64. Merasa Bersalah

138K 17.9K 5.2K
                                    

Tadi aku sempet iseng-iseng bacain komen di bab awal-awal. Banyak yang bingung kok di prolog seragamnya putih biru tapi di cerita udah SMA.

Jadi gaisss, setau aku ya dalam prolog itu kita bisa kasih kejadian sekilas entah itu kejadian dari masa lalu atau bahkan masa yang akan datang alias masa depan.

Nah, di cerita ini. Dalam prolognya aku jelasin kejadian masa lalu. Yang memperlihatkan bagaimana awal Gala menyatakan perasaan ke Riri. Bagaimana awal Gala dan Riri bisa pacaran. Gitu sayang.

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Anjing anjing anjing banget...anjing anjing anjing banget....!!!!"

Alan mendengus sebal. Pasalnya yang Ilham lakukan sejak tadi hanyalah mengumpat tidak jelas. Cowok itu mondar-mandir di depan ruangan, di mana Gala sedang ditangani oleh dokter sekarang. Sesekali Alan melihat Ilham menendang tembok.

"Lo bisa diem ngga, Ham? Ini rumah sakit bukan tempat karaoke. Jangan ngedumel terus."

Ilham menoleh lalu berdecak. "Gue kesel banget sama Leon. Kalo sampe Gala kenapa-napa gue pastiin dia nyusul juga."

"Kita semua juga kesel sama dia. Tapi yang harus kita lakuin sekarang cuma satu. Berdoa, biar Gala baik-baik aja."

Terdengar helaan napas berat dari Ilham. Pandangan cowok itu teralihkan ketika melihat Dewa berjalan ke arah mereka.

"Ngapain lo ke sini?" todong Ilham. "Puas, 'kan lo liat Gala kaya sekarang? Segala pake ngaku-ngaku sodaranya Riri. Abang dari hongkong?" sewot Ilham.

Dewa hanya melirik sekilas. Sepertinya cowok itu malas untuk meladeni ocehan Ilham. Tidak ada gunanya juga berdebat. Karena tujuannya ke sini hanya ingin memastikan Riri baik-baik saja.

"Riri di mana?" tanya Dewa pada Alan.

Alan menjawab. "Tadi gue anterin dia ke rumah temennya. Biar dia bisa tenang dulu."

"Rumahnya di mana?"

Ilham mendekat lalu mendorong bahu Dewa kasar. "Mau ngapain lo? Ngga puas udah bikin Gala sekarat? Mau bikin ceweknya sekarat juga?"

"Gue abangnya Riri. Ngga mungkin gue buat dia bahaya," jawab Dewa tegas.

"Alah, lo pikir gue percaya sama omong kosong lo?"

Dewa mengedikkan bahu tidak peduli. "Gue ngga nyuruh lo percaya."

"Ham!" tegur Alan saat melihat Ilham hendak membogem Dewa. "Ini rumah sakit. Jangan buat masalah baru, Ham."

Ilham melepaskan cengkraman tangan di kerah baju Dewa seraya bergerak mundur.

Ilham mendengus pelan. Ia masih sangat dongkol dengan Dewa. Meski pun tadi Dewa tidak ikut dalam aksi penyerangan. Tapi tetap saja, Dewa itu masih bagian dari Volker. Terlebih Dewa adalah sepupu Leon.

Ngomong-ngomong soal Leon. Tadi saat Dewa dan Danis tiba-tiba datang ke markas Drax dan memberi pengakuan ke semua orang kalau mereka adalah abangnya Riri. Leon yang terkejut dan tidak percaya langsung pergi begitu saja. Entah kemana. Tidak ada yang tahu.

Sementara Riri, gadis itu sama sekali tidak peduli dengan pengakuan Dewa dan Danis. Fokus Riri hanya tertuju pada Gala. Gala adalah segalanya bagi Riri. Riri tidak mau Gala pergi secepatnya ini. Apalagi penyebabnya adalah untuk menyelamatkan dirinya.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang