Dinda dan Ernon ikut berdiri, dengan cepat Gibran menarik dua orang itu agar duduk kembali. "Gak usah ikut-ikutan bisa?" Cetus Gibran sambil menaikan sebelah alisnya. "Lebay banget!" Ucap Gibran lagi.

Sontak Dinda dan Ernon mendadak kesal mendengar perkataan Gibran.

Nalla melepaskan pelukannya dengan Alisa. Lalu mengajak Alisa duduk.

"Kenapa Sa tiba-tiba lo meluk gue, dan kalian-"

"Nal, sebenarnya kita kesini mau minta maaf sama lo. Kita udah di kasih tau sama Gibran kalau lo deketin Rava karena ancaman Chelin, maafin gue ya Nal, udah nuduh lo yang nggak-nggak." Ucap Dinda sambil berwajah sedih.

Nalla menatap Gibran, ternyata cowok itu benar-benar berubah dan menepati janjinya untuk membantu Nalla. Nalla yakin Gibran sebenarnya bukanlah orang yang kejam yang selama ini Nalla bayangkan.

"Jangan liatin gue mulu, gue salting ni." Ujar Gibran membuat Nalla segera beralih menatap ketiga temannya.

"Iya, gue juga minta maaf sama kalian. Terutama lo Din, gue sempet bohong soal nomor Rava. Gue gak ada maksud untuk bikin lo-"

"Nal, udah. Gue gak mau kita berantem lagi. Mulai hari ini, jangan ada lagi yang di tutup-tutupi ya. Kita saling terbuka aja. Kita udah lama loh Nal temenan." Ujar Dinda.

Mendengar itu, Nalla mengangguk mengerti lalu tersenyum. "Iya, janji gak akan nutupi lagi." Ucap Nalla sambil terkekeh.

Tak lama kemudian, Anhar datang dan langsung duduk di sebelah Nalla, menatap satu persatu teman-teman Nalla dengan tajam. Lalu matanya terhenti tepat pada mata Gibran yang kini juga ikut menatap Anhar sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ada urusan apa lo sama Nalla?" Tanya Anhar tajam.

Gibran tak menjawab, ia bingung dengan orang di hadapannya ini.

"Anhar, lo kenapa sih?" Tanya Nalla kesal.

"Nal, dia siapa?" Tanya Dinda dengan suara kecil seperti bisikan.

"Gue sepupu Alan." Jawab Anhar yang mendengar bisikan Dinda kepada Nalla.

Dinda langsung mencebikan bibirnya, Menatap Anhar dengan kesal.

"Iya, dia sepupunya Alan, sekaligus orang yang udah sering buat masalah di dalam kehidupan Nalla dan Alan." Cerocos Alisa.

Anhar langsung melototkan matanya. "Eh, lo!Jangan maen-maen ya. Mulut lo sembarangan kalo ngomong." Tukas Anhar tak suka.

"Sepupunya?" Tanya Ernon yang mulai menatap Anhar dengan teliti. "Kok beda jauh mukanya sama Alan, Alan cakep banget. Lo malah mirip kayak jamet..."

"Jamet, jamet gigi lu!" Bantah Anhar.

Semua orang menahan tawanya kecuali Anhar. Cowok itu malah menatap Ernon dengan aura permusuhan.

"Santai dong, gue kan bercanda." Ujar Ernon ikut kesal.

"Baperan banget sih!" Sambung Nalla yang kini menatap Anhar tak suka.

"Eh, eh, eh..." Tunjuk Anhar pada Gibran. "Mata lo, ngapain natap-natap Nalla segitunya? Oh, lo mau ambil Nalla dari Alan ya? Hadapi gue dulu!" Ucap Anhar menepuk-nepuk dadanya dengan percaya diri.

Nalla dan ketiga temannya saling menatap.

Setelah itu, Nalla langsung memukul pelan bahu Anhar. "Lo kenapa sih? Kenapa lo tiba-tiba gini Har?" Tanya Nalla sambil mengerutkan dahinya. Lalu detik berikutnya kerutan dahi Nalla menghilang, lalu Nalla menatap serius kepada Anhar. "Gue tau. Lo pasti disuruh Alan kan?" Tebak Nalla sambil menatap curiga ke Anhar.

NALLAN Where stories live. Discover now