SEMANGKUK MIE AYAM.

17.8K 1.4K 48
                                    


Tangan-tangan kurus itu sibuk meletakan beberapa pack pembalut ke dalam keranjang merah minimarket yang kini berada di tangan kiri Karenina, ia terlihat kasual dengan rok jeans selutut dan sweater pelangi serta rambut yang diikat rendah, penampilannya jauh berbeda dengan Karenina ketika pergi ke kantor, ia lebih pantas disebut anak SMA kali ini.

Kakinya bergeser pada rak berisikan pengharum ruangan serta obat nyamuk semprot, Karenina suka pengharum ruangan aroma lemon, ia juga suka obat nyamuk semprot aroma lavender. Kini barang-barang itu mulai memenuhi keranjang belanjaannya.

Kakinya kembali bergerak hampiri showcase, kali ini tangan kanan yang diminta bekerja membuka pintu showcase sebelum meraih beberapa softdrink berkarbonasi. Karenina memang suka meminumnya sewaktu-waktu jika di rumah, ia simpan dalam kulkas.

Lirikan mata itu beralih pada tempat es krim, siapa yang tak suka es krim? Mungkin nenek-nenek dan penderita gigi sensitif, untung saja Karenina belum rasakan keduanya, jadi ia bebas memilih varian apa pun sekarang. Pilihannya jatuh pada satu cup kecil rasa avocado chocolate yang tengah marak dalam iklan televisi.

Beres, Karenina bawa keranjang belanjaannya hampiri meja kasir.

"Pulsanya sekalian, Mbak?" tawar perempuan berhijab yang sibuk masukan belanjaan Karenina dalam sebuah kantung besar.

"Enggak. Berapa?"

"Totalnya jadi 150ribu."

Karenina keluarkan dua lembar seratusan ribu dari saku rok jeans, ia ulurkan pada si kasir.

Karenina membawa kantung belanjaan usai transaksi pembayaran selesai, ia hampiri mobilnya di halaman minimarket sebelum duduk di balik kemudi dan letakan kantung belanjaannya di jok kemudi. Namun, perempuan itu tak lantas hidupkan mesin mobil, ia keluarkan es krim miliknya sebelum mencair.

Tembang lawas milik Ruth Sahanaya kini mengalun merdu setelah pemiliknya hidupkan radio dalam mobilnya, kebetulan hari Minggu menjadi waktu favorit Karenina untuk dengarkan lagu-lagu lawas yang selalu diputar oleh salah satu stasiun radio sekitar pukul sepuluh pagi.

Setiap orang miliki selera masing-masing sekalipun Karenia lahir di tahun 90-an, tapi ia masih bisa menikmati lagu-lagu yang terkenal di era 80-an.

Lagu dengan judul Layu Sebelum Berkembang itu seringkali Karenina dengarkan, dulu saat ia masih kecil-lebih tepatnya ketika mendiang Liana masih ada, lagu itu adalah kesukannya.

Es krim Karenina nikmati dengan tenangnya hingga suara petir di langit begitu cepat mengubah keadaan, langit memang sudah mengabu sejak Karenina putuskan keluar rumah untuk datang ke minimarket, sudah memberi tanda-tanda akan turunnya hujan pada para penghuni bumi.

Waktu tenang Karenina lenyap dalam sekejap, buru-buru ia habiskan es krimnya dan matikan radio sebelum putar kunci mobil dan tarik persneling. Karenina letakan cup es krim yang kosong di atas dashboard.

Kini mobil melaju pelan tinggalkan halaman minimarket hampiri jalan besar yang ramai lalu-lalang kendaraan, nyatanya tetesan kecil dari langit memang bergerak turun menyentuh selasar semesta, membuat panik siapa-siapa yang belum berlindung darinya.

Dari kejauhan terlihat seseorang sibuk mendorong motor besarnya saat ban bagian belakang kempes setelah tertusuk paku di jalan beberapa menit lalu. Karenina seperti familier dengan punggung serta gaya langkah laki-laki yang kenakan jaket denim serta helm hitamnya.

Itu Denial?

Karenina melewati Denial begitu saja tanpa si pemilik motor tahu kalau salah satu pengemudi dari beberapa mobil yang melewatinya adalah Karenina Hasan.

Schatje (completed)Where stories live. Discover now