4. Baku Hantam

274K 24.4K 3.7K
                                    

Gala sangat kesal dengan Riri. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi Riri masih menghalanginya agar tidak pergi. Padahal baku hantam dengan Volker akan dilakukan satu jam lagi.

Sudah berbagai rayuan Gala ajukan agar Riri mengizinkannya pergi tapi tetap saja, yang namanya Riri kalau sudah rewel akan menempeli Gala terus.

"Lepas, Ri," titah Gala.

Riri menggeleng sambil memeluk Gala dari belakang.

"Gue mau kencing, lo mau liat?" Bukannya melepaskan, Riri malah mempererat pelukannya.

"Ikut."

"Gila lo."

"Pokoknya Riri mau ikut!"

"Gue ke kamar mandi Ri, bukan kemana-mana." Frustasi Gala menjambak rambutnya sendiri.

"Pokoknya Riri mau ikut kemanapun Gala pergi!" tuntut Riri dengan pundak yang bergetar.

Gala menghela napas saat merasa punggungnya basah. Pasti Riri menangis.

"Ya udah ayo ikut." Gala berjalan ke kamar mandi dengan Riri yang masih setia bergelayut di belakangnya.

Dan benar saja, Riri tetap tidak melepaskan Gala saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar mandi.

Gala menutup pintu, lalu berbalik badan melepaskan pelukan Riri.

"Hadep sana lo, gue mau kencing." Gala mengarahkan pundak Riri untuk menghadap ke pintu kamar mandi. Tidak lupa Gala juga meletakkan kedua tangan Riri untuk menutupi wajahnya. Takut-takut Riri akan mengintip punya Gala, kan Gala jadi enak. Eh!

Posisi mereka saling membelakangi.

"Awas lo ngintip!" ancam Gala.

"Dikit masa ngga boleh," cengir Riri sambil terkekeh. Wajahnya masih tertutup oleh kedua tangan.

"Lama, ih! Aku noleh ya?" goda Riri.

"Diem, Ri, ngga bisa keluar kencing gue denger lo bacot mulu."

"Ih suara apa itu?" heboh Riri saat mendengar suara seperti kran menyala. Padahal itu suara kencing Gala.

"Diem!" kesal Gala.

"Lama. Uda belom?"

Gala berjalan melewati Riri. Meninggalkan Riri di dalam kamar mandi yang masih menutup wajahnya.

Menyadari keheningan di sekitarnya, Riri mulai membuka mata.

"Gala! Kok Riri ditinggal!" histeris Riri.

"Siramin kencing gue, Ri," teriak Gala entah di mana.

"Ih bau, ngga disiram!" dumel Riri sambil menyiram kencing Gala di closet.

"Gala nyebelin!" tawa Gala semakin meledak melihat Riri yang menghampirinya dengan wajah kesal.

"Hahahaha, rasain, salah sendiri rese!"

"Gala nyebelin!"

"Anjrit, sesek dada gue Ri!" pekik Gala saat Riri menindih tubuh Gala yang sedang berbaring di kasur.

"Biarin!" Riri menggeliat di atas tubuh Gala. Kepalanya mendusel mencari posisi yang nyaman.

Tidak tahukah Riri, perlakuannya itu membuat Gala merasa? Ah, sudahlah.

"Ri, diem." Riri malah sengaja menggerakkan tubuhnya.

"Ri diem atau gue bakal perkosa lo!"

Riri mengangkat kepalanya, "Mau dong," cengir Riri menatap Gala di bawahnya.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang