8. Riri kenapa?

238K 22.7K 2.7K
                                    

"Sri ngomong dong, diem mulu. Sariawan lo?"

"Sri, elah budek juga lo?"

"Allahuakbar, sampe berbusa mulut gue ngajak bicara dari tadi tapi lo nya bisu."

Gala menjambak rambutnya sendiri. Lama-lama frustasi juga menghadapi Riri yang biasanya banyak bicara sampai membuat kepalanya ingin pecah kini hanya diam seribu bahasa.

Serba salah memang. Riri banyak bicara membuatnya pusing. Tapi kalau Riri hanya diam begini malah membuatnya kesal sendiri. Gala tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tolong gantung atau cekik Gala saja kalau begini!

"Sri lo ngga laper? Makan ya?"

"Pesenin terus suapin lah bos, bacot mulu lo dari tadi," sarkas Ilham.

Mereka saat ini sedang duduk menikmati jam istirahat di kantin sekolah. Sudah hampir berjam-jam sejak kejadian di ruang BK pagi tadi hingga sekarang Riri belum mau membuka suara sama sekali. Bahkan kata Nenda dan Choline, saat di kelas Riri juga hanya diam. Tidak berisik seperti biasanya.

"Mau makan apa lo? Biar gue pesen."

Tidak ada jawaban Riri masih diam menunduk dengan tatapan datar sambil memainkan jari tangan Gala yang ia letakkan di atas pangkuannya.

"Ri, lo budek apa bisu sih?"

Riri tetap diam ia malah asyik mengeratkan jarinya masuk ke sela-sela jari tangan Gala lalu mengeluarkan lagi dan begitu seterusnya.

Gala curiga sepertinya jari tangannya lebih tampan dari mukannya. Makanya Riri lebih tertarik menatap jarinya dibanding memerhatikan wajah Gala.

"Riri, makan ya? Oke tanpa penolakan!"

Kepala Riri menengadah ke atas, ia menatap Gala yang hendak pergi memesan makanan dengan tatapan datar. Riri menahan tangan Gala, agar cowok itu kembali duduk.

Dari tatapan mata Riri, Gala bisa tahu bahwa gadisnya itu tidak menginginkan Gala meninggalkannya meski hanya untuk memesan makanan sebentar.

"Apa?" Gala menggerakkan dagunya sembari menatap Riri dengan beribu pertanyaan di kepala.

Tetap diam. Riri sama sekali tidak bersuara. Mata bulatnya terus mengerjap dengan tatapan datar yang malah terkesan menggemaskan.

Menghela napas kasar, Gala memilih duduk kembali. "Oke, ngga jadi Ri, ngga jadi," ujarnya yang disambut senyuman tipis Riri.

"Pesenin," perintah Gala pada Ilham sambil menyodorkan uang berwarna merah muda.

"Siyap pak bos! Cantik mau makan apa nih?"

"Ck! Nasi goreng sama jus alpukat," decak Gala kesal karena Ilham memanggil Riri dengan sebutan cantik.

"Bilang nasgornya banyakin sayurnya dan untuk jus alpukat, gula sama es batunya dikit."

"Ashiyap!"

"Ri lo jangan gini napa, gue bingung kalo lo diem gini." Satu tangan Gala yang bebas mengusap lembut puncak kepala Riri lalu mengecup keningnya singkat.

"Woi elah bos, ada kita-kita yang jomblo nih kalo lo lupa," sindir Akbar yang hanya mendapat decakan kasar dari Gala.

"Tadi di kelas nangis ya? Kok matanya bengkak?"

Riri menggeleng lalu tersenyum tipis.

"Nah, kalo senyum kan cantik," puji Gala sembari memegang pipi Riri.

"Nih bos!"

"Kembaliannya buat lo sana, kalo kurang ambil tuh di dompet sama yang lainnya sekalian," tunjuk Gala pada dompet yang ia letakkan di atas meja.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang