43. Serangan Misterius

136K 17.2K 4.4K
                                    

Ada yang masih bergadang buat nungguin MCG up???

Vote dan spam komen yang banyak! Biar aku semangat! :'))

Follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

Riri berjalan keluar apartemen Gala sambil mengusap peluh di dahinya. Ternyata lelah juga. Padahal Riri hanya berjalan ke minimarket yang letaknya tidak jauh dari apartemen.

"Duh, gimana nyebrang nya?" Riri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Saat dirasa kendaraan yang melintas mulai sepi. Riri melangkahkan kakinya perlahan. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena teriakan dari seseorang.

"Awas woi!"

Cowok dengan jaket kulit berwarna cokelat itu menarik Riri ke pinggir jalan.

"Lo mau cari mati ya?" sarkasnya menatap Riri tajam.

Riri yang masih shock. Hanya diam sembari berusaha mencerna kejadian barusan.

Cowok itu menepuk pundak Riri. "Woi!!! Lo ngga papa, 'kan?" tanyanya khawatir pasalnya Riri hanya diam seperti ketakutan.

Riri menggeleng cepat. "Em...ngga papa...ngga papa..."

"Kakak yang dulu berantem sama Gala di gudang itu, 'kan?" tanya Riri mengerjapkan matanya polos. "Terus kakak yang nolong waktu Gala diserang di sekolah juga, iya 'kan?"

Dewa berdehem. "Lo masih inget?"

"Masih dong!" angguk Riri semangat.

"Dewa." Cowok itu mengulurkan tangannya pada Riri.

"Bagus namanya," cengir Riri membalas uluran tangan Dewa. "Ri..."

"Riri," potong Dewa cepat. "Gue udah tau."

"Kakak hebat deh! Tau nama Riri," ujar Riri kagum. Tanpa sadar tingkahnya itu membuat Dewa gemas.

"Hati-hati. Lo hampir mau ketabrak tadi. Emang lo mau kemana? Kok sendiri?"

"Makasih ya, kak Dewa udah bantuin Riri," balas Riri tersenyum manis. "Riri tadinya mau nyebrang ke minimarket."

Dewa mengangguk. "Tumben ngga bareng cowok lo?"

"Gala lagi jenguk Akbar di rumah sakit. Jadinya Riri sendiri," jawab Riri. "Kak Dewa mau bantuin Riri nyebrang ngga?"

Mata Riri mengerjap polos. Menatap Dewa penuh harap. Semoga saja cowok di depannya itu mau membantunya menyebrang.

"Ya udah, gue seberangin." Dewa mengandeng tangan Riri. Membuat gadis itu sedikit terkejut.

Saat sampai di depan minimarket. Riri mendongak menatap Dewa yang belum melepaskan tangannya. Dewa yang tingginya hampir sama dengan tinggi Gala membuat Riri kesulitan untuk mengamati wajah cowok tampan yang sekarang sedang bermain ponsel itu.

Riri terus memandangi wajah Dewa dari bawah. "Kak tangan Riri ngga dilepas?" tanyanya polos. Detik itu juga Dewa langsung melepaskan tangan Riri dan mengantongi ponselnya.

"Oh, sori-sori," ucap Dewa. "Gue pergi dulu ya? Hati-hati."

Entah kenapa Riri merasa sedikit kecewa saat Dewa meninggalkannya begitu saja. Padahal Riri berharap Dewa mau menunggu Riri sampai selesai membeli es krim di minimarket.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang