Menghela napas. Gala mencoba menjelaskan. "Gue ngga tega bangunin lo, Ri. Lagian kata bunda nenek udah dimakamin semalem. Bunda sengaja baru bilang barusan. Ngga mau bikin lo sedih."

"Tapi Riri 'kan pengen ke Bandung! Buat lihat nenek untuk terakhir kalinya!" sentak Riri memukuli pundak Gala.

"Bunda ngga ijinin kita ke sana. Yang penting lo selalu doain nenek aja."

"Riri pengen ke sana!"

"Ngga boleh, Ri." Gala mencekal pergelangan tangan Riri.

"Lepas ih! Riri mau ke nenek sekarang!"

"Ngga bisa, Ri. Ntar bunda malah khawatir. Besok hari senin loh. Kita harus sekolah."

Riri mengusap air matanya sembari menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal. "Riri pengen ke Bandung...hiks...hiks..."

Melihat Riri yang sangat kacau. Gala ikut berdiri untuk memeluk gadis itu. "Kapan-kapan kita ke Bandung. Kita ziarah ke makam nenek. Sekarang lo harus tenang dulu, oke? Kita cari waktu yang tepat ya?" bujuk Gala.

"Ngga mau!" kekeuh Riri. "Riri maunya sekarang hiks...hiks...hiks..."

"Cup cup sayang. Jangan nangis ntar nenek sedih loh." Gala mendekap Riri lebih erat. Memberikan Riri ketenangan lewat pelukannya.

"Riri mau lihat nenek...." ucapnya lirih karena tertahan oleh dada bidang Gala.

*****

Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian nenek Riri. Dan hari ini, juga hari ketiga Riri mendiami dan menjuteki Gala. Seperti sekarang contohnya. Sejak bunyi bel istirahat terdengar. Gala buru-buru menghampiri Riri ke kelasnya. Takut jika gadis itu akan menghindar seperti hari-hari kemarin.

"Jangan ih!" cegah Riri saat Gala hendak melihat ponselnya.

Dagu Gala terangkat "Kenapa?"

"Ini hp Riri!"

"Biasanya gue liat juga lo ngga seribet ini," kata Gala curiga. "Nyembunyiin apa lo dari gue?"

"Ngga ada."

"Siniin ngga?" ancam Gala dengan pelototan tajam. "Kalo ngga lo kasih, gue bakal rebut secara paksa."

"Ngga!" Riri mengantongi ponselnya di saku baju. "Ambil nih kalo berani?"

"Ck! Gue mah berani-berani aja. Tapi takutnya lo kesetrum tangan gue."

"Mana bisa tangan nyetrum."

"Bisa lah. Kalo gue ambil hp di kantong baju lo. Terus tangan gue ngga sengaja megang anu lo. Pasti lo bakal merasa ada getaran aneh."

"Tapi kayanya bakal gue sengajain megang deh. Buat mastiin aja itu cuma palsu atau asli," lanjut Gala dengan ekspresi tengilnya.

"Gala ih!" Riri menepis kasar tangan Gala yang hendak meraih ponselnya.

"Gue penasaran aja. Badan lo kek tuyul tapi itunya besar," ucap Gala sambil memerhatikan bagian atas tubuh Riri. "Gue yakin pasti itu cuma sumpel."

"Sumpel-sumpel apasih!" bantah Riri kesal.

"Halah! Ngaku aja lo. Lo sengaja pake sumpel biar kelihatan gede, 'kan?" tuduh Gala. "Mau belajar jadi centil ya lo?"

Gala mencondongkan badannya ke depan. Mengurung tubuh Riri yang mulai terhimpit hingga ke tembok.

Ayolah! Posisi seperti ini benar-benar tidak menyehatkan jantung. Apalagi mereka sedang berada di dalam kelas sekarang.

"Gala!" Riri mendorong tubuh Gala agar menjauh.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now