52. Aulia?

162K 18.3K 4.6K
                                    

Biasakan vote dulu sebelum membaca ya <3 <3

Ada yang sekolahnya udah offline ngga online?

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Pikirkan semuanya," ucapnya kemudian pergi.

Riri hanya diam menatap kepergian seseorang yang baru saja berbicara dengannya. Riri berusaha mencerna semua yang orang itu ucapkan padanya barusan.

Apa dia benar kalau selama ini memang Riri cuma menyusahkan Gala saja?

Riri hanya menjadi beban untuk Gala?

Riri memejamkan mata. Menghilangkan pikiran-pikiran buruknya tentang dirinya. Tentang Gala. Tentang dirinya jika terus bersama Gala. Tentang dirinya jika tidak bersama Gala.

"Ri," panggil Gala. Cowok itu datang dengan satu kantong plastik berlogo Indoapril.

"Lo kenapa?" tanya Gala.

"Ngga," jawab Riri cuek. Sebenarnya saat ini Riri memang sedang marah dan ingin mendiami Gala sejak kejadian di markas tadi.

"Katanya mau es krim?" Gala duduk di samping Riri. Cowok itu mengeluarkan satu bungkus es krim kesukaan Riri.

"Riri ngga mau es krim." Riri beranjak dari duduknya. Berjalan menuju kamar.

Brakk

Suara bantingan pintu terdengar cukup keras. Riri sengaja melakukannya. Biar Gala paham kalau Riri kecewa dengan sikap Gala tadi.

Gala menghela napas panjang. "Salah apa lagi gue?" monolognya. "Perasaan Sintia minta anter pulang udah gue tolak."

*****

"Innalillahiwainnailaihirojiun."

"Iya nanti Gala bilang ke Riri."

Gala mematikan sambungan telfonnya. Kemudian beranjak untuk melihat Riri yang sudah tertidur pulas di kamar. Sejak kejadian kemarin malam. Riri benar-benar mendiami Gala. Tidak mau berbicara dengan cowok itu. Bahkan untuk keluar kamar sekedar sarapan saja. Riri enggan.

"Bangunin ngga ya?" monolog Gala sambil mengusap-usap rambut Riri pelan.

Cowok itu duduk di pinggir ranjang. Mengamati setiap inchi wajah Riri yang terlihat damai dan tenang. Mata tertutupnya sesekali mengerjap karena terganggu oleh usapan tangan Gala.

"Ri," panggil Gala pelan. Tangannya sedikit menggoyang-goyangkan bahu Riri.

"Hei," panggilnya lagi. Kali ini Gala mengecup pipi Riri.

"Kayanya dia pules banget. Biarin dulu deh. Biar gue bikinin susu dulu."

Gala beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan Riri susu. Biasanya Riri minum susu pagi-pagi. Tapi karena siang begini Riri belum bangun. Jadinya Riri belum minum susu sama sekali.

*****

"Minum dulu."

Gala menyodorkan gelas susu pada Riri. Namun lagi-lagi gadis itu menolaknya. Kalau Riri sudah dalam mode ngambeknya begini, Gala jadi bingung sendiri.

"Ayo Ri," ucap Gala masih berusaha menyodorkan gelas susu pada Riri.

"Gala jahat! Hiks...hiks...kenapa ngga bagunin Riri dari tadi? Kenapa ngga bilang kalo nenek meninggal?"

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang