31. Riri Dihukum

162K 21K 11.1K
                                    

"Siapa yang merasa belum mengumpulkan PR?"

Pak Surya mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kelas. Sampai matanya menyorot gadis paling pojok yang mengangkat tangannya takut-takut.

"Riri? Kamu belum mengumpulkan? Ayo kumpulkan sekarang."

Riri mengangkat kepalanya takut. "Ma...maaf pak, buku Riri ketinggalan."

Pak Surya menghela napas panjang. Tumben sekali muridnya yang satu ini tidak mengumpulkan PR. Meski bukan tergolong murid yang cerdas. Riri dikenal murid yang rajin. Tidak pernah sekalipun dihukum hanya karena tidak mengumpulkan PR.

"Ketinggalan atau kamu tidak mengerjakan?" tanya pak Surya.

"Ketinggalan pak! Riri sudah mengerjakan kok."

Pak surya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kamu bisa mengumpulkan besok. Tapi sekarang bapak tetap hukum kamu. Sebagai pelajaran agar kamu bisa lebih teliti lain kali."

"Yah! Kok dihukum sih pak! Kan Riri jujur," protes Choline.

"Apa kamu mau saya hukum juga?"

"Hukum aja pak! Lagian yang namanya ngga ngumpulin PR ya harus tetep dihukum! Mau ketinggalan kek, apa kek. Tetep aja salah," seru Pandu. Ketua kelas mereka.

"Ck! Bacot lo!" Choline melotot ke Pandu.

"Choline!" peringat pak Surya. "Jaga bicara kamu atau keluar dari kelas?"

"Maaf pak."

"Riri, silahkan keluar. Kamu sapu taman belakang dekat gudang sampai bersih."

Mengangguk patuh. Riri berjalan keluar kelas diikuti tatapan tidak tega oleh dua sahabatnya. Tapi Choline dan Nenda bisa apa? Mereka tidak bisa membantu apa-apa kalau sudah berurusan dengan guru. Tadi Riri juga menolak saat Nenda berniat mengambilkan bukunya yang ada di tas Gala.

Nenda dan Choline menghargai pilihan Riri. Untuk sementara, biarkan saja Riri menjauh dari Gala. Toh, kejadian tadi juga sekaligus agar menjadi pelajaran untuk Gala agar cowok itu tidak bersikap seenaknya pada Riri.

*****

"Ngga papa, Ri. Ngga papa. Kamu bisa."

Riri mengepalkan kedua tangannya. Seolah meyakinkan dirinya sendiri. Bahwa ia bisa melewati sekumpulan anak-anak Drax yang nongkrong di dekat gudang.

Dengan langkah takut. Riri berjalan agak cepat. Tatapannya lurus ke depan. Entah kenapa rasanya sangat lama untuk bisa melewati sekumpulan cowok-cowok itu.

"Riri bos!" Ilham menyenggol lengan Gala. "Mau kemana tuh? Sendirian lagi."

Gala melirik Riri sekilas. Tampak tidak peduli. Cowok itu mematikan puntung rokoknya menggunakan sepatu.

"Mau kemana, Ri?" tanya Akbar.

Sebenarnya Riri tidak ingin menghentikan langkahnya. Tapi karena mengingat yang bertanya adalah Akbar. Cowok baik-baik yang ia kenal sebagai sahabat Gala. Riri jadi tidak enak jika mengabaikannya begitu saja.

"Ke taman belakang."

"Ngapain?" kali ini Ilham yang kepo.

"Riri dihukum disuruh bersihin taman."

Ilham mengangguk-anggukkan kepalanya. "Mau gue bantu ngga?"

"Ngga! Ngga usah!" tolak Riri cepat. Matanya melirik ke Gala tapi sepertinya cowok itu tidak peduli sama sekali. Terbukti dengan Gala yang lebih memilih asyik bermain ponsel dibanding berbasa-basi dengan Riri.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang