"Sialan, lo!"

"Ngomong-ngomong soal El. Lo diapain lagi?" tanya Akbar iseng.

Suara decakan muncul dari mulut Ilham. "Kemaren gue dimarahi bokap. Gegara El ngadu kalo gue sering nonton film jorok."

"Lah lo aja yang bego. Kok bisa El tau? Lo nonton sambil mendesah ya?" tebak Akbar terkekeh.

Ilham menoyor kepala Akbar kesal. Akbar ini kalau bicara asal ceplos saja memang. "Mendesah, mendesah pala lo! El pinjem laptop gue buat ngerjain tugas. Laptopnya dia baru rusak. Terus ngga tau gimana ceritanya. Tiba-tiba semua film gituan gue dihapus sama dia."

"Terus terus?"

"Ya gue marahin, dong. Eh malah dia ceramahin gue. Gue disetelin video tujuh siksa kubur paling mengerikan. Habis itu dia lapor ke bokap."

"Bhahahahahaha...."

Alan, cowok yang sedari tadi hanya diam itu akhirnya membuka suara. Alan menatap Ilham datar. "Mampus," cibir Alan.

Ilham yang merasa kembali terhakimi. Hanya bisa mengelus dadanya. Sabar.

"Eh paketu," sapa Akbar melihat Gala datang bersama Riri. "Tumben malam-malam datang ke markas?"

"Bosen," singkat Gala menjawab Akbar.

Riri yang berdiri di samping Gala hanya cuek sambil memakan es krim kesukaannya. Sebenarnya Gala sudah melarang Riri makan es krim malam-malam begini. Tapi karena gadis itu terus merengek, akhirnya dengan terpaksa Gala menuruti kemauan gadis nakalnya itu.

"Bosen kelon, ya?" canda Ilham yang langsung mendapat delikan tajam dari Gala.

"Bosen idup lo?"

"Hehe, ampun paketu! Canda kok!" cengir Ilham kemudian tatapannya beralih pada Riri.

"Ri, sini deh. Gue punya video tikt*k baru! Lucu banget. Lo pasti suka."

Saat Riri hendak maju menghampiri Ilham. Tiba-tiba sebuah tangan besar menarik pergelangan tangannya. "Ngga usah, ngga usah. Gaboleh liat gituan dosa."

"Elah, Gal. Posesif amat."

"Ck! Gue ngga bakal posesif kalo lo ngga ngasih ajaran sesat ke Riri."

"Ngga sesat, Gal. Astaga hina banget diri gue."

"Riri mau liat, ih! Boleh yaaa...boleh...??" rengek Riri menarik-narik ujung kaos Gala.

"Gal, gue mau bicara berdua sama lo." Alan berdiri sembari mengarahkan dagunya ke dalam markas. Sepertinya ada hal penting yang ingin Alan bicarakan berdua dengan Gala.

Gala mengangguk dan menyuruh Alan untuk masuk ke dalam markas lebih dulu. "Lo di sini bentar, ya. Gue mau ngobrol berdua sama Alan. Jangan aneh-aneh!"

"Iyaa," angguk Riri.

"Ck! Belepotan banget," decak Gala mengelap bibir Riri dengan jarinya.

"Uwuphobia gue kambuh, Ham!!!"

"Cekek gue Bar, cekek!!"

"Ck, gila!" cibir Gala melihat tingkah absurd dua sahabatnya.

Sebelum masuk ke dalam. Gala sudah lebih dulu memperingatkan Ilham agar tidak mengajarkan Riri hal-hal yang sesat.

"Iya iya bos! Janji ngga nunjukin yang aneh-aneh," ujar Ilham saat Gala memberinya tatapan tajam.

"Awas lo sampe tuh bocah ngomongnya aneh-aneh lagi!"

*****

"Ilham puter yang tadi lagi dong!" seru Riri semangat.

"Yang mana yang mana?" tanya Ilham mengarahkan ponselnya pada Riri.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now