sana.

"Alhamdulillah Gala sama Riri baik kok bun. Bunda sendiri baik juga kan? Nenek gimana bun keadaannya, udah sehat?"

Entahlah Gala juga heran kenapa jiwa bar-barnya mendadak berubah alim ketika berbicara dengan bunda Riri. Seperti sudah tersetel otomatis.

"Bunda baik-baik kok Gal, nenek sudah mendingan. Mungkin dua atau tiga hari lagi bunda baru bisa pulang. Gimana Riri Gal? Pasti bandel ya? Nyusahin kamu ya?"

"Ngga nyusahin bun, cuma bandel tuh bocah kalo dibilangin suka ngga nurut," ujar Gala disertai kekehan pelan.

"Aduh, tuh kan bener. Maaf ya Gala emang anak itu bandel banget, bunda aja kadang capek ngadepin dia."

"Gapapa bun, Gala 'kan juga udah bisa ngurusin Riri."

"Kalo dia masih susah dibilangin, marahin aja Gal, dia kalo ngga digituin emang suka ngelunjak. Apalagi kalo kamu manjain nambah kesenengan tuh anak."

"Hehe iya bun, sekarang Riri tidur habis makan langsung tepar."

"Di apartemen kamu ya?"

"Iya bun,"

"Kalo dia rewel gapapa marahin Gal, bunda takutnya dia bikin ulah terus di sana."

"Gala marahin dikit aja mewek bun, gimana bisa Gala marahin yang lebih."

"Haduh makasih ya Gala udah jagain bayi gedenya bunda. Gatau lagi kalo ngga ada Gala siapa lagi yang mau urus Riri kalo bunda tinggal gini. Yaudah ya bunda mau nemenin nenek dulu. Kamu sama Riri hati-hati, jangan telat makannya kalian berdua. Selalu jaga kesehatan anak-anaknya bunda."

"Siyap bunda tersayang."

*****

"Weitss, tumben datang lebih cepet? Mana bini lo?"

Pertanyaan Akbar membuat Gala otomatis mengingat betapa menggemaskan wajah gadisnya saat tertidur tadi. Kan, Gala jadi rindu! Padahal belum satu jam pisah. Dasar Bucin.

"Tepar dia," kekeh Gala menyahuti.

"Wah berapa ronde bos sampe tepar?" goda Ilham.

Tuk

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang