33. Gala Ngegombal

Start from the beginning
                                    

"Bisa diem ngga?!" Riri melotot pada ponsel yang ternyata terlempar hingga mendekati meja belajar.

"Kalo ngga bisa diem, Riri banting lagi nih!" ancamnya dengan mata berkaca-kaca.

Tok tok tok!

"Sayang, bunda boleh masuk, ngga?"

Riri segera mengusap air matanya. Entah kenapa hari ini mood-nya benar-benar hancur. Air matanya mudah sekali keluar bahkan hanya untuk hal-hal sepele seperti perkataan bundanya tadi.

"Ngga boleh!" balas Riri.

"Bunda mau ngomong sama Riri."

"Riri mau bobok, bun."

"Ya udah kalo gitu, jangan nangis pokoknya," lebih baik Desi mengalah saja. "Good night, sayang."

"Good night too, bunda," jawab Riri lemah.

"Kenapa Gala jahat banget?" Air matanya kembali bercucuran. "Gala ngga sayang Riri lagi ya?"

"Riri sebel banget sama Gala! Tapi Riri sayang," ujarnya sembari memandangi satu lembar foto.

Dalam foto itu terlihat Gala dan Riri sedang berpelukan. Foto itu diambil beberapa bulan yang lalu saat Gala mengajak Riri dan teman-teman Riri hang out bareng bersama ketiga sahabatnya, Alan, Akbar dan Ilham. Dan yang mengambil foto itu adalah si jenglot, Ilham.

"Riri harus gimana? Riri sayang tapi kesel!" Riri berusaha memejamkan mata untuk sedikit menenangkan hatinya malam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Riri harus gimana? Riri sayang tapi kesel!" Riri berusaha memejamkan mata untuk sedikit menenangkan hatinya malam ini.

*****

"Ngga diangkat-angkat?" tanya Ilham. Cowok itu memilih duduk di samping Akbar yang sedang menikmati hisapan rokoknya.

Gala menggeleng. Sebagai jawaban tidak. "Sebelumnya Riri ngga pernah semarah ini ke gue. Paling marahnya dia cuma bertahan satu dua jam doang. Gue bujuk beliin es krim udah baikan lagi."

Alan menyahut, "Salah lo di situ, Gal. Selama ini lo selalu ngegampangin marahnya Riri. Sekalinya kaya gini, lo jadi kelimpungan sendiri."

"Nah tul!" tambah Ilham. "Jomblo-jomblo gini gue ngga sebrengsek lo ya, mentang-mentang Riri polos gampang ditipu. Lo seenaknya boongin dia."

"Kalo saran gue, Gal. Mulai sekarang lo harus jujur sama Riri. Apa yang lo tutup-tutupin dari Riri selama ini, mending lo kasih tau dia secara perlahan," ucap Akbar. Cowok itu kembali menghisap rokoknya. "Kebohongan lo yang sekarang aja buat Riri semarah ini. Apalagi kalo dia tau, selama satu tahun belakangan ini lo masih sering ikut balapan liar. Gue ngga bisa bayangin sih, gimana sakitnya Riri kalo tau lo nyembunyiin kebohongan lo sampe setahun."

Gala menghela napas panjang. "Ya jangan sampe dia tau."

"Kebohongan pasti kebongkar. Mau itu sekarang atau nanti. Semua tinggal tunggu waktu yang tepat aja." Alan tersenyum tipis. Cowok itu menepuk-nepuk pundak Gala.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now