34. Perjanjian

163K 20.7K 4.3K
                                    

Vote bisa tembus 1,5 k langsung up lagi! Wkwkwk

Huhu, maaf banget kemaren ngga bisa up. Sebagai gantinya aku up pagi-pagi nih :))

Kadang suka sedih dan kurang semangat. Masih banyak pembaca yang ngga bisa menghargai penulis. Mereka mau membaca dan menikmati tapi giliran vote diabaikan :(

Bukan gila vote atau gimana. Tapi jujur aja vote dan komen dari kalian itu bisa buat semangat aku nambah. Aku selalu bacain komen kalian satu-satu. Dan bakal senyum-senyum sendiri kalo nemu komen yang bisa nambah semangat.

Happy Reading!

"Ri," panggil Gala manja. "Jangan cepet-cepet jalannya. Gue masih ngantuk."

Gala berjalan di belakang Riri sembari mengucek-ucek matanya yang masih tertutup. Memegangi ujung kaos putih yang Riri kenakan saat ini. Cowok dengan wajah kusut khas bangun tidur itu membuntuti kemana pun Riri pergi.

Seperti saat ini. Riri pergi ke dapur untuk mengambil minum. Gala juga mengikutinya.

Riri berdecak kesal. "Minggir! Ih!"

Gala yang merasa tangannya ditepis kasar oleh Riri membuka matanya lebar. Menatap Riri dengan ekspresi datar. Tapi sedetik kemudian, Gala mencebikkan bibir bawahnya. "Jangan kasar-kasar napa, Ri!"

Riri tidak bergeming sedikitpun. Ia benar-benar ingin mengabaikan Gala. Tangan Riri terulur mengambil gelas lalu menuangkan air yang dia ambil dari kulkas.

Gala berdecak kesal. "Ri! Jangan cuekin gue!"

"Ri!" rengek Gala. "Jangan cuek terusss..."

"Jangan pegang-pegang deh," kesal Riri. "Pegang Sintia sana!"

"Rii..."

"Rii..." Gala menarik-narik kaos Riri dari samping.

"Gue ngga mau sama Sintia, maunya sama lo..."

"Ri jangan gini dong..."

Melotot tajam. Riri memukul tangan Gala. "Lepasin ngga?!"

"Galak banget," dengus Gala. Cowok itu terpaksa melepaskan tangannya dari kaos Riri.

"Ngga ngaca ya?" sinis Riri.

"Ngga usah ngaca juga. Gue udah tau kalo gue itu ganteng," ucap Gala dengan percaya diri.

Riri menghela napas. "Pede banget, ih!"

"Buktinya lo mau sama gue!"

Riri meneguk air dalam gelas hingga habis. Menghadapi sikap Gala yang seperti ini, ternyata membutuhkan tenaga yang benar-benar ekstra.

"Sama Sintia aja, ngapain sama aku?" sindir Riri. "Buktinya kemarin lebih milih nemenin Sintia 'kan?"

Gala menggeleng cepat. "Ngga gitu!"

Gala mengikuti Riri yang sekarang duduk di sofa. Hari libur yang tenang harusnya Riri bisa nonton film kartun sepuasnya. Ini malah ia diganggu oleh cowok menyebalkan seperti Gala sedari pagi. Ralat, sejak tadi malam Gala sudah mengganggu Riri yang sedang pura-pura tidur. Sampai-sampai cowok itu tidak pulang.

"Ngga gitu sayang, gue minta maaf ya?" mohon Gala. "Gue maunya sama lo aja."

Melihat Gala yang tiba-tiba menyandarkan kepala di pundaknya. Membuat Riri kesal setengah mati. Kalau keadaannya sedang baik-baik saja, tidak masalah. Mungkin Riri akan senang. Masalahnya mereka sedang dalam mode perang. Jadi hal semanis apapun yang Gala lakukan pada Riri tidak akan membuatnya luluh begitu saja.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang