Prolog

604K 40.1K 13.3K
                                    

"Sekarang lo jadi pacar gue."

Cewek bermata bulat yang masih memakai seragam putih biru itu mengerjapkan mata. "Beneran? Riri jadi pacar Gala sekarang?"

Di hadapannya seorang cowok dengan seragam yang sama langsung mengangguk. "Iya. Jadi lo nggak boleh terlalu deket sama cowok lain selain gue."

"Kenapa?" tanya Riri mencebikkan bibir bawahnya.

"Mereka sering nakalin lo."

Tak perlu lama berpikir, kepala Riri langsung mengangguk. "Oh iya ya."

"Kalo ada yang ganggu atau usilin lo kaya tadi nggak usah bilang guru atau ngadu ke Bunda. Langsung dateng ke kelas gue. Bilang ke gue."

"Iya," jawab Riri. "Riri kan udah jadi pacar Gala. Berarti Riri boleh panggil Gala...sayang?"

"Hah?" tanya Gala melongo.

"Soalnya temen Riri kalo udah pacaran, manggilnya sayang."

Gala menggelengkan kepala, menolak. "Nggak usah deh."

"Kok gitu? Katanya kita pacaran?"

Menghela napas panjang, Gala kemudian menjelaskan pada cewek mungil di depannya yang sibuk membenarkan poni depannya itu. "Pacaran nggak harus manggil sayang, Ri. Yang penting gue sayang beneran sama lo dan lo juga gitu." Gala menjeda ucapannya beberapa saat sebelum berucap kembali. "Percuma kalo manggilnya sayang-sayangan. Tapi nggak sayang beneran."

"Tapi terserah lo," tambah Gala sambil mengedikkan bahu dan membiarkan Riri menentukan pilihannya sendiri.

Riri tampak berpikir sejenak. "Iya deh, Riri manggil Gala aja. Kalo sesekali manggil sayang nggak papa kan?"

Gala tersenyum lalu mengangguk. "Iya nggak papa."

"Ri," panggil Gala. Ia mengusap-usap puncak kepala Riri dengan sayang.

Riri yang baru pertama kali mendapat sentuhan seperti itu dari laki-laki, merasa ada desiran aneh di dadanya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Pipi Riri memanas. Jantungnya berdegup tidak karuan.

Apa ini yang namanya jatuh cinta?

Mata Riri mengerjap polos. "Kenapa?"

"Lo sekarang milik gue. Gue milik lo. Lo boleh minta apapun ke gue. Asal jangan minta bunga. Lo tau kan? Gue nggak suka bunga."

"Padahal Riri suka bunga."

Riri sedikit merasa sedih dengan pengakuan dari Gala yang katanya tidak menyukai bunga. Karena dirinya justru menyukainya.

"Emm, gue boleh minta sesuatu nggak?"

"Gala minta apapun pasti Riri kasih!" jawab Riri semangat.

"Kalo gue minta buat bayi?"

Riri terkejut. "Emang bisa?! Gimana caranya?!" tanya Riri semangat. Ia menggoyang-goyangkan lengan Gala tidak sabar.

"Tinggal goyang."

"Hah? Goyang apa? Goyang dumang? Goyang dombret? Apa goyang itik?"

Gala berdecak. "Ck, goyang ngebor!"

Mata Riri semakin membulat. "Gimana itu?"

Gala mendengus sebal. Tidak mungkin kan ia praktekkan ke Riri goyang ngebor itu bagaimana. Di tengah-tengah taman sekolah begini pula. Ya meskipun ini taman bagian belakang yang suasananya sepi.

"Udah, jangan bahas itu lagi. Jangan dikasih kalo gue minta buat bayi."

"Hm iya deh," angguk Riri.

"Ri, merem deh."

Tanpa banyak bertanya Riri langsung memejamkan mata. Hal itu tentu saja membuat Gala tersenyum senang. Tidak perlu ia menjelaskan panjang lebar pada Riri. Cewek itu langsung menuruti perkataannya.

Gala memiringkan kepala. Sedetik kemudian bibirnya mendarat di bibir Riri. Lama, Gala membiarkan bibirnya menempel di bibir Riri.

*****

Gimana suka ngga sama cerita Riri & Gala? Spam komen kalo kalian suka❤❤❤

Jangan lupa vote juga

Follow instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@erlangaileen

Gala Arsenio Abraham

Serina Kalila (Riri)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Serina Kalila (Riri)

Serina Kalila (Riri)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now