15. Dewa?

212K 20.1K 2.7K
                                    

Setelah berhasil mengusir Sintia dengan susah payah. Gala bernapas lega. Teman kelasnya yang satu itu memang sangat menyebalkan.

Sejak kejadian kemarin. Di mana Gala mengajak Sintia pulang bareng. Sikap Sintia pada Gala semakin menjadi-jadi. Cewek itu jadi lebih agresif dan selalu menempeli Gala. Padahal niat Gala mengajak Sintia pulang bareng hanya karena...

"Ri, waktu gue ngajak pulang bareng Sintia, gue cum..."

"Riri ngga mau bahas itu!" ketusnya tanpa menatap Gala.

"Ri, kasih gue waktu buat jelasin, oke?" mohon Gala dengan mata sendunya.

Menghela napas. Riri mengangguk. Tidak tega juga melihat Gala yang memohon seperti barusan. Gala itu benar-benar, letak kelemahan Riri. Begitu juga sebaliknya.

"Sore itu gue ke rumah lo, tapi yang gue liat lo malah jalan sama dia..."

"Kak Danis?" sela Riri.

"Ngga usah sebut namanya!" Gala tidak suka saat mendengar Riri menyebutkan nama itu. Apalagi pakai embel-embel kakak.

Riri mengangguk, "Hm, iya."

Senyum Gala mengembang, "Good."

"Gue ikutin lo sama dia. Akhirnya gue tahu lo diajak ke taman bunga matahari sama dia. Dan gue ngga suka liatnya, makanya gue marah. Gue nunggu lo jelasin sama gue. Tapi lo ngga peka. Lo tetep diem aja."

"Gala cemburu?"

Gala menggeleng cepat, "Bukan! Gue ngga cemburu! Gue cuma ngga suka aja lo deket-deket sama cowok lain. Orang baru belum tentu baik, Ri. Kita ngga pernah tahu apa motif seseorang buat ngedeketin kita."

"Gala juga punya motif buat deketin Riri?"

"Punya," jawab Gala santai.

Alis Riri terangkat sebelah, "Apa?"

"Karena gue sayang sama lo!"

"Sintia?"

"Gue deketin Sintia, cuma karena biar impas aja. Lo dijemput cowok lain dan gue anterin pulang cewek lain."

Riri mengangguk-angguk paham. Oke, kali ini Riri bisa memaafkan. Tapi lain kali, mungkin tidak. "Riri...boleh pulang sendiri?"

"Ngga boleh!"

"Riri sama Gala masih pacaran?" tanya Riri polos. Matanya mengerjap beberapa kali. Membuat Gala gemas sendiri. Wajar saja, sudah tiga hari ia tidak bertemu Riri. Rasa gemas dan kangennya sudah menumpuk banyak sekali.

"Denger ya, Ri. Sampe kapanpun, apapun yang terjadi. Lo tetep jadi punya gue. Dan gue tetep jadi punya lo. Ngga ada kata putus! Jadi sampe saatnya nikah nanti, kita tetep pacaran!" tegas Gala.

"Tapi Gala ngga boleh marah-marah."

"Ri, lo itu punya gue! Gue ngga suka apapun yang udah jadi milik gue disentuh orang lain! Inget ya, Ri. Ini pertama dan terakhir lo jalan sama cowok lain selain gue!"

"Ri, tau ngga kenapa kemaren gue tetep ke sekolah meskipun gue diskors?"

Mata Riri mengerjap. "Kenapa emang?"

"Gue cuma mau liat lo diem-diem. Buat mastiin kalo baik-baik aja."

"Kenapa harus diem-diem? Kenapa ngga nyamperin langsung?"

"Gue...gengsi," akunya. Riri terkekeh geli mendengar pengakuan Gala. Dengan ekspresi wajah malunya itu, Gala terlihat lucu.

"Lo percaya kan?"

Riri mengangguk, "Nanti Riri boleh pulang sendiri? Riri pengen...mandiri."

*****

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang