HAIDAR - Pelukkan terakhir Langit untuk Senja

618 52 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Langit duduk termenung di taman rumah sakit Haidar, ia menatap senduh langit yang Nampak berawarna abu-abu itu menandakan sebentar lagi akan turun hujan namun Langit tak kunjung beranjak dari sana.

Kehilangan orang yang sangat ia cintai adalah mimpi buruk bagi Langit, apa lagi orang yang pernah ada di hatinya itu juga berkhianat pada nya.

Bahkan sampai sekarang senja masih memiliki tempat di hati Langit hanya saja Langit tak mau lagi terjebak dengan cinta yang semu. Ditambah lagi ia belum mendapatkan maaf dari Gava.

Apalagi masalah yang baru saja datang, masalah yang hampir saja menghancurkan keluarga nya.

sungguh batin maupun fisik Langit saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Banyak nya masalah yang Langit hadapi membuat Langit kesusahan untuk tidur, bahkan makan nya pun tak terartur sampai-sampai kemarin ia tak makan seharian.


“Gimana rasa nya.” Ucap seseorang dengan suara sinis nya membuat Lanngit mendongakkan wajah nya karena ia tadi menunduk menahan air mata yang keluar dari pelupuk mata nya.

deg

Langit langsung mengalihkan wajah nya saat mengetahui orang itu adalah Senja, perempuan yang menjadi cinta pertamanya sekaligus patah hati pertama nya.

Langit menggeram kesal, pasal nya ia sedang dalam proses untuk move on tapi kenapa dia tiba-tiba datang.

“sakit kan?” tanya senja sinis sambil terkekeh.

“Itu yang gue alamin dulu.” teriak senja dengan air mata yang keluar.

“pergi.” Ucap Langit tanpa menoleh sedikit pun pada Senja.

Sungguh ia ingin mendekap Senja dalam pelukkannya saat mendegar isakan gadis dihadapannya itu namun ia tak mau jatuh lagi dalam permainan senja.

senja terkekeh. “apa yang lo alami sekarang gak sebanding dengan apa yang gue alamin.” Ucap Senja tersenyum miris.

“lo bilang ini gak sebanding?” tanya Langit akhirnya berani menatap senja, namun bukan tatapan cinta lagi yang terdapat di manik-manik mata Langit namun tatapan nyalang penuh kebencian.

HAIDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang