58. Rencana

145K 18K 4.6K
                                    

Halo, selamat pagi. Ada yang baru bangun? Wkwk.

Coba dong isi kalian biasanya bangun jam berapa?

Aku pagi-pagi udah up. Biar kalian bahagia :v

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"MBOKKKKK....AII LOPYUUU..."

"Ck! Mulut lo mau gue jahit?" Alan menatap Ilham jengah.

"Marah-marah mulu bang," balas Ilham kemudian bernyanyi secara random. "Bang toyib, bang toyib kenapa tak pulang, pulanggg...anakmu...an..."

"Salah tuh lagunya," potong Akbar ngegas. "Yang bener tuh, bang Ilham, bang Ilham, kenapa tak laku, lakuuu..."

"Sialan," kata Ilham melotot pada Akbar yang tertawa. "Gue ini lagi seneng. Soalnya kemaren gue abis jalan sama Nenda dong!"

"Masa?" Akbar menggeleng tidak percaya.

"Iyalah," bangga Ilham.

"Jalan apanya? Lo cuma nganter Nenda pulang dari rumah Riri!" ucap Gala yang baru datang ke WBS. "Mbok es teh satu ya."

"Hahahahahahaha..."

"Gausah ketawa lo, Bar!" sinis Ilham. "Yang penting gue, 'kan berdua sama Nenda di mobil. Sama aja kaya jalan."

"Iyain aja deh," balas Akbar masih tertawa.

Alan menatap wajah Gala yang ada beberapa luka lebam. Tidak terlalu mencolok tapi tetap saja terlihat jika diperhatikan dengan saksama.

"Lo abis berantem?"

Gala menoleh pada Alan sambil mengunyah gorengan yang ia ambil di meja. "Dikit."

"Kenapa bos?" kepo Ilham.

"Biasa," cuek Gala.

Alan mendengus. Agak kesal. Karena Gala ini kebiasaan, selalu menyembunyikan sesuatu dan menyimpannya sendiri. "Jangan biasain gitu, kalo ada apa-apa cerita."

Sindiran Alan barusan membuat Gala menghentikan kunyahannya. "Kemaren gue ketemu sama Leon."

"Terus?" Ilham menatap Gala tidak sabar.

"Dia ngajakin gue taruhan," jawab Gala kemudian menghela napas kasar. "Kalo gue menang balapan, dia janji ngga bakal apa-apain Riri. Tapi kalo gue kalah, dia..."

Alis Alan terangkat sebelah. "Apa?"

"Kalo gue kalah gue harus ninggalin Riri."

"Ck! Taruhan macam apa itu! Gila tuh orang," dumel Ilham. "Jangan mau dibodoh-bodohin dia bos!"

"Terus kenapa muka lo bonyok?" Kali ini Akbar, manusia paling hobi memakan mie dengan nasi itu yang bertanya pada Gala.

"Gue nolak taruhan itu. Terus dia bilang gue pengecut. Dan setelah itu ya lo lo pada tau apa yang terjadi."

Gala mengedikan bahu lalu kembali memakan gorengan yang sempat tertunda tadi.

"Ini es tehnya den Gala," ucap mbok membawakan Gala satu gelas es teh.

Gala mengangguk. "Makasih ya mbok," senyum Gala.

"Mbok mie nya nambah lagi ya. Jangan lupa nasinya juga."

"Siap den Akbar," balas mbok seraya berjalan ke dapur.

"Mie mulu lo Bar, ntar usus lo kerinting kaya mie," cibir Ilham.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang