HAIDAR - Ana pergi?

664 58 14
                                    

Angkasa bergegas menuju kamar Antariksha setelah mendegar penjelasan dari Bintang dan Awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angkasa bergegas menuju kamar Antariksha setelah mendegar penjelasan dari Bintang dan Awan.Pikiran Angkasa sangat kalut, ia sangat butuh Antariksha untuk menenangkannya.

Angkasa tidak mau melampiaskannya dengan membuat barcode di lengan nya lagi, ia sudah berjanji pada Antariksha. Tapi jika tidak di luapkan akan terasa menyakitkan untuk itu ia butuh pelukkan hangat adik perempuannya itu.

“Ana…” panggil Angkasa saat memasuki kamar Antariksha.

“Na…” Panggil Angkasa sekali lagi namun takbada sahutan dari adik perempuannya itu.

Tidak  ingin menunggu lama karena Angkasa sangat sangat butuh pelukkan Antariksha akhirnya Angkasa langsung memasuki kamar bernuansa merah jambu itu.

“Na abang masuk  ya.” Ucap Angkasa sambil membuka pintu bertuliskan ‘princess Haidar itu’ .

“Huft…” Angkasa menghembuskan napas gusar nya saat ia tidak melihat keberadaan Antariksha disana. Angkasa pun bergegas pergi dari sana dan mencari Antariksha ke seluruh penjuru rumah.

 Angkasa pun bergegas pergi dari sana dan mencari Antariksha ke seluruh penjuru rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“hos… hos…” Angkasa mengatur napas nya karena ia habis berlarian mengelilingi rumah.

“Kenapa lo bang abis di kejar bahenol?” tanya Langit sambil memberi Angkasa minuman yang baru saja ia ambil dari dalam kulkas kebetulan mereka sekarang sedang berada di dapur.

“mana bahenol? huaaaa Kak Alpha…” teriak Gamma yang kini bersembunyi di ketek langit membuat Langit tidak menyianyiakan kesempatan untuk mengapit kepala Gamma.

Huft untung saja Langit belum mandi jadi semerbak harum ketek langit akan terhirup di indra pencium Gamma.

“hoek… Langit bau banget sih.. sampek Gamma mau muntah.” Ucap Gamma polos dan berusaha untuk  melepaskan kepala nya di ketek Langit namun nihil tak bisa_Langit terlalu kuat mengapit kepala Gamma.

“Ha… Ha.. Gamma kenapa?” teriak  Alpha yang kini sudah di ambang pintu dapur.

“Kak Alpha tolongin Gamma..” teriak Gamma dengan suara cempreng nya membuat Langit meringis mendegarnya karena jaraknya dan Gamma sangat dekat.

HAIDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang