79. Selamat Tinggal

185K 20K 13.2K
                                    

Makin kesini makin banyak pembaca gelap yang ngga mau kasih jejak vote dan komen huaaaa

Haloo semua, gimana kabarnya? Baik kan? Ada yang belom masuk grup chat MCG?

GC nya udah ditutup ya, buat yang belum masuk ke GC mungkin nanti bakal open member lagi kalo masih banyak yg mau.

Kangen Gala Riri ngga?

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@erlangaileen

"Bang Daniiisss..." panggil Riri pelan. Ia takut mengganggu abangnya yang terlihat sangat serius menatap layar laptop.

Danis menjawab tanpa mengalihkan fokusnya. "Kenapa, Ri?"

"Bang Danis kenapa malem-malem duduk di teras sambil main laptop?"

"Bukan main, ini lagi ngerjain tugas."

"Kenapa ngga di kamar?"

"Ya karena di sini."

"Kenapa di sini?"

"Riii..."

"Ih, 'kan Riri nanya kenapa ngerjain di teras ngga di kamar aja?" cemberut Riri karena Danis tak kunjung menjawab pertanyaannya sedari tadi.

"Enak kalo ngerjain tugas sama suasana angin sepoi-sepoi di teras kaya gini, berasa AC alami," ujar Danis disertai kekehan pelan. "Lagian kalo ngerjain di dalem ngga bisa fokus. Si Dewa kalo puter musik ngga kira-kira kencengnya."

Riri tertawa mendengar penuturan Danis. Abangnya yang satu ini memang benar. Setiap Dewa puter musik di kamar pasti seluruh penghuni rumah juga ikut mendengar. Keterlaluan memang si Dewa. Entah terbuat dari apa telinganya sampai-sampai kuat dengan volume musik sekeras itu.

"Bang, besok Riri mau nyanyi."

"Kan biasanya juga nyanyi, sampe bengek gue dengernya. Mau tidur lo nyanyi, mandi nyanyi, boker nyanyi."

Riri mencubit lengan Danis. Membuat cowok yang lebih tua dua tahun di atasnya itu terkekeh. Bukan terasa sakit tapi cubitan yang Riri berikan justru membuat Danis merasa geli.

"Eh, eh, iya-iya ampuuunnn...."

Cemberut. Riri melepaskan cubitannya. "Bang Danis nyebelin, ih!"

Danis menutup laptop. Meletakkan laptop yang awalnya ada di pangkuannya kini menjadi di atas meja. Lalu tangannya terulur untuk mengacak puncak kepala Riri dengan gemas. "Lagian abang udah tau, besok Riri mau tampil di acara pensi sekolah 'kan?" tanya Danis tersenyum manis.

Udah namanya Danis, manis lagi wkwk.

"Kok tau?" Riri terkejut. Pasalnya dari kemarin Riri belum sempat memberitahu Danis tentang apapun mengenai acara pensinya.

"Mama yang bilang."

"Bang Danis dateng ya?" ucap Riri memohon. "Riri mau bang Danis liat Riri nyanyi."

"Engga ah, suaranya ngga bagus pasti. Ntar telinga gue rusak," goda Danis.

"MAMAAAAA....!!!!!"

"BANG DANIS NAKAAALLLL....!!!!"

"Hei jang...."

"DANIS!!! ADEKNYA JANGAN DIUSILIN!!!" teriak Vina dari dalam rumah.

"Iya maaaaa...." Danis mendengus pelan. Menarik ujung hidung Riri menggunakan tangan. "Jangan ngambek dong, abang 'kan cuma bercanda."

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang