46. Takut Masuk Kelas

Mulai dari awal
                                    

"Biarin," jawab Gala cuek.

"Mereka semua kayanya suka sama Gala," cemberut Riri.

"Biarin."

"Biarin mulu dari tadi, ih!" Riri menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal dengan jawaban Gala.

"Ya terus gue harus gimana?"

"Kalo mereka suka sama Gala, terus Gala ninggalin Riri. Riri gimana?" tanya Riri sedih.

"Ngga!"

"Ngga apa?"

"Gue ngga suka mereka atau siapa pun itu. Cuma lo doang."

Mata Riri mengerjap polos. "Kenapa?"

Gala menghela napas kasar. "Satu aja nyusahin apa lagi dua," jawab Gala enteng membuat Riri kesal sekaligus senang disaat yang bersamaan.

"Buru masuk kelas. Entar istirahat gue samperin." Gala mengusap rambut Riri lembut.

"Beneran ya, Gala harus ke sini kalo istirahat."

"Iya beneran."

"Tapi Gala biasanya boong. Ngomongnya bakal nyamperin Riri, tapi malah ke kantin duluan sama temen-temen Gala."

"Ck! Ngga bakal boong gue." Gala mendorong bahu Riri ke dalam kelas gadis itu.

"Ya udah, Riri masuk."

"Hm," gumam Gala mengangguk.

Saat Riri berjalan memasuki kelasnya. Gala memanggilnya lagi. Membuat gadis yang rambutnya terurai sepundak itu berbalik badan. Menoleh pada Gala.

"Apa?" tanya Riri.

"Lo ngga usah takut. Lo punya gue. Gue pasti jagain lo," ucap Gala serius membuat pipi gadis berwajah imut itu bersemu merah.

Gala sosweet!

*****

"Galaa!!" panggil Sintia saat Gala sudah melangkah sampai di depan pintu kelasnya.

Dengan napas terengah-engah, Sintia berlari kecil menghampiri Gala. Gadis itu menunduk sembari memegangi lututnya.

Mungkin kelelahan berlari atau...hanya caper?

"Kenapa, Sin?" tanya Gala santai. Satu alisnya terangkat.

Sintia mengambil napas dalam-dalam untuk menetralkan deru napasnya yang berantakan. Sedikit berdehem, Sintia berujar. "Nanti lo bisa ngerjain tugas kelompok dari pak Surya yang kemaren itu ngga, Gal?"

Entah mengapa berbicara di depan Gala seperti ini membuat Sintia jadi gugup dan salah tingkah seperti sekarang.

"Oh iya, astaga gue lupa kalo ada tugas kelompok," ucap Gala. "Tapi kayanya ntar gue ngga bisa. Besok aja gimana?"

"Oh besok ya? Ya udah deh ngga papa."

"Sori, Sin. Gue jadi ngga enak sama lo," ucap Gala sembari masuk ke dalam kelas dengan Sintia yang berjalan di sampingnya.

"Woi!" sapa Ilham bertos ria dengan Gala. Sintia yang merasa diabaikan segera duduk di bangkunya sendiri. Sembari menatap Gala dengan sorot mata kecewa.

Akbar di samping Ilham ikut bertos ria dengan Gala.

"Mana Alan?" tanya Gala melihat bangku Alan yang masih kosong.

"Ngga tau. Biasanya dia yang rajin masuk kelas duluan," ujar Ilham mengedikan bahunya.

"Alan itu rajinnya ngalah-ngalahin pak kebun. Pak kebun belom dateng dia udah nongkrong di dalem kelas," kekeh Akbar.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang