APA BAIK-BAIK SAJA?

2K 79 4
                                    

Menyisir aroma pertikor di balikmu
Tercecer banyak ragu
Sebab aku hanya manusia
Oleh batas waras di penghujung masa

Schatje, aprilwriters.

***

Rintik gerimis masih tercecer di sepanjang jalan, dedaunan yang basah hingga rooftop kediaman seseorang, ia termangu di balik meja makan meski jarum pendek jam dinding sudah menyentuh angka sepuluh—di mana sebagian besar manusia memilih mengistirahatkan raga mereka, sepasang kakinya ikut menapak permukaan kursi disertai lutut tertekuk, tangan kiri mendekap lutut, sementara tangan kanannya terangkat di depan wajah. Sepasang iris cokelat Karenina menatap lekat sebuah benda melingkar di jari manisnya, cincin itu—pengerat hubungan, tapi apa sekarang sudah kehilangan makna?

Wajah Karenina masih pucat, tapi setidaknya ia telah bersedia keluar kamar setelah sempat berdiam di sana selama berjam-jam, terlebih usai kepulangan Denial sore tadi, Karenina hanya menghabiskan waktu untuk duduk di sofa seraya memutar berulang-ulang music box pemberian Royan, membuatnya terus saja mengingat masa lalu.

Parmini baru keluar dari kamar, ia menuju dapur sebelum tertegun sejenak di ambang pintu saat melihat putri majikannya melamun seraya menatap jemari kanan.

"Mbak Karenina kenapa," lirih Parmini, wanita paro baya itu lanjut melangkah, lebih tepatnya langsung mendekati Karenina. "Mbak." Suara halusnya menyapa.

Karenina menoleh, ia tersenyum samar. "Belum tidur?"

"Saya mau minum, haus."

"Okey."

Namun, keinginan Parmini untuk meneguk air seketika surut, wanita itu lebih tertarik mendalami sesuatu dalam diri Karenina, khususnya tentang hari ini—sebab Parmini mengasumsikan sendiri.

"Saya boleh duduk di sini ndak, Mbak?" tanya Parmini.

"Duduk aja, Bi. Nggak jadi minum?"

"Nanti saja." Parmini menarik kursi kosong di sisi Karenina, lantas duduk di sana. Senyum wanita itu benar-benar hangat dan meluluhkan, karakter heartwarming seorang perempuan tua yang membuat Karenina merasa nyaman. Setidaknya, ada satu saja manusia yang bisa ia percaya meski tak setiap hal harus ia ungkap pada perempuan itu, melihat Parmini sehat serta bersemangat melakoni rutinitasnya saja sudah cukup membuat Karenina merasa tenang. Sebab, seringkali sebuah suara bisa hangus oleh situasi, ibaratnya ketika seorang ibu begitu menikmati amarah menggebu sewaktu pulang bekerja, tapi langsung menguap lesap setelah melihat anak balitanya tertawa menyambut di balik pintu rumah. Bukankah ini sebuah penyembuh?

"Boleh tanya?"

Karenina sempat berkedip, "Iya boleh, masa enggak. Ada apa sih?"

"Mbak Karenina pasti lagi banyak pikiran, ya?" Parmini sudah memikirkan ini sejak memergoki Denial yang hanya diam di depan gerbang tanpa berniat memasuki rumah siang tadi, itu terasa aneh, untuk apa hanya diam di sana—sementara kekasihnya berada di rumah—tanpa Parmini tahu jika hubungan kedua insan tersebut tengah menjalani fase break yang mencekik satu sama lain.

Karenina kembali tersenyum, kali ini lebih lebar, tapi seperti terpaksa. "Enggak kok, saya baik-baik aja, mungkin karena lagi sakit, jadi banyak ngelamunnya. Itu kan maksudnya, Bibi?"

Tentu tidak, sebab Parmini menggeleng. "Mbak Karen ada masalah kan sama Mas Denial itu?"

Karenina terdiam, ia menatap sendu sepasang mata tua Parmini tanpa berkedip, jakun kecil perempuan itu bergerak seolah menelan pil pahit. Mendadak lidahnya terasa kelu, ini terlalu menyiksa.

"Mbak Karenina ndak baik-baik saja, kan?"

Pecah.

Benar-benar pecah, Karenina tak lagi bisa menahannya, ia tak mampu membendung air hujan nan sempat tertahan di pelupuk mata sebab berusaha menyembunyikan apa-apa yang membuat Parmini bisa mengorek lebih jauh, insting wanita itu terlalu kuat, ia pintar membaca situasi.

***

Yaelah pendek bener, tapi ini ada kelanjutannya kok sampe 2300kata. Dimulai chapter 88 sampe ending, Schatje ada di KaryaKarsa ya, kamu bisa langsung meluncur ke lapak @aprilwrites di sana, kalo gak mau donlot aplikasi—bisa baca via web lewat Karyakarsa.com terus cari akun aku, malah katanya kalo lewat web itu koin lebih murah.

Thank you ♡('ω')♡

Schatje (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang