HAIDAR - Demam

755 81 13
                                    

Demam




H


A


I


D


A


R


Seperti biasa Angkasa harus menjadi alaram di pagi hari untuk Antariksha. Setelah selesai bersiap-siap Angkasa baru menuju kamar Antariksha untuk membangunkan adiknya itu. Untuk masalah seperti ini Angkasa lah yang paling rajin dari pada ke-lima suadara nya.

Angkasa secara perlahan membuka pintu berwarna pink itu, terlihat adiknya itu masih bergelut dengan dunia mimpinya.

Angkasa tersenyum melihat wajah lucu Antariksha saat terlelap itu.

Bayangan dimana Antariksha meninggalkannya dulu dan membuat hidup Angkasa kacau selalu saja berputar dalam pikiran Angkasa. Oleh karena itu ia sangat overprotektif dengan adik nya ini karena ia tidak mau kehilangan ana nya lagi.

“na…” panggil Angkasa sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah lucu Antariksha.

“na bangun udah pagi.” Ucap Angkasa begitu lembut sangat jauh berbeda dengan Angkasa yang dingin dan tak tersentuh.

“eugh…” Angkasa hanya mendegar lengguhan suara Antariksha sedangkan saat ia melihat kearah wajah Antariksha_ adiknya itu masih setia menutup mata nya.

“Ana bangun sayang udah pagi kamu…

Ucapan Angkasa terhenti saat tangannya yang menyentuh kening Antriksha merasakan hawa panas dari suhu tubuh adiknya itu.

“ana kamu demam…” panik Angkasa.

Angkasa segera berlari untuk mencari mama nya, Angkasa berlari menuruni tangga untuk menuju ruang makan. terlihat disana sudah ada Alpha, Langit,Gamma yang seperti nya baru bangun tidur terlihat juga Galaksi baru saja menuruni tangga sambil beberapa kali menguap.

Angkasa mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Mama nya, dan yup dapat Mama nya sedang memakaikan dasi untuk papa nya.

“Ma Ana demam.” Ucap Angkasa.

“APA.” Ucap mereka serempak.

“uhuk… uhuk…” Awan terbatuk saat dasi yang di pasangkan Bintang mencekik lehernya, bahkan tanpa memperdulikan awan yang terbatuk bintang langsung berlari menuju kamar Antariksha di ikuti Angkasa, Galaksi, Alpha, Langit lalu Gamma yang berlari heboh.

Bintang lansung duduk di tepi ranjang dan kemudian memeriksa keadaan Antariksha. begitu pun juga ke-lima Haidar lainnya berdiri mengelilingi sambil harap-harap cemas menunggu ucapan bintang.

“Gimana ma?” tanya Alpha saat bintang sudah memeriksa suhu tubuh Antariksha.

“Demam nya tinggi banget, kalian telpon dokter pribadi keluarga biar adek cepet di tanganin.” perintah Bintang.

Galaksi langsung berjalan keluar untuk menghubungi dokter pribadi kerluarga Haidar. tapi belum sampai pintu Galaksi mengurungkan langkahnya karena perintah dari papanya.

“Gak usah papa udah hubungin dokter, beberapa menit lagi juga sampai.” Ucap Awan, dasi yang ia kenakan masih sama dengan posisi mencekik tadi, tapi agak longgar.

“mending kalian siap-siap Alpha kan hari ini ada rapat, Gamma juga ada mata kuliah kan, apa lagi nih kembar tiga jangan mentang-mentang itu sekolah punya keluarga.” Ucap awan.

“Alpha di rumah aja jagain adek, nanti rapatnya biar di handel sekertaris Alpha pa.” Ucap Alpha mata nya masih tak luput dari wajah pucat Antariksha.

“Gak masuk sehari gak ngebuat Angkasa bodo, Angkasa disini aja jagain Ana.” Ucap Angkasa, walahnya masih menampilkan raut khawatir.

“Galaksi juga gak berangkat, Galaksi mau jagain sha-sha.” Ucap Galaksi tegas.

“Gamma juga.” Ucap Gamma dengan raut wajah sedih tapi di saat orang lain  melihatnya pasti gemas karena ekpresi Gamma begitu lucu.

“Gamma gak tega tinggalin Asha..” Ucap Gamma sambil menggembungkan pipi nya dan mengerucutkan bibirnya.

“Kalau Papa larang-larang Gamma_ Gamma bakal nangis.” Ucap Gamma.

“Langit ngikut aja.” Ucap Langit.

“Gak adil dong yang lain bolos masak Langit enggak.” Ucap Langit mendapatkan tatapan tajam dari Alpha, Galaksi, Angkasa, dan juga Papa nya_Awan.

“huft…” Awan hanya bisa menghela napas pasrah.

“ya udah biar nanti sekertaris papa yang urus izin kalian.” putus Awan pada akhirnya, karena percuma saja ke-lima anak nya itu akan tetap kekeuh pada pendiriannya.

“Makasih pa.” Ucap Alpha, Angkasa dan Galaksi.

“ih papa pengertian deh Langit jadi makin sayang.” Ucap Langit centil membuat Awan bergidik ngeri.

“Makasih papa Gamma gak jadi nangis, papa baik soalnya.” Ucap Gamma ceria.

“permisi.” Ucap seseorang menggunakan jas putihnya ketika ia memasuki kamar bernuansa pink itu.

yup Dokter pribadi keluarga Haidar,ia bergidik ngeri saat mendapatkan tatapan tajam dari keluarga Haidar kecuali bintang.

Ya mereka marah karena dokter tersebut sangat lama padahal dokter tersebut sudah sangat cepat untuk kesini bahkan hanya beberapa menit saja sebelum Awan menelponnya.




















Eyooooooo Author Update 🤯
Gimana nih guys buat chapter kali ini ?

Author tanyak nih ???

Next part kalian mau happy-happy apa sad ?

Comment guys !!!

Comment banyak-banyak biar author double update 🤯

Seperti biasa Vote dulu sebelum next tekan bintang di pojok bawah ⭐ Okay 😉 gampang kan.

Share Juga cerita ini ke temen-temen kalian siapa tau mereka juga suka dengan cerita ini.

Sambil menunggu update selanjutnya kalian bisa baca cerita Author lainnya yang gak kalah menariknya 😉

Author saranin baca Sweet Monster VIEL guys, yang suka sama pasangan uwuwuh yok mampir.

Oke deuh sampai jumpa di update selanjutnya di hari Sabtu 😉

TETAP SEMANGAT GUYS WALAUPUN HIDUP GAK SEPERTI APA YANG KITA INGINKAN 🔥🔥

HAIDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang