LUKA DIBALAS DUSTA.

10.7K 912 39
                                    


Kita terlalu santai
Menggapai sesuatu yang tergadai
Kita terlalu asyik
Sampai lupa bahwasannya bukan pemilik.

(Schatje, aprilwriters)

***

"Tolong jelasin sama gue—sebelum teman lo ini mati berdiri." Jesslyn menyudutkan Karenina pada tembok di dekat pintu dapur, ia bahkan sengaja menutupnya agar orang-orang di luar tak mendengar suara mereka. Sungguh, Jesslyn sudah sangat kesal menahan satu pertanyaan di kepalanya selama lebih dari dua jam, satu pertanyaan yang mungkin mendapat beragam jawaban, dari satu benang ke benang lain terhubung menjadi satu. Untung saja kali ini Denial berada di halaman rumah bersama Nathan, sibuk mengurusi foodtruck Karenina yang terparkir di sana, untunglah tim marketing benar-benar membereskan setiap posisi yang Karenina inginkan di dalam kendaraan itu. Beberapa kali ia sudah mengecek laptopnya, memilah posisi beberapa furniture yang harus berada di sana, sebab setiap orang menginginkan kenyamanan saat mereka langsungkan pekerjaan, belum lagi—mungkin Karenina akan melakoni bisnisnya sendiri, ia belum temukan partner kerja yang pas.

Sliding door cabinet, wastafel, freezer 100 liter, ekshouse hood, show case serta deep frayer telah dipasang sedemikan rupa oleh tim marketing. Karenina hanya tinggal mengisi barang-barang pelengkap untuk foodtruck-nya, untung saja jauh-jauh hari ia sudah meminimalisir beberapa barang yang harus tersedia, untung saja Karenina benar-benar mengecek kelengkapan perabotannya. Oke, satu per satu beban yang menggelayut di bahunya mulai meluruh halus, pergi meninggalkan.

"Saya—" Karenina agak kikuk tanggapi ekspresi Jesslyn kali ini, tampak mengerikan seperti siap menerkam mangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya—" Karenina agak kikuk tanggapi ekspresi Jesslyn kali ini, tampak mengerikan seperti siap menerkam mangsa. "Jangan begini, dong." Karenina mendorong pelan Jesslyn agar menjauh darinya, mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih yang hendak berciuman. Sungguh, Karenina bukan bagian dari lesbian.

"Ya, terus apa!" Eskpresi Jesslyn berubah saat ia menggacak gemas rambutnya sendiri dan duduk di lantai, menggerakan kaki seperti anak kecil meminta mainan, ia tampak frustrasi. "Lo beneran bikin gue stres, Karenina. Lo sama dia ada apa? Lo main belakang, ya? Lo nggak kasihan sama si Royan, dia abang gue, Karen! Dia abang gue!" Jesslyn merengek, harusnya Karenina iba, tapi tak sama sekali. Jika ia miliki kembang gula kemungkinan bisa membungkam bibir Jesslyn kali ini.

"Saya sama dia, kenapa?" Karenina melewati sahabatnya begitu saja, membuka kulkas dan keluarkan sebotol air mineral dingin sebelum meneguknya sampai habis, ikut mengurusi kendaraan barunya serta berbicara banyak hal mengenai bisnis foodtruck bersama tim marketing tadi benar-benar membuatnya lelah, tapi lelah yang jelas terbayarkan. Sebagai pebisnis pemula setiap orang perlu pedoman yang lebih luas, perlu chanel yang bisa mengaitkan satu hal dengan lainnya, perlu lebih banyak pengetahuan. Untung saja tim marketing tempat Karenina memesan foodtruck adalah mereka yang selalu memberi saran, berbagi tentang laba rugi dari beberapa pelanggan yang sudah pernah memesan.

Schatje (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang